Joan Mir bisa menancapkan sejarah baru di MotoGP jika juara musim ini tanpa pernah memenangi balapan. Peluang itu terbuka karena Suzuki tidak akan menerapkan “team order” bagi Mir dan Alex Rins dalam tiga seri tersisa.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
VALENCIA, KAMIS – Joan Mir akan terus dikenang dalam sejarah balap MotoGP jika menjadi juara musim ini tanpa memenangi satu pun balapan. Itu akan menjadi sejarah besar karena belum ada pebalap kelas elite yang juara tanpa pernah meraih podium tertinggi. Skenario tersebut akan melengkapi MotoGP musim unik ini yang bergulir di tengah pandemi Covid-19 serta tanpa pebalap terbaiknya, Marc Marquez, yang cedera sejak seri pertama.
Skenario itu dinilai oleh sejumlah pebalap akan keren dan tidak mengurangi nilai kompetisi menjadi juara dunia. Adapun sebagian lainnya menilai gelar juara kurang membanggakan karena pebalap tidak pernah merasakan manisnya memenangi balapan. Mir pun berjuang keras untuk meraih kemenangan itu untuk menguatkan posisinya.
Namun, pebalap tim Suzuki Ecstar itu kini tidak akan mengambil risiko kehilangan poin jika peluang finis terdepan di luar jangkauan. Dia mencari keseimbangan antara peluang dan resiko, seperti pekan lalu pada seri Teruel, Aragon, di mana Mir finis ketiga. Dia sadar tidak bisa mengejar pebalap Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, dan rekan setimnya di Suzuki Ecstar, Alex Rins, yang finis pertama dan kedua.
Pebalap berusia 23 tahun itu menghitung resiko karena hanya tersisa tiga balapan, yaitu dua kali di Valencia dan terakhir di Portimao. Jika dia terjatuh, dan gagal meraih poin, itu akan membuyarkan target juara yang ada di depan mata. Apalagi, dengan tiga balapan tersisa, masih ada 75 poin maksimal yang bisa diraih oleh para pebalap yang bisa mengubah hasil akhir dalam persaingan juara yang sangat ketat.
Mir memimpin klasemen pebalap hanya dengan keunggulan 14 poin dari Fabio Quartararo di posisi kedua. Pebalap peringkat tiga hingga keenam, yaitu Maverick Vinales, Franco Morbidelli, Andrea Dovizioso, dan Alex Rins, juga masih berpeluang juara. Keenam pebalap itu berada dalam rentang 32 poin.
Bukan masalah besar
Jika Mir akhirnya menjadi juara tanpa memenangi balapan, itu dinilai bukan masalah besar bagi pebalap Pramac Ducati, Jack Miller, dan pebalap pabrikan Ducati, Dovizioso. “Saya bisa katakan ini akan seperti itu,” ujar Miller seusai seri Teruel dikutip Crash, Minggu (25/10/2020) lalu.
“Mir hanya melakukan apa yang perlu dia lakukan hari ini, seperti yang dia lakukan sepanjang tahun. Saya menilai kita akan memiliki situasi Emilio Alzamora (mantan juara dunia kelas 125 cc) lagi. Saya tidak bisa melihat dia perlu mengambil resiko untuk memenangi balapan atau mengambiil kesempatan untuk itu. Saya menilai, akan sangat keren melihat itu lagi (juara tanpa kemenangan),” ujar Miller yang kini di posisi sembilan dengan 82 poin.
Pebalap lainnya, Quartararo, juga angkat suara soal peluang Mir. “Di musim uang gila ini semua bisa terjadi, dan saya akan mengatakan ya,” ujar pebalap muda asal Perancis itu kepada MotoGP.
Adapun Mir mengaku akan berupaya meraih kemenangan seri untuk melengkapi upaya mengejar gelar juara dunia pebalap. Namun, konsistensi adalah hal yang utama baginya. “Saya berusaha fokus untuk meraih kemenangan pertama dan kemudian memikirkan kejuaraan. Itu (juara tanpa memenangi balapan) bisa menjadi kemungkinan, tetapi saya harap itu tidak terjadi. Namun, itu mungkin tsaja erjadi,” ujar Mir.
Terkait apakah Mir layak menjadi juara dunia jika tanpa kemenangan, Miller menegaskan, perjuangan Mir sangat besar untuk bisa berada di posisinya saat ini. Dia bisa bangkit dari situasi sulit seperti setelah gagal finis di Brno karena terjatuh. Dalam delapan balapan berikutnya, Mir menjadi pebalap paling konsisten dengan enam kali naik podium.
