Real Madrid kembali menunjukkan superioritas atas sang tetangga, Atletico Madrid. Meskipun kalah dalam derbi Madrid, Atletico tetap memimpin pemburuan trofi Liga Spanyol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, MINGGU – Atletico Madrid seakan mengalami “déjà vu” ketika harus mengakui keunggulan Real Madrid 0-2 dalam laga derbi Madrid, Minggu (13/12/2020) dini hari WIB, di Stadion Alfredo Di Stefano. Dalam tujuh musim terakhir, Real adalah penghalang utama bagi Atletico untuk meraih trofi juara.
Pelatih Atletico Diego Simeone masih mengingat dengan jelas kekalahan timnya dalam dua laga final Liga Champions dari Real pada musim 2013-2014 dan 2015-2016. Kemudian, pada Piala Super Spanyol musim lalu, Real kembali memupus keinginan Atletico untuk mengakhiri dahaga gelar juara setelah takluk 1-4 dalam drama adu penalti.
Praktis, hanya kemenangan 4-2 atas Real di Piala Super Eropa edisi 2018 yang menjadi kemenangan manis Atletico dalam laga perebutan gelar dengan Real dalam satu dekade terakhir.
Kondisi itu pun seakan berjalan lurus dengan hasil di Liga Spanyol. Klub berjuluk “Los Rojiblancos” itu hadir ke Alfredo Di Stefano dengan bekal 26 laga tidak terkalahkan sejak Februari 2020. Catatan itu pun diraih dengan 17 kemenangan dan 9 hasil imbang.
Tetapi, dua gol Real yang dihasilkan berkat sundulan gelandang, Casemiro, di menit ke-15, serta bunuh diri kiper Atletico, Jan Oblak, di menit ke-63, mengakhiri rekor mengagumkan skuad asuhan Simeone itu. Jumlah gol yang dicetak “Los Blancos” ke gawang Oblak setara dengan jumlah kemasukan Atletico dalam 10 laga awal liga musim ini.
Kekalahan itu menunjukkan kembali keperkasaan Real terhadap Atletico. Pasalnya, kekalahan terakhir Atletico di musim lalu terjadi pula di kandang Real, Santiago Bernabeu. Dalam laga yang berlangsung 1 Februari 2020 itu, Atletico dipaksa pulang tanpa poin setelah Real unggul lewat gol tunggal Karim Benzema.
Kami berusaha mengulang taktik ketika mengalahkan Barcelona, tetapi upaya itu tidak terulang dengan baik di hadapan Real. Seluruh pemain gagal menampilkan permainan terbaik dan saya sebagai pelatih gagal membaca taktik permainan dengan baik.
“Kami berusaha mengulang taktik ketika mengalahkan Barcelona, tetapi upaya itu tidak terulang dengan baik di hadapan Real. Seluruh pemain gagal menampilkan permainan terbaik dan saya sebagai pelatih gagal membaca taktik permainan dengan baik. Inilah sepak bola, segalanya bisa terjadi,” ucap Simeone dilansir AS seusai laga.
Kekalahan itu membuat selisih Atletico dengan Real di papan klasemen terpangkas menjadi tiga poin. Atletico masih bertahan di puncak klasemen dengan mengumpulkan 26 poin dari 11 laga.
Meski begitu, “Los Rojiblancos” masih berpeluang memperlebar keunggulan poin dari Real Sociedad dan Real Madrid yang menduduki posisi kedua dan ketiga. Sebab, Atletico masih memiliki tabungan satu laga dibandingkan dua pesaing yang telah menjalani 12 pertandingan.
Tetap optimis
Berkat kondisi itu, bek Atletico, Mario Hermoso, tidak terlalu gusar usai tumbang dalam derbi Madrid edisi ke-226 itu. Menurut Hermoso, kekalahan pertama di Liga Spanyol musim ini tidak menurunkan kepercayaan diri rekan setimnya untuk mempertahankan posisi puncak klasemen.
“Kami akan melanjutkan kerja keras. Kekalahan perdana ini memang menyakitkan karena kami bermain buruk, tetapi kami akan terus berjuang untuk menjaga level permainan fantastis di awal musim ini,” kata Hermoso yang memulai karier sepak bola di akademi Real Madrid pada periode 2005-2014.
Optimisme juga disampaikan Presiden Atletico Enrique Cerezo. “Kami masih memiliki keunggulan tiga poin dan satu laga tersisa. Kami percaya memiliki masa depan yang baik di liga musim ini karena tim akan kembali mengincar kemenangan di laga selanjutnya,” kata Cerezo kepada Movistar.
Manuel Malagon, editor Marca, menilai, kekalahan Atletico disebabkan Simeone masih belum menemukan taktik yang tepat untuk meredam trio lini tengah Real yang diisi Luka Modric, Toni Kroos, dan Casemiro. Meski begitu, lanjutnya, Atletico bisa menjadikan kekalahan dari Real sebagai pelecut diri untuk kembali menjalani laga tak terkalahkan seperti di putaran kedua musim lalu.
“Atletico harus kembali bangkit. Apabila mampu mencatatkan kembali rekor tak terkalahkan lebih dari 20 laga ke depan, kesempatan besar untuk menjuarai liga ada di tangan ‘Los Rojiblancos’,” tulis Malagon dalam kolom analisis di Marca edisi Minggu (13/12).
Senang
Pelatih Real Zinedine Zidane puas dengan penampilan anak asuhannya yang mampu menguasai pertandingan. Dalam laga itu, Real menguasai 57 persen penguasaan bola serta menciptakan 11 tembakan. Catatan itu lebih superior dari tim tamu yang mengoleksi 43 persen penguasaan bola dan hanya mampu melakukan lima tembakan selama 90 menit.
“Menyaksikan pertandingan ini membuat saya senang, seperti ketika kami menang di laga pemungkas Liga Champions lalu. Kami mengontrol pertandingan dan mengakhiri rekor 26 laga tak terkalahkan Atletico,” tutur Zidane dilansir laman klub.
Dalam tiga laga terakhir, Real selalu meraih kemenangan dan tidak sekalipun kebobolan. Di tengah penampilan yang mulai konsisten, Zidane menganggap kemenangan atas Atletico bukan sesuatu yang patut dirayakan.
“Saya memberikan selamat kepada para pemain yang mampu tampil konsisten. Tetapi, tidak ada perayaan bagi kami karena kami belum memenangi apapun,” kata Zidane yang telah mempersembahkan 11 trofi untuk “Los Blancos”.
Mentalitas tak puas Zidane pun telah diserap dengan baik oleh para pemainnya, termasuk Casemiro. “Normal ketika kami mendapatkan hasil buruk, kemudian kami bangkit untuk mendapatkan kemenangan beruntun. Kami berusaha keras dalam satu musim tidak sekedar untuk mendapatkan kemenangan di satu laga besar, tetapi demi meraih hasil fenomenal di penghujung musim,” kata gelandang asal Brasil itu. (AFP)