Setelah Jerman dilibas Spanyol, 0-6, sorotan publik Jerman mengarah kepada Joachim Loew. Sebagai pelatih Jerman sejak 2006, kredibilitas dan masa depan Loew kini kembali dipertanyakan.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
SEVILLA, RABU — Pelatih Jerman Joachim Loew semakin terpojok setelah timnya dikalahkan Spanyol, 0-6, pada laga terakhir fase grup Liga Nasional Eropa, Rabu (18/11/2020) pagi WIB. Ia kembali dihujani kritikan pedas dan kehilangan kepercayaan publik karena ini merupakan kekalahan terburuk Jerman selama 89 tahun.
Loew membangkitkan lagi kenangan buruk saat Jerman dilibas Austria, 0-6, pada sebuah laga persahabatan yang berlangsung di Berlin pada 1931. Tim juara dunia 2014 ini bahkan hanya bisa melakukan dua tembakan dan tidak ada satu pun yang tepat mengarah ke gawang Spanyol.
”Panser” Jerman itu benar-benar mogok di Stadion La Cartuja, Sevilla, dan Loew menjadi sosok yang paling bertanggung jawab. ”Jerman bermain tidak seperti sebuah tim, mereka bermain tanpa arah yang jelas. Tim Jerman tidak bisa bermain seperti itu lagi,” ujar Bastian Schweinsteiger, eks gelandang Jerman yang ikut mengangkat trofi Piala Dunia 2014.
Para pemain Jerman hanya bisa terpana ketika Spanyol menguasai bola lebih lama dan lebih galak dalam merebut bola. Berturut-turut para pemain Spanyol melakukan selebrasi gol demi gol sejak menit ke-17 ketika Alvaro Morata mencetak gol melalui sundulannya.
Penampilan buruk Jerman bahkan bisa membuat pemain muda Spanyol, Ferran Torres, yang baru berusia 20 tahun menjadi pemain pertama Spanyol yang bisa mencetak hattrick atau tiga gol ke gawang Jerman. Sebaliknya, kiper Jerman, Manuel Neuer, untuk pertama kalinya kebobolan enam gol dalam laga kompetitif sepanjang kariernya.
Kerugian terbesar dari kekalahan ini bagi Jerman adalah tersingkir dan melihat Spanyol melenggang ke babak semifinal karena mengunci posisi puncak klasemen Grup A4 dengan 11 poin. Jerman berada di peringkat kedua dengan 9 poin.
Posisi Spanyol tidak tergoyahkan lagi meski laga Ukraina melawan Swiss ditunda karena enam pemain Ukraina positif Covid-19 sebelum berlaga. Dengan satu laga tersisa, Ukraina berada di peringkat ketiga dengan enam poin dan Swiss di peringkat empat dengan tiga poin. Hanya tim juara grup yang berhak melaju ke semifinal.
Pemilihan pemain
Loew tidak punya alasan bahwa timnya kurang berpengalaman karena ia telah menurunkan sejumlah pemain berpengalaman, seperti Neuer, Toni Kroos, dan Ilkay Gundogan. Selain itu, ia masih memiliki penyerang tajam seperti Timo Werner dan Serge Gnabry.
Namun, Schweinsteiger menilai Loew melakukan kesalahan dengan meninggalkan beberapa pemain penting yang performanya masih tinggi, yaitu Mats Hummels, Jerome Boateng, dan Thomas Mueller. ”Ini adalah tim Jerman yang harus menampilkan para pemain terbaiknya,” kata Schweinsteiger, yang mengatakan akan memainkan Mueller dan Boateng jika menjadi pelatih Jerman.
Jika melihat ke belakang, tepatnya ketika Jerman bersiap menghadapi Piala Dunia Rusia 2018, Loew sudah menunjukkan visinya dalam membangun skuad. Ia lebih banyak memberikan kesempatan kepada para pemain muda untuk tampil karena mereka adalah masa depan tim.
Rencana itu berhasil hingga Jerman menjuarai Piala Konfederasi pada 2017. Ketika tampil di Rusia sebagai juara bertahan, mereka kandas di fase grup dan bisa dikalahkan Korea Selatan. Setelah itu Jerman terpuruk dan Loew berusaha keras mencari jalan keluar.
Apakah Joachim Loew masih layak jadi pelatih timnas Jerman?
Bagi media massa di Jerman, justru upaya Loew dalam mencari jalan keluar itu menjadi masalah serius. Loew sudah 14 tahun menangani Jerman dan hasil laga kontra Spanyol menggambarkan kebuntuan yang dihadapinya. ”Apakah Joachim Loew masih layak jadi pelatih timnas Jerman?” tulis surat kabar Express yang berbasis di Koeln.
Loew pun bersikap tenang ketika menghadapi pertanyaan dari para wartawan mengenai masa depannya setelah ”bencana” di Sevilla itu. ”Anda harus bertanya ke orang lain, saya tidak bisa menjawabnya,” katanya.
Masih dipercaya
Orang yang berhak menjawab pertanyaan itu seperti yang dimaksud Loew adalah Direktur Timnas Jerman Oliver Bierhoff. ”Tentu saja iya. Laga (kontra Spanyol) ini tidak mengubah apa pun. Kami masih memercayai Loew. Tidak diragukan lagi,” kata Bierhoff ketika mengonfirmasi posisi Loew sebagai pelatih.
Menurut Bierhoff, Loew masih dipercaya untuk memimpin Jerman dalam menghadapi pertarungan yang lebih ganas di Piala Eropa 2020 pada pertengahan 2021. Tugas Loew jauh lebih sulit karena mereka akan berada di grup ”neraka” bersama Perancis, Portugal, dan Hongaria.
Tidak ada yang salah karena kontrak Loew berlaku hingga 2022 setelah Piala Dunia Qatar pada tahun itu. Namun, penampilan Loew dan timnya sejauh ini membuat publik Jerman gelisah. ”Mereka (manajemen timnas Jerman) masih punya waktu untuk bertindak sebelum Piala Eropa bergulir,” tulis surat kabar Suedeutsche Zeitung. (AFP/REUTERS)