Dominic Thiem dan Daniil Medvedev akan berhadapan dalam laga puncak Final ATP setelah masing-masing menyingkirkan petenis terbaik saat ini, Novak Djokovic dan Rafael Nadal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
LONDON, SABTU — Dominic Thiem dan Daniil Medvedev memperlihatkan potensi mereka sebagai petenis penerus generasi ”Big Three”. Mereka akan berhadapan dalam laga puncak Final ATP setelah masing-masing menyingkirkan petenis terbaik saat ini, Novak Djokovic dan Rafael Nadal.
Dalam laga ketat di O2 Arena, London, Inggris, Sabtu (21/11/2020) atau Minggu dini hari waktu Indonesia, Thiem dan Medvedev berhasil mengatasi tekanan yang diberikan senior mereka. Thiem menyingkirkan petenis nomor satu dunia, Djokovic, 7-5, 6-7 (10), 7-6 (5), dalam laga selama 2 jam 54 menit.
Setelah itu, Medvedev mempertahankan hasil tak terkalahkan dalam Final ATP kali ini dengan menghentikan Nadal, 3-6, 7-6 (4), 6-3, selama 2 jam 35 menit. Hasil ini kembali membuat Nadal gagal meraih gelar dari turnamen akhir musim yang diikuti delapan petenis terbaik. Gelar dari turnamen ini menjadi pembeda Nadal dengan rivalnya, Djokovic, yang lima kali juara dan Roger Federer dengan enam gelar.
Setelah memenangi set pertama, Nadal sebenarnya memiliki peluang memenangi pertandingan. Dari posisi tertinggal 1-4, petenis Spanyol itu berbalik unggul 5-4 dan memiliki serving for the match pada gim kesepuluh. Akan tetapi, buruknya servis pertama Nadal dalam sepanjang pertandingan membuatnya gagal memanfaatkan kesempatan tersebut.
Nadal hanya bisa 66 kali menyeberangkan bola dari 117 kesempatan (56 persen) servis pertama. Ini lebih buruk dari tiga pertandingan sebelumnya dengan persentase keberhasilan dalam rentang 65-72 persen.
Laga ini pun diwarnai drama dengan situasi yang terus berubah. Peluang yang semula dimiliki Medvedev direbut Nadal, lalu berbalik lagi menjadi milik Medvedev ketika dia memenangi empat gim beruntun pada set ketiga untuk memenangi pertandingan.
Kemenangan Thiem juga diwarnai drama. Petenis peringkat ketiga dunia itu menang setelah tertinggal 0-4 pada tie-break set ketiga.
Momen ini sangat bagus. Kami bisa mengalahkan dua atlet terbesar dalam sejarah olahraga ini. Ini sangat bagus untuk tenis.
”Momen ini sangat bagus. Kami bisa mengalahkan dua atlet terbesar dalam sejarah olahraga ini. Ini sangat bagus untuk tenis,” kata Medvedev, petenis Rusia peringkat keempat dunia.
”Saat Anda bisa mengalahkan mereka, itu memberi kepercayaan diri besar. Pertandingan tadi menjadi momen adu mental. Saya gugup pada tie-break set kedua hingga badan terasa kaku. Bermain melawan para legenda selalu terasa spesial dan memunculkan motivasi besar untuk menang,” komentar Thiem.
Djokovic pun memuji Thiem yang penampilannya tak menurun meski kehilangan set kedua dalam skor ketat. ”Apa yang dia lakukan sejak tertinggal 0-4 sangat luar biasa. Saya rasa, saya tidak bermain jelek, tetapi dia bisa mengantisipasi permainan saya. Semua pukulannya menghasilkan poin,” kata Djokovic yang tiga kali dikalahkan Thiem dalam empat pertemuan terakhir mereka.
Nadal mengakui penampilannya yang buruk, terutama menjelang akhir set kedua. Padahal, dia memiliki catatan selalu menang pada tiga pertemuan sebelumnya dengan Medvedev. ”Saya bermain buruk, tak ada alasan lain. Saya pun kehilangan kesempatan besar,” katanya.
Juara baru
Sejak kekalahan Djokovic pada semifinal pertama, Final ATP pun memastikan lahirnya juara baru, seperti yang selalu terjadi sejak 2016. Setelah Djokovic juara untuk kelima kalinya pada 2015, gelar turnamen ini selalu berpindah. Andy Murray menjuarai Final ATP 2016, lalu Grigor Dimitrov (2017), Alexander Zverev (2018), dan Stefanos Tsitsipas (2019). Tsitsipas bahkan menjadi juara dalam debutnya pada turnamen elite ini.
Pertemuan Thiem dan Medvedev pada final Minggu mulai pukul 18.00 waktu London atau Senin pukul 01.00 WIB menjadi pertemuan keempat. Thiem unggul 3-1, termasuk pada pertemuan terakhir dalam semifinal Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, September.
Medvedev pun sangat mewaspadai Thiem yang mencapai penampilan terbaiknya pada tahun ini dengan melaju ke final Australia Terbuka dan menjuarai AS Terbuka. ”Setelah AS Terbuka, saya berpikir bahwa saya sebenarnya bermain baik, tetapi dia bisa mengatasinya. Saya mengatakan itu kepada pelatih saya bahwa Domi selalu bisa tampil lebih baik. Tetapi, untuk kali ini, rasanya saya bisa membuatnya kesulitan,” kata Medvedev. (AP)