Figueiredo Vs Moreno: Tarung ”Dewa Perang” dan ”Pembunuh Berwajah Bayi
Penggemar bela diri campuran (MMA) akan disuguhkan duel menarik UFC penutup tahun ini, Deiveson Figueiredo versus Brandon Moreno, Minggu waktu Indonesia. Duel ini memerebutkan status ”petarung terkeji” di kelas terbang.
Oleh
Syahnan Rangkuti
·5 menit baca
Tidak banyak pertandingan olahraga kelas dunia yang mampu bertahan menahan gempuran pandemi Covid-19. Sudah ada olahraga yang mulai bangkit, tidak sedikit pula yang masih mati suri atau tertatih-tatih mencari bentuk baru. Namun, tidak demikian halnya dengan seni bela diri campuran (mixed martial art, MMA).
Penyelenggara tarung MMA, Ultimate Fighting Championship (UFC), adalah salah satu pelopor pertandingan olahraga yang paling cepat bangkit dan mampu bertahan menyapa penggemar setianya sejak Mei 2020. Tentunya, pertandingan dilaksanakan sesuai dengan prosedur penanganan pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan tanpa penonton. Penggemar harus rela menonton televisi berbayar tanpa datang ke arena oktagon (ring pertandingan UFC).
Setelah sukses menggelar pertandingan besar antara juara bertahan kelas ringan tidak terkalahkan Khabib Nurmagomedov melawan Justin Gaethje di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, akhir Oktober 2020 lalu, UFC akan menggelar tarung yang tidak kalah menarik pada akhir tahun ini. Duel Deiveson Figueiredo versus Brandon Moreno dari kelas terbang (56,5 kg) akan menjadi daya tarik utama dari UFC 256. Duel ini akan digelar di Apex Arena Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Minggu (13/12/2020) pagi waktu Indonesia.
Presiden UFC Dana White tentu tidak sembarangan memilih dua petarung untuk berlaga di pengujung tahun ini. Figueiredo (33) adalah salah satu petarung terbaik asal Brasil. Pemegang sabuk juara kelas terbang itu baru mempertahankan gelar melawan Alex Perez pada 21 November 2020. Adapun lawannya, Brandon Moreno, adalah penantang nomor 1 kelas terbang yang memenangi pertandingan melawan Brandon Royval pada 21 November lalu.
[embed]https://youtu.be/DbsmjYNCZHc[/embed]
Sangat jarang UFC mempertemukan dua petarung hanya dalam tempo tiga pekan semenjak pertandingan terakhirnya. Kebanyakan, atlet yang baru bertarung diwajibkan istirahat selama tiga bulan untuk memulihkan diri, terutama dari cedera dalam pertandingan sebelumnya. Hal itu mengingat petarung yang menang pun, dalam pertandingan MMA, acap kali menderita cedera serius.
Mematahkan lengan lawan
Alasannya ternyata sederhana. Dari pemeriksaan medis, Figueiredo dan Moreno ternyata tidak mengalami cedera berarti dalam tarung terakhirnya. Figueiredo, yang berjuluk Deus da Guerra atau ”Si Dewa Perang”, menundukkan Alex Perez hanya dalam waktu 3 menit pada ronde pertama dengan kuncian ala guillotine. Adapun Moreno mematahkan lengan lawannya, Brandon Royval, menjelang bel ronde pertama berakhir. Intinya, fisik keduanya dianggap masih segar dan siap bertarung dalam jeda waktu relatif singkat.
Kedua petarung ini memiliki reputasi cukup baik di UFC. Dalam setahun terakhir, Figueiredo bertanding lima kali dan memecundangi semua lawannya. Adapun Moreno tiga kali bertanding dengan tiga kemenangan semuanya.
