VAR atau asisten wasit peninjau video kembali menjadi sasaran kemarahan klub-klub di Liga Inggris. Kali ini, VAR membuat Manajer West Ham United David Moyes mengamuk meskipun timnya menang atas Leeds United, 2-1.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LEEDS, SABTU — West Ham United merangkak naik ke peringkat kelima klasemen sementara Liga Inggris dengan koleksi 20 poin seusai mengalahkan Leeds United, 2-1, di Stadion Elland Road, Sabtu (12/12/2020) dini hari waktu Indonesia. Meski menang, Manajer West Ham United David Moyes marah besar atas keputusan wasit yang diambil menggunakan bantuan VAR (asisten wasit peninjau video).
Sumber kemarahan Moyes itu terjadi ketika laga baru berjalan sekitar 5 menit dan Leeds mendapatkan tendangan penalti. Moyes marah karena wasit memutuskan mengulang penalti yang diambil Mateusz Klich tersebut. Padahal, pada kesempatan pertama, kiper West Ham, Lukas Fabianski, mampu menggagalkan tendangan Klich.
Akan tetapi, setelah dicek ulang dengan menggunakan VAR, wasit menilai kaki Fabianski telah lebih dulu melewati garis gawang sehingga tendangan penalti pertama itu dinilai tidak sah. Ketika mendapat kesempatan kedua, Klich baru bisa memanfaatkannya dengan baik. Leeds pun unggul, 1-0.
”Tendangan penalti (yang pertama) itu sah. Saya marah, sangat marah. Ini yang membuat sepak bola kehilangan jati dirinya,” kata Moyes seusai laga itu, seperti dikutip BBC.
Ada alasan mengapa Moyes begitu berang. Ia merasa kaki Fabianski masih menginjak garis gawang. Jika perlu, ia berseloroh, gunakan mikroskop untuk membuktikannya.
Dalam tayangan ulang yang digunakan VAR dan menjadi dasar wasit untuk menentukan keputusannya, kedua kaki Fabianski tampak tidak menginjak garis gawang sebelum bola tertendang. Jarak yang tipis antara tumit Fabianski dengan garis gawang yang kemudian menimbulkan kontroversi dan kemarahan Moyes.
West Ham beruntung masih bisa membalikkan keadaan dan membalas dua gol melalui Tomas Soucek pada menit ke-25 dan Angelo Ogbonna pada menit ke-80. Tim ”Palu Godam” ini mengeksploitasi pertahanan Leeds yang tidak kunjung membaik.
Anda melihat sendiri aksi bola-bola mati kami dan ini menjadi bagian terpenting dalam permainan kami.
Kemenangan ini sangat penting bagi West Ham yang pada laga sebelumnya dikalahkan Manchester United, 1-3. Mereka sudah menjalani 12 laga dan butuh tabungan poin yang banyak mengingat tim-tim besar, seperti MU dan Manchester City, baru menjalani 10 laga dan terpaut satu hingga dua poin di bawah West Ham.
Ancaman bola mati
Keberhasilan West Ham mengalahkan Leeds tidak terlepas dari kepiawaian mereka mengolah bola-bola mati menjadi gol. Dua gol pada laga itu pun tercipta dari tendangan bola mati dan diselesaikan dengan baik oleh Soucek ataupun Ogbonna dengan sundulan kepalanya.
Soucek mencetak gol umpan tendangan pojok, sedangkan Ogbonna memperoleh umpan dari tendangan bebas. ”Anda melihat sendiri aksi bola-bola mati kami dan ini menjadi bagian terpenting dalam permainan kami,” kata bek West Ham, Aaron Cresswell.
Pada musim ini, West Ham sejajar dengan Chelsea sebagai tim di Liga Inggris yang memiliki serangan dari bola mati yang berbahaya. Kedua klub itu telah mencetak delapan gol dari bola mati (kecuali tendangan penalti).
Di sisi lain, Leeds merupakan tim yang paling menderita dan sering kebobolan melawan tim dengan kemampuan tersebut. Leeds kini telah kebobolan tujuh gol dari serangan yang dibangun melalui tendangan bola mati.
Manajer Leeds United Marcelo Bielsa pun mengaku cemas dengan kelemahan timnya tersebut. ”Saya cemas karena kelemahan ini membuat tim tidak menjadi seimbang dan kami kesulitan untuk memperbaikinya,” katanya.
Bielsa, yang menyuntikkan pola permainan menyerang, membuat Leeds disebut sebagai tim kuda hitam pada musim ini. Mereka sudah mampu mencetak sebanyak 17 gol musim ini, tetapi juga kebobolan sebanyak 22 gol.
Ketidakseimbangan antara kekuatan serangan dan pertahanan ini yang membuat Leeds masih berada di peringkat ke-14 dengan 14 poin. Namun, setidaknya mereka masih aman karena Burnley yang berada di zona degradasi baru mengantongi enam poin. Bielsa masih punya banyak waktu untuk memperbaiki masalah ini. (AP/AFP/REUTERS)