Pelatih Inggris, Gareth Southgate, akhirnya menemukan cara untuk bisa mengalahkan Belgia sebagai tim terbaik di dunia. Kemenangan ini langsung mendongkrak kepercayaan skuad tim “Tiga Singa”.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, SENIN - Tim nasional Inggris saat ini semakin percaya diri setelah mengalahkan Belgia, 2-1, pada laga penyisihan grup Liga Nasional Eropa yang berakhir, Senin (12/10/2020) dini hari WIB di Stadion Wembley. Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, merasa skuadnya memiliki masa depan yang lebih cerah karena bisa mengalahkan tim terbaik di dunia.
Belgia, saat ini, merupakan tim peringkat pertama dalam daftar tim terbaik di dunia versi FIFA. Posisi itu semakin kuat karena Belgia memenangi ke-12 laga resmi di ajang kualifikasi Piala Eropa 2020 dan Liga Nasional Eropa. Kekalahan dari Inggris merupakan kekalahan pertama Belgia sejak November 2018 ketika dilibas Swiss, 2-5, pada ajang Liga Nasional Eropa musim 2018-2019 atau edisi pertama.
Southgate pun sangat bangga dengan perkembangan skuadnya. “Kami tidak akan menghadapi laga yang lebih sulit dari pada ini. Laga ini adalah ujian yang kami butuhkan. Bagi pemain, ini adalah pengalaman berharga dan memberikan mereka gambaran mengenai apa yang akan terjadi beberapa tahun lagi,” katanya.
Bagi Southgate dan Inggris, kemenangan atas tim yang sempat mengalahkan mereka pada laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia Rusia 2018 ini adalah sebuah pesan bahwa mereka telah naik ke level yang lebih tinggi. Kemenangan ini mendongkrak moral tim untuk menghadapi kompetisi yang lebih bergengsi seperti Piala Eropa 2020 yang rencananya baru akan digelar pada pertengahan 2021 akibat pandemi Covid-19.
Pertahanan lebih kuat
Apalagi penampilan Inggris selama setahun terakhir membuktikan mereka sebagai tim yang konsisten dan sudah memiliki pertahanan yang lebih rapat. Pada pertengahan Oktober 2019, sejak dikalahkan Ceko di ajang kualifikasi Piala Eropa 2020, gawang Inggris mulai sulit dibobol lawan. Baru Belgia yang mampu membobol gawang Inggris yang tertutup rapat selama sekitar satu tahun.
Southgate sebelumnya sudah sangat waspada terhadap serangan Belgia yang sulit dibendung karena diperkuat striker seperti Romelu Lukaku. Serangan itu masih tajam meski motor serangan Belgia lainnya, yaitu Dries Mertens dan Eden Hazard, absen. Namun, Southgate menemukan cara untuk mengatasi masalah itu.
Sejak pertama kali menangani Inggris pada 2016, Southgate menggemari konsep tiga bek dan itu menjadi kunci kemenangan ini. Ia memasang Harry Maguire, Eric Dier, dan Kyle Walker, sebagai bek tengah. Adapun Kieran Trippier dan Trent Alexander-Arnold menjadi bek sayap yang juga bertugas membangun serangan.
“Kami tahu Belgia akan mempersulit kami dengan memperbanyak serangan melalui kedua sisi lapangan,” ujar Southgate. Dengan berhasil mengatasi serangan Belgia, Southgate menilai para pemainnya telah melalui ujian yang sangat berat.
Tuah Rashford
Belgia pada laga itu hanya mampu mencetak gol melalui tendangan penalti yang dilakukan Lukaku pada babak pertama. Sepanjang babak pertama itu, Inggris cenderung bermain negatif dan Belgia lebih mendominasi permainan. Lewat tendangan penalti pula, yang diambil Marcus Rashford, Inggris mampu menyamakan kedudukan menjadi imbang 1-1 hingga babak pertama usai.
Sejak pertama kali menangani Inggris pada 2016, Southgate menggemari konsep tiga bek dan itu menjadi kunci kemenangan ini.
Permainan Inggris lebih dinamis pada babak kedua, sehingga mereka bisa memastikan kemenangan melalui gol yang dicetak Mason Mount pada menit ke-64. “Belgia mempersulit kami pada babak pertama, tetapi Southgate kemudian menceramahi pemain saat jeda dan kami bisa bermain kembali untuk meraih kemenangan,” kata Walker.
Kemenangan ini membuat Inggris kini menduduki peringkat pertama Grup 2 Liga A di ajang Liga Nasional Eropa musim ini. Mereka mengantongi tujuh poin, sedangkan Belgia berada di peringkat kedua dengan enam poin. Inggris dituntut konsisten dengan penampilannya saat ini agar bisa tetap berada di peringkat pertama dan mendapatkan tiket ke babak berikutnya atau babak semifinal.
Janji pembalasan Lukaku
Menurut Lukaku, Belgia kehilangan beberapa hal krusial yang menyebabkan mereka kalah. Mereka tampil kurang “ngotot” untuk mempertahankan bola dan operan akhir kurang maksimal. Berbagai kekurangan itulah yang membuat Belgia punya pekerjaan rumah untuk membenahinya.
Laga persahabatan yang berlangsung akhir pekan lalu, yaitu ketika ditahan imbang, 1-1, oleh Pantai Gading sudah menjadi peringatan bagi Belgia. Namun, Lukaku masih yakin timnya bisa belajar dari kesalahan dan mengancam Inggris. “November nanti kami akan lebih siap lagi menghadapi Inggris,” kata Lukaku dikutip UEFA.
Pertemuan kedua pada November nanti sangat krusial bagi kedua tim. Laga itu menjadi kesempatan bagi Inggris untuk semakin membenamkan Belgia. Adapun Belgia wajib menang untuk terus melaju sekaligus mempertahankan reputasinya sebagai tim terbaik di dunia saat ini. (AFP/REUTERS)