Dalam sebuah wawancara di televisi UFC, Moreno mengatakan seperti bermimpi ketika ditawari melawan Figueiredo dalam pertandingan merebut gelar juara dunia kelas terbang, hanya tiga jam setelah menang melawan Royval. Senyumnya mengembang sepanjang wawancara. Tampak raut kegembiraan di wajahnya yang halus dan ”berwajah bayi”. Namun, sikapnya di ring oktagon dikenal buas sehingga ia dijuluki ”Si Pembunuh Berwajah Bayi”.
”Saya siap melawannya. Hidup saya seperti roller coaster. (Pertandingan) ini adalah tujuan utama (hidup) saya. Saya ingin mengubah hidup keluarga saya. Laga ini akan menjadi sangat emosional. Saya sangat gembira dan bangga. Kepada teman dan keluarga, saya sudah mengatakan saya adalah juara dunia yang baru,” kata Moreno.
Dia (Figueiredo) mungkin tampak hebat dalam pertandingan terakhirnya, tetapi saya lebih banyak pengalaman di UFC dibandingkan dengan dia.
Meski berlatih dalam waktu hanya dua pekan, Moreno mengaku sangat siap menghadapi Figueiredo. Ia sudah mempelajari gaya bertanding lawannya dan merasa mampu untuk menundukkannya.
”Gaya (bertanding)-nya dan cara saya menjadi kombinasi yang sangat menarik. Saya ingin menyelesaikan pertandingan secepatnya. Kalaupun harus berakhir dalam lima ronde, saya sudah siap,” katanya.
“Dia (Figueiredo) mungkin tampak hebat dalam pertandingan terakhirnya, tetapi saya lebih banyak pengalaman di UFC dibandingkan dengan dia. Saya akan membuat malam itu spesial,” kata Moreno.
Dalam rekaman pertandingan-pertandingan sebelumnya, gaya bertanding Moreno terkesan tidak beraturan. Ia dapat bermain atas (gaya tinju Thailand atau muay), tetapi juga mahir gaya bawah (jujitsu) yang menjadi latar belakang olahraga bela dirinya. Beberapa kali ia menang dengan teknik kuncian atas lawannya.
Sementara Figueiredo tampak santai-santai saja melawan Moreno. Ia seakan tidak memandang kekuatan lawannya. Dalam wawancara dengan ESPN, ia bahkan sudah membicarakan masa depannya di kelas terbang. Ia mengatakan bakal mengalahkan Moreno di UFC 256 dan selanjutnya mengincar Henry Cejudo, mantan juara dunia kelas terbang yang dianggapnya besar mulut.
”Kami akan membuat sejarah di UFC dengan mempertahankan gelar juara dunia hanya dalam waktu 21 hari,” kata Figueiredo.
Sepanjang 21 kali bertanding di arena MMA, Figueiredo hanya satu kali kalah saat melawan Jussier Formiga pada 23 Maret 2019 sehingga rekornya menjadi 20-1. Kekalahan pertama itu disebabkan Formiga memaksa Figueiredo bermain bawah. Meski sama-sama berlatar jujitsu, Figueiredo kalah angka dari Formiga yang lebih trengginas bermain bawah. Sebaliknya, Moreno memenangi pertandingan saat melawan Formiga pada 14 Maret 2020.
Kami akan membuat sejarah di UFC dengan mempertahankan gelar juara dunia hanya dalam waktu 21 hari.
Setelah kekalahan melawan Formiga, Figueiredo bermain lebih tenang. Ia tidak lagi Tergesa-gesa menyerang. Permainan atasnya cukup baik dengan pukulan lurus, melengkung, atau upper cut keras. Apabila lawannya berjarak terlalu dekat, ia akan menyerang dengan sikut. Ia meraih gelar juara dunia kelas terbang yang lowong saat melawan Joseph Benavidez 19 Juli 2020.
Di pasar taruhan, Figueiredo memang lebih diunggulkan dibandingkan dengan Moreno. Namun, ”Si Pembunuh Berwajah Bayi” itu memiliki misi besar bertanding untuk mengubah hidup keluarganya. Semuanya akan ditentukan di atas oktagon. (Dikutip dari berbagai sumber/UFC)