"Serigala" Roma Mulai Tunjukkan Taringnya
Setelah melewati empat pekan Liga Italia musim baru, AS Roma mulai menemukan pakem di lini depannya. Trio penyerang Edin Dzeko, Henrikh Mkhitaryan, dan Pedro Rodriguez, kian padu dan kini menjadi momok tim lawan.
ROMA, SENIN- AS Roma, tim berjuluk ”Si Serigala”, mulai menunjukkan ketajaman taringnya pada pekan keempat Liga Italia Serie A musim 2020-2021. Mereka mencabik-cabik klub promosi, Benevento, 5-2, dalam laga di Stadion Olimpico, Roma, Senin (19/10/2020) dini hari WIB.
Empat dari lima gol AS Roma pada laga itu dicetak para penyerangnya, yaitu Edin Dzeko (dua gol), Pedro Rodriguez, dan Carles Perez. Itu menjadi kemenangan terbesar Roma pada laga Liga Italia musim baru ini.
”Saya puas (dengan performa lini depan tim). Kami memiliki permainan yang bagus dan menciptakan banyak peluang mencetak gol. Kami mencetak lima gol dan kebobolan dua gol. Satu (gol kebobolan) karena ketidakberuntungan, sedangkan satu gol lainnya karena penalti. Ini kemenangan penting dengan performa bagus,” ujar Pelatih AS Roma Paulo Fonseca dikutip Corriere dello Sport.
Dalam laga itu, AS Roma bermain dengan formasi 4-2-3-1. Tim Serigala hanya menempatkan Edin Dzeko sebagai striker tunggal, tetapi ditopang dua pemain sayap yang aktif menyerang, yakni Henrikh Mkhitaryan dan Pedro. Sebaliknya, tim tamu Benevento menggunakan formasi berlian, 4-3-2-1. Tim tamu, yang diasuh legenda AC Milan, Filippo Inzaghi, mengandalkan serangan balik cepat.
Baca juga : Wajah Baru di Papan Atas Serie A
Strategi Benevento itu sempat mengejutkan tuan rumah. Juara Serie B musim lalu itu berhasil menciptakan gol lebih dahulu lewat gelandang serang Gianluca Caprari di menit ke-5. Namun, AS Roma bisa segera bangkit. Di pengujung babak pertama, mereka membuat dua gol lewat permainan apik barisan pemain di lini depannya, yakni Pedro di menit ke-31 dan Dzeko di menit ke-35.
Pada awal babak kedua, Benevento kembali mengejutkan tuan rumah. Mereka menyamakan kedudukan lewat penyerang Gianluca Lapadula di menit ke-55. Sontak, gol itu kembali menyentak AS Roma. Tak butuh waktu lama, klub pengoleksi tiga scudetto (trofi juara Serie A) itu membombardir lini pertahanan tamunya.
Lewat permainan cepat satu-dua dan terus menekan, lini depan AS Roma mendapatkan penalti yang dieksekusi apik oleh gelandang Jordan Veretout di menit ke-69. Mereka lalu menambah dua gol lewat sontekan Dzeko di menit ke-77 dan gol indah penyerang pengganti, Carles Perez. Pemain 22 tahun asal Spanyol itu melakukan aksi individu menawan, yaitu berlari setengah lapangan dan melewati tiga pemain lawan sebelum mencetak gol pada menit ke-89.
”Setiap kali kami bermain, saya kian nyaman dan saling mengerti satu sama lain, terutama dengan Mkhitaryan dan Dzeko. Saya baru bergabung bersama tim, tetapi saya bermain bersama rekan berkualitas. Itu membantu saya. Performa tim kian baik dan kami punya modal untuk mencapai target,” kata Pedro, penyerang sayap asal Spanyol yang baru didatangkan Roma di jendela transfer musim panas ini, seperti dikutip laman resmi AS Roma.
Baca juga : Dihukum Kalah 0-3 dari Verona, AS Roma Siapkan Banding
Kembali tajamnya Dzeko
Kemenangan itu sekaligus menjadi ajang pembuktian Dzeko. Pemain asal Bosnia Herzegovina itu sempat ”melempem” pada tiga laga awal Serie A musim ini. Penurunan performa ituboleh jadi karena kekesalannya gagal bergabung dengan tim juara bertahan, Juventus, pada jendela transfer musim panas yang telah berakhir.
