Pertarungan sejumlah tim besar Eropa di ajang Liga Nasional Eropa pada awal pekan ini berlangsung tanpa gol. Para penyerang tertajam di Eropa gagal memanfaatkan peluang yang dimiliki.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
PARIS, SENIN — Para raksasa Eropa, seperti Perancis, Portugal, Belanda, dan Italia, mengalami kebuntuan saat menjalani laga penyisihan grup Liga Nasional Eropa, Senin (12/10/2020) dini hari WIB. Masing-masing menyimpan masalah yang membuat mereka tak mampu mencetak satu pun gol ke gawang lawan.
Kebuntuan paling menonjol terjadi di Stade de France ketika tim juara Piala Dunia 2018, Perancis, bertemu tim juara Piala Eropa 2016 sekaligus Liga Nasional Eropa 2019, Portugal. Kedua kesebelasan memainkan para penyerang terbaiknya, Perancis dengan Kylian Mbappe dan Portugal dengan Cristiano Ronaldo, tetapi laga tetap berakhir imbang, 0-0.
Kekuatan yang seimbang di antara kedua tim tampak pada statistik laga yang menghasilkan data identik. Perancis dan Portugal masing-masing melakukan 10 tembakan percobaan, sebanyak tiga di antaranya tepat mengarah ke gawang. Dari sisi dominasi permainan juga imbang karena setiap tim menguasai bola hingga 50 persen.
Pelatih Portugal Fernando Santos mengakui bahwa misi mereka di Paris itu tidak mudah. ”Kami tidak berhasil mencetak satu gol dan kami di sini tidak untuk mencetak banyak gol. Perancis adalah tim yang hebat dengan pemain yang luar biasa. Peluang untuk mencetak gol tidak selalu ada (saat melawan Perancis),” katanya.
Persis seperti ketika kedua tim bertemu di tempat yang sama pada laga final Piala Eropa 2016, Portugal baru bisa mengalahkan Perancis di luar waktu normal 90 menit. Satu-satunya gol pada laga final itu dicetak oleh Eder pada menit ke-109.
Laga ini sangat seimbang, sangat sulit. Ketika kami bagus dalam menyerang, mereka juga bagus dalam bertahan dan sebaliknya.
Kesulitan yang sama masih terjadi empat tahun kemudian meski Portugal kini tidak hanya memiliki Ronaldo, tetapi juga pemain muda yang disebut-sebut sebagai penerus jejaknya, Joao Felix. Ronaldo pun pada laga itu gagal menambah koleksi gol internasionalnya yang ke-102 ketika tembakannya digagalkan kiper Perancis, Hugo Lloris.
”Laga ini sangat seimbang, sangat sulit. Ketika kami bagus dalam menyerang, mereka juga bagus dalam bertahan dan sebaliknya,” kata Felix dikutip UEFA. Lini belakang Portugal juga bisa membendung serangan Perancis yang dimotori Mbappe, Olivier Giroud, dan Antoine Griezmann.
Wajar apabila Pelatih Perancis Didier Deschamps lantas mengajak publik untuk lebih melihat kualitas kedua tim dalam bertahan daripada melihat bagaimana kedua tim menyerang. ”Kita seharusnya lebih banyak membicarakan tentang kualitas bertahan dari kedua tim. Kami pun bisa meredam Ronaldo malam ini,” ujarnya.
Di klasemen sementara Grup A3, Portugal dan Perancis kini masing-masing memiliki tujuh poin. Portugal berhak berada di peringkat pertama karena unggul dalam jumlah selisih gol. Adapun Kroasia berada di peringkat ketiga setelah mengalahkan Swedia, 2-1, pada laga lainnya.
Mengeluhkan lapangan
Laga imbang 0-0 juga terjadi di Stadion Energa Gdansk ketika Polandia menjamu Italia. Pelatih Italia Roberto Mancini pun mengeluhkan kondisi lapangan yang buruk yang membuat timnya tidak bisa bermain maksimal.
”Ini (kondisi lapangan) seharusnya bukan alasan, tetapi memang kondisinya buruk. Kualitas pemain tidak bisa terlihat dan bola memantul tidak karuan,” kata Mancini. Hal yang positif di stadion itu, kata Mancini, adalah diizinkannya sejumlah penonton untuk datang dan menyaksikan langsung. Pada laga itu, stadion boleh diisi tidak lebih dari 25 persen dari total kapasitas tribune.
Laga ini merupakan pertama kalinya Italia gagal mencetak gol sejak ditahan imbang 0-0 oleh Portugal pada laga Liga Nasional Eropa musim 2018-2019 yang berlangsung pada November 2018. Bahkan, Italia baru saja mengalahkan Moldova, 6-0, pada laga persahabatan, pekan lalu.
Namun, Polandia jauh lebih tangguh dan berbahaya dibandingkan dengan Moldova karena memiliki striker tertajam di Eropa, yaitu Robert Lewandowski. ”Lewandowski? Dia adalah striker terbaik saat ini dan tidak mencetak gol. Jadi, ketika ia tidak bisa mencetak gol, berarti pertahanan kami sudah baik,” kata Emerson Palmieri.
Italia beruntung masih bisa mempertahankan posisi di peringkat pertama klasemen Grup A1 dengan lima poin karena Belanda juga bermain imbang, 0-0, ketika melawan Bosnia-Herzegovina. Belanda baru memiliki empat poin dan berada di peringkat kedua.
Dengan demikian, pelatih baru Belanda, Frank de Boer, belum mampu meraih kemenangan pertamanya sejak menggantikan Ronald Koeman. Sebelum laga ini, De Boer menjalani debutnya dengan menelan kekalahan 0-1 dari Meksiko pada laga persahabatan, pekan lalu.
”Setelah melihat hasil laga ini, saya juga harus bertanya kepada diri sendiri karena saya yang paling bertanggung jawab,” kata De Boer. Namun, ia juga memberikan sejumlah alasan bahwa Bosnia juga merupakan tim kuat karena sebelumnya bisa menahan imbang Italia, 1-1. Adapun Belanda saat bertemu Italia, kalah 0-1. (AP/AFP/REUTERS)