Dia juga berpotensi besar menang pada seri Styria di Red Bull Ring, Austria, jika tidak ada bendera merah akibat kecelakaan yang dialami Vinales. Sebelum bendera merah, Mir memimpin balapan dengan keunggulan 2,5 detik dari pebalap di belakangnya. Tetapi setelah start kedua, dia finis keempat 0,6 detik dari pemenang balapan, yaitu pebalap KTM Tech3, Miguel Oliveira.
“Saya pikir (Mir) jelas yang tercepat atau salah satu yang tercepat, serta paling konsisten. Dia dan Suzuki paling konsisten sepanjang tahun ini,” tegas Miller yang peluangnya juara menipis akibat empat kali gagal finis.
Dovizioso juga menilai, gelar juara tanpa memenangi balapan bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. “Tidak sama sekali. Saya tidak berpikir itu sesuatu yang penting, khususnya dalam kejuaraan seperti ini. Kejuaraan ini aneh dengan banyak alasan. Pada akhirnya, yang terpenting adalah poin,” tegas pebalap berusia 34 tahun itu.
“Semua orang ingin memenangi (balapan). Semua orang akan senang bisa menang. Tetapi, intinya bukan itu. Jadi, saya tidak berpikir dia (Mir) harus demikian (memenangi balapan untuk menjadi juara),” tegas Dovizioso yang mengaku peluangnya juara sudah pupus meskipun hanya bersilisih 28 poin dari Mir.
Penentuan juara
Dalam sejarah GP500 dan MotoGP, belum pernah ada pebalap yang menjadi juara tanpa memenangi satupun balapan. Namun, pada kelas 125 cc, fenomena itu pernah terjadi pada 1999. Kala itu, Emilio Alzamora menjadi juara dunia. Pelatih Marquez bersaudara yang terkenal itu menjadi juara dengan keunggulan 1 poin dari runner-up Marco Melandri yang meraih lima kemenangan.
Alzamora mirip dengan Mir, nyaris memenangi sejumlah balapan pada musim itu, tetapi gagal. Dia terpaut 0,1 detik dari di belakang Masao Azuma di Sepang, 0,01 detik dari Arnaud Vincent di Barcelona, juga 0,18 detik di belakang Melandri pada balapan di Sachsenring.
Pada seri terakhir di Buenos Aires, Melandri kembali mengungguli Alzamora, tetapi itu tidak cukup untuk menjadi juara. Pada klasemen akhir, Alzamora mengumpulkan 227 poin dan Melandri 226 poin dari 16 balapan.
Dalam kasus lain, di kelas 250 cc, gelar juara juga bisa ditentukan berdasarkan jumlah kemenangan jika ada pebalap yang poin akhirnya sama. Berdasarkan regulasi Grand Prix, jika ada dua pebalap yang poin akhirnya sama, gelar juara akan menjadi milik pebalap yang paling banyak memenangi balapan. Adapun jika jumlah kemenangan sama, gelar juara ditentukan oleh pebalap yang paling banyak meraih posisi kedua, dan seterusnya, dengan membandingkan posisi akhir di setiap balapan.
Dalam sejarah GP500 dan MotoGP, belum pernah ada pebalap yang menjadi juara tanpa memenangi satupun balapan.
Kejadian pebalap dengan poin sama itu pernah terjadi beberapa kali di kelas 250 cc seperti dimuat dalam majalah Motorsport. Pada 1967, Mike Hailwood dan Phil Read mengakhiri kejuaraan dunia 250 cc dengan masing-masing 50 poin. Gelar juara menjadi milik Hailwood dengan lima kemenangan, sedangkan Read empat kali menang.
Pada tahun berikutnya, Read dan rekan setimnya di Yamaha, Bill Ivy, meraih poin akhir sama, yaitu 46, pada kelas 250 cc yang sangat ketat. Read dan Ivy juga memiliki jumlah kemenangan serta finis di posisi kedua yang sama. Gelar juara akhirnya ditentukan dengan menambahkan waktu balapan dalam 10 balapan. Read meraih gelar juara dengan selisih waktu 2 menit 5,3 detik.
Musim ini, situasi poin akhir sama berpeluang terjadi di MotoGP, selain Mir menjadi juara tanpa pernah memenangi balapan. Fenomena tersebut, jika terjadi, akan menjadi kisah klasik yang abadi dalam rentang sejarah MotoGP.