Performa timnas sepak bola U-19 Indonesia terus menanjak, terakhir melibas Hajduk Split 4-0 di Kroasia, Selasa. Mereka butuh bergulirnya kompetisi guna menjaga performa saat kembali ke Indonesia, akhir Oktober mendatang.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penampilan tim nasional sepak bola U-19, yang dipersiapkan tampil di Piala Dunia U-20 2021, terus menanjak selama berlatih di Kroasia. Namun, performa itu dikhawatirkan anjlok jika tidak ada liga yang bergulir saat mereka kembali ke Tanah Air.
Tim ”Garuda Muda” menang telak, 4-0, atas Hajduk Split, tim pemuncak klasemen Liga Kroasia U-19, Selasa (20/10/2020), di Kroasia. Dari lima laga terakhirnya di Kroasia, Indonesia empat kali menang atas tim-tim Eropa.
Performa ”Garuda Muda” di Eropa itu menjadi salah satu hal yang disinggung Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas persiapan Piala Dunia U-20 Indonesia 2021, kemarin. Selain sukses penyelenggaraan, pemerintah juga ingin tim Indonesia tampil bagus di lapangan pada turnamen akbar tersebut.
Untuk mendukung target itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berharap kompetisi Liga 1 dan Liga 2 bisa bergulir di tengah pandemi Covid-19. Kedua liga sepak bola nasional itu belum dapat bergulir kembali, hingga saat ini, akibat tidak keluarnya izin keramaian laga-laga dari Kepolisian RI.
Seusai dua bulan menjalani pemusatan latihan di Eropa, Iriawan menjelaskan, para pemain ”Garuda Muda” akan pulang ke Tanah Air pada pekan depan. Mereka akan dikembalikan ke klub masing-masing. Mayoritas dari mereka kini membela klub-klub Liga 1 dan Liga 2.
”Kami khawatir, kalau tidak ada kompetisi, hilang salah satu bagian dari program Pelatih Shin (Tae-yong). Itu sudah menjadi program dari pelatih. Padahal, performa (para pemain) timnas kini sudah meningkat, khususnya soal stamina. Kompetisi itu penting untuk menjaga performa mereka,” ujarnya pada jumpa pers seusai ratas tersebut.
Ajang pemantapan
Shin Tae-yong, pelatih timnas Indonesia, membenarkan, keberadaan liga sangat krusial bagi para pemainnya yang kini susah payah ditempa di Kroasia dengan memakai biaya negara.
”Jika tidak ada kompetisi Liga 1 dan Liga 2, bagaimana saya bisa memantau hasil program yang telah saya jalankan?” ujar mantan pelatih timnas Korea Selatan pada Piala Dunia Rusia 2018 itu, kemarin, di Kroasia.
Shin berharap Liga 1 dan Liga 2 bisa segera bergulir dan menjadi ajang pemantapan para pemainnya jelang mengikuti lanjutan pemusatan latihan, yaitu di Perancis, pada 21 Desember 2020 hingga 23 Januari 2021.
Di negara itu, mereka akan mengikuti turnamen Toulon yang diikuti tim-tim yunior. Lalu, pada 22 Februari, mereka akan bertolak ke Uzbekistan guna mengikuti Piala Asia U-19. Kedua turnamen itu menjadi pemanasan ”Garuda Muda” jelang tampil di Piala Dunia U-20 yang dijadwalkan bergulir pada 20 Mei hingga 11 Juni 2021.
Menurut Shin, pemain akan merasakan atmosfer pertandingan jika tampil di kompetisi resmi. Hal itu tidak bisa didapat jika hanya mengikuti pemusatan latihan ataupun laga-laga uji coba. ”Lebih cepat itu (liga) digelar, maka akan semakin baik untuk timnas,” tukasnya.
Siap jadi tuan rumah
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali menegaskan, persiapan Piala Dunia U-20, seperti sarana dan prasarana, terus dilakukan. Namun, hingga kini, belum bisa dipastikan turnamen itu bisa digelar sesuai dengan jadwal atau justru ditunda.
Sempat muncul spekulasi jika Piala Dunia itu akan ditunda mengingat Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) belum juga kunjung datang ke Tanah Air guna meninjau kesiapan arena dan sarana pendukung di enam kota. Bahkan, selain Indonesia selaku tim tuan rumah, 23 kontestan lain belum ditentukan FIFA hingga saat ini.
”Ditunda tidaknya (Piala Dunia U-20) bergantung kepada FIFA. Namun, terkait infrastruktur dan timnas, kami dalam koridor siap. Persiapannya sejauh ini berjalan sesuai dengan jadwal,” ujar Amali yang juga menjabat Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 Indonesia 2021 (INAFOC).
Selain persiapan matang arena dan timnas, Presiden Jokowi juga meminta panitia memastikan diterapkannya protokol kesehatan selama berlangsungnya Piala Dunia U-20. ”Kita harus meyakinkan Indonesia telah mempersiapkan protokol kesehatan ketat sehingga sangat aman dikunjungi dan dijadikan tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021,” kata Presiden.
Protokol itu, ungkap Iriawan, telah selesai disusun PSSI. Protokol yang diadopsi dari FIFA itu, menurut rencana, akan diterapkan lebih dulu di Liga 1.
”Terkait ada penonton atau tidak di Piala Dunia U-20 nanti, kita lihat situasi Mei atau Juni kalau ajang ini tidak mundur. Apakah saat itu vaksin sudah merata atau bagaimana. Yang jelas, kita akan mengikuti protokol kesehatan dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan supervisi FIFA. Akan tetapi, kita berharap Piala Dunia U-20 yang direncanakan pada Mei-Juni nanti bisa dihadiri penonton setidaknya setengah atau dengan kapasitas terbatas,” kata Zainudin terkait protokol kesehatan.
Adapun Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy mengatakan, Piala Dunia U-20 merupakan ajang penting untuk mempromosikan Indonesia di tengah kancah global, terutama untuk persepakbolaan. Menteri Keuangan juga sudah setuju memberikan tambahan anggaran untuk persiapan Piala Dunia U-20 pada 2021.
”Pemerintah pun sudah menerbitkan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Sepak Bola Nasional dan Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2020 tentang Peta Jalan Percepatan Pembangunan Sepak Bola Indonesia. Kami berharap semua pihak yang terlibat, terutama kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, dan PSSI bisa segera menindaklanjutinya. Itu agar sepak bola kita bisa maju signifikan dan bisa berbicara banyak bukan hanya di level regional, melainkan juga dunia,” pesannya.