Setiap kali kami bermain, saya kian nyaman dan saling mengerti satu sama lain, terutama dengan Mkhitaryan dan Dzeko.(Pedro Rodriguez)
Dzeko, yang kini berusia 34 tahun, memang sempat menjadi incaran utama Pelatih Juventus Andrea Pirlo. Namun, transfernya ke Turin gagal terwujud karena Roma enggan melepasnya karena tidak punya calon pengganti ideal. Roma hanya bersedia melepas pengoleksi 16 gol di Liga Italia musim lalu itu apabila berhasil mendapatkan Arkadiusz Milik, striker yang membela Napoli.
Dzeko nampaknya sudah mulai ikhlas dan melupakan kegagalan transfer itu. Itu dibuktikan dengan performanya, berikut dua golnya ke gawang Benevento. Ia pun seolah menunjukkan, dirinya masih layak menjadi kapten sekaligus andalan lini depan Roma.
Sebelum laga itu, sempat beredar kabar bahwa jabatan Dzeko sebagai kapten akan dilimpahkan ke bek Chris Smalling. Bahkan, posisinya sebagai ujung tombak andalan tim itu akan digantikan penyerang terbaru Roma asal Spanyol, Borja Mayoral.
Pada laga di Olimpico, kemarin, Mayoral sempat bermain lima menit untuk menggantikan Dzeko di akhir babak kedua. Namun, Mayoral belum banyak berperan di laga itu. Penyerang 23 tahun yang dipinjam dari Real Madrid itu belum mampu mencetak gol ataupun asis.
Sebaliknya, bagi Dzeko, dua golnya ke gawang Benevento menahbiskan dirinya sebagai penyerang tersubur keempat sepanjang masa AS Roma di semua ajang. Sejak bergabung ke Roma, 2015 silam, ia telah mengoleksi 108 gol untuk ”Il Lupi” di berbagai kompetisi. Koleksi golnya itu hanya kalah dari Francesco Totti dengan 307 gol, Roberto Pruzzo (138 gol), dan Amedeo Amadei (111 gol).
”Penting bagi Dzeko untuk mencetak dua gol. Saya pikir, dia memiliki peluang lain (mengejar rekor gol) di pertandingan lainnya. Saya selalu mengatakan, dia baik-baik saja dan termotivasi. Hari ini, dia menjalani pertandingan hebat dengan dua gol,” ujar Fonseca mengenai Dzeko.
Baca juga : AS Roma Merana Tanpa Dzeko
Inzaghi kesal
Di kubu sebaliknya, Inzaghi terlihat kesal dengan hasil akhir berupa kekalahan telak di laga itu. Menurut mantan striker tim nasional sepak bola Italia itu, timnya sebetulnya telah bermain apik. Mereka bisa unggul lebih dahulu di awal babak pertama dan sempat menyamakan kedudukan di awal babak kedua.
Secara keseluruhan, lanjut Inzaghi, Benevento bisa mengimbangi AS Roma selama 70 menit laga tersebut. Hal itu, menurutnya, adalah penampilan luar biasa untuk tim promosi seperti mereka, apalagi sebagian pemainnya menjalani debutnya di Serie A.
Bahkan, Benevento dinilainya layak mendapatkan poin andai wasit lebih adil, terutama terhadap hadiah penalti untuk AS Roma pada menit ke-69. Insiden itu dianggapnya sebagai titik awal jatuhnya mental Benevento. Sebelum penalti itu terjadi, skor kedua tim adalah 2-2.
”Penalti itu seharusnya ditinjau ulang. Seperti kata penjaga gawang kami (Antonio Mirante), dia telah mendapatkan bola lebih dulu. Saya hanya berpikir jika mereka (wasit) memiliki VAR (asisten wasit peninjau video), mereka seharusnya memeriksa ulang (insiden penalti),” ujarnya dikutip Football-Italia.
Kekalahan itu membuat Benevento kini tertahan di peringkat kesepuluh dengan koleksi enam poin dari empat laga. Posisi mereka jauh lebih baik dari dua tim promosi lainnya, yaitu Spezia dan Crotone, yang masing-masing kini menempati peringkat ke-13 dan ke-19.
Adapun AS Roma saat ini bertengger di peringkat ketujuh dengan koleksi tujuh poin. Musim ini, mereka berambisi bisa finis di setidaknya peringkat empat besar. Capaian tersebut kali terakhir diraih pada musim 2017-2018. Pada dua musim terakhir, mereka hanya mampu finis di peringkat keenam dan kelima.
Sementara itu, puncak klasemen Serie A masih ditempati AC Milan dengan 12 poin dari empat laga. Sassuolo, Atalanta, dan Napoli, melengkapi posisi peringkat empat besar liga itu saat ini.