Spanyol Beri Jerman Kekalahan Terburuk Selama 89 Tahun
Jerman mengalami hari tersuram ketika dikalahkan Spanyol 0-6. Kekalahan telak dengan skor 0-6 ini terakhir kali dirasakan Jerman pada tahun 1931 ketika bertemu Austria.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
SEVILLA, RABU — Spanyol tampil bak mesin penghancur ketika mengalahkan Jerman, 6-0, pada laga terakhir fase grup A4 Liga Nasional Eropa, di Sevilla, Rabu (18/11/2020) pagi waktu Indonesia. Tim ”La Furia Roja” ini pun melaju ke semifinal dengan memberikan Jerman kekalahan terburuk yang pernah mereka rasakan selama 89 tahun.
Sebelum laga ini, Jerman terakhir kali menderita kekalahan telak 0-6 adalah pada saat bertemu Austria pada tahun 1931. ”Ini adalah hari tersuram bagi kami. Tidak ada yang berjalan lancar, baik dari sisi serangan maupun pertahanan kami,” kata Pelatih Jerman Joachim Loew.
Pesta gol Spanyol itu sudah dimulai sejak menit ke-17 ketika Alvaro Morata mencetak gol dari sundulannya. Namun, Ferran Torres yang kemudian menjadi bintang pesta gol itu dengan mencetak tiga gol atau hattrick. Satu gol pada babak pertama dan dua gol pada babak kedua.
Saya rasa setiap pemain bermimpi bisa cetak hattrick untuk negaranya. Jadi bisa melakukannya pada laga sepenting ini membuat saya sangat gembira.
Torres yang baru berusia 20 tahun sudah bisa menjadi pemain Spanyol yang bisa mencetak hattrick ke gawang Jerman. ”Saya rasa setiap pemain bermimpi bisa cetak hattrick untuk negaranya. Jadi bisa melakukannya pada laga sepenting ini membuat saya sangat gembira,” kata Torres dikutip UEFA.
Dengan dua gol lagi dari Rodri dan Mikel Oyarzabal, Spanyol meraih kemenangan penting dan finis di puncak klasemen Grup A4 dengan 11 poin, sedangkan Jerman berada di peringkat kedua dengan 9 poin. Posisi Spanyol tidak lagi bisa diganggu meski laga antara Ukraina dan Swiss dibatalkan karena enam pemain Ukraina positif Covid-19 jelang laga tersebut.
Ukraina masih berada di peringkat ketiga dengan enam poin dan Swiss di peringkat keempat dengan tiga poin. Pertemuan kedua tim itu nanti akan menentukan siapa yang akan terdegradasi ke Liga B, liga kasta kedua di ajang Liga Nasional Eropa.
Kerja sama tim
Pelatih Spanyol Luis Enrique menegaskan bahwa kemenangan bersejarah ini merupakan hasil kerja sama tim dan ia tidak mau menyoroti satu pemain saja yang dianggap paling berjasa. ”Sangat tidak adil hanya membicarakan pemain tertentu karena bisa menekan tim seperti Jerman membutuhkan kerja keras setiap pemain dalam bertahan maupun menyerang. Kemenangan ini milik setiap pemain, bahkan mereka yang tidak tampil,” katanya.
Permainan kolektif Spanyol pada laga itu membuat Jerman nyaris tidak punya kesempatan untuk menciptakan peluang gol. Jerman hanya mampu melepaskan dua tembakan dan tidak ada satupun dari tembakan tersebut yang tepat mengarah ke gawang Spanyol. Bahkan, tembakan kedua itu pun baru bisa dilakukan pada menit ke-77.
Enrique telah meletakkan dasar permainan baru yang lebih segar dan atraktif. Skuad Spanyol yang relatif lebih muda selalu ingin merebut bola. Ketika menyerang, Spanyol bisa melakukannya dengan cepat sebelum lini belakang Jerman siap. Pada laga itu Spanyol melakukan total 22 tembakan dan 10 tembakan di antaranya tepat mengarah ke gawang Jerman.
”Para pemain bersemangat dan melakukan tugasnya dengan baik. Inilah yang akan Anda dapatkan jika mengombinasikan kualitas dan sikap yang baik,” kata Enrique. Dengan penampilan seperti ini, Enrique merasa Spanyol tidak pantas menerima kekalahan satu pun di kompetisi ini.
Selama fase grup, Spanyol telah mencetak 13 gol dan hanya kebobolan tiga gol. Mereka kalah satu kali ketika berhadapan dengan Ukraina pada pertengahan Oktober. Sebelum menumbangkan Jerman, Spanyol juga ditahan imbang Swiss 1-1.
Pukulan untuk Loew
Sebaliknya, kekalahan ini menjadi pukulan telak untuk Loew yang kembali membuat rakyat Jerman kecewa. Hasil laga ini bisa membangkitkan lagi kritikan tajam kepada Loew yang belum bisa memperbaiki penampilan Jerman usai kandas di Piala Dunia Rusia 2018. Adapun Loew sudah 14 tahun menangani tim ”Panser” ini.
”Saya sungguh tidak tahu apa yang sedang terjadi pada tim ini. Kami sulit mencari peluang untuk mencetak gol dan selalu kalah dalam duel perebutan bola,” kata Loew.
Padahal, Loew masih mengerahkan para pemain terbaiknya, seperti Manuel Neuer di bawah mistar gawang dan lini depan diperkuat Timo Werner, Serge Gnabry, dan Leroy Sane.
”Kami harus bisa bangkit dari kekalahan semacam ini,” ujar Gnabry. Momen kebangkitan itu bisa mereka upayakan dalam kompetisi yang lebih bergengsi, yaitu Piala Eropa 2020 pada pertengahan 2021. Pada kompetisi itu, Jerman akan berada di grup ”neraka” bersama Perancis, Portugal, dan Hongaria. (AFP/REUTERS)