Sesi latihan pertama dan kedua MotoGP di Sirkuit Le Mans, Perancis, menambah tekanan bagi pemimpin klasemen Fabio Quartararo. Pebalap tuan rumah itu belum menunjukkan sengatan untuk menjadi favorit pemenang di Le Mans.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LE MANS, JUMAT – Tekanan psikologis dalam perebutan gelar juara MotoGP semakin menghimpit Fabio Quartararo. Pemuncak klasemen itu belum menunjukan performa meyakinkan dalam sesi latihan bebas pertama dan kedua di Sirkuit Le Mans, Perancis, Jumat (9/10/2020), dengan menempati posisi ke-18 dan ke-13. Dia berada dalam bayang-bayang para pesaingnya, seperti Joan Mir, Maverick Vinales, dan Jack Miller.
Sesi latihan pertama berlangsung dalam kondisi sirkuit masih basah akibat hujan semalaman serta gerimis sejak Jumat pagi. Catatan waktu yang dicetak oleh para pebalap belum menunjukan potensi sesungguhnya. Namun, sesi FP1 itu memunculkan potensi pebalap yang bisa tampil bagus dalam kondisi trek basah. Mereka antara lain pebalap Aprilia, Bradley Smith, yang mencetak waktu lap tercepat disusul Johann Zarco (Esponsorama) dan tiga pemacu Ducati, Danilo Petrucci, Jack Miller, dan Andrea Dovizioso.
Di bawah mereka, ada tiga pemacu Yamaha YZR-M1, yaitu berturut-turut Maverick Vinales, Franco Morbidelli, dan Valentino Rossi. Adapun Quartararo tercecer di posisi ke-18 dengan selisih waktu 2,690 detik dari Smith. Quartarararo seperti bermain aman dalam kondisi trek basah dan lebih fokus pada penjajakan trek.
Namun, pada FP2 atau sesi latihan kedua, dengan kondisi trek yang mengering, pebalap asal Perancis berusia 21 tahun itu juga tak menunjukan performa yang meyakinkan. Quartararo bahkan beberapa kali terlalu melebar saat keluar tikungan sehingga kehilangan waktu. Pebalap andalan tim Petronas SRT Yamaha itu tertahan di posisi ke-13 dengan waktu 1 menit 35,489 detik.
Quartararo kini dalam sorotan sebagai pemimpin klasemen sementara dengan 108 poin. Ia hanya unggul delapan poin dari pebalap Suzuki, Joan Mir, dan 18 poin dari Vinales. Dia perlu melakukan lompatan besar pada FP3 pada Sabtu untuk bisa langsung lolos ke Q2 (sesi kualifikasi kedua) untuk memerebutkan posisi start terdepan.
Jika gagal memperbaiki performanya dan hanya masuk Q1, peluang Quartararo memperlebar keunggulan poin di kejuaraan balap motor terkemuka sejagat itu akan menipis. Ini ujian mental sesungguhnya bagi Quartararo yang sering dinilai mudah kehilangan arah saat dalam tekanan besar, seperti saat dia masih berkarier di Moto2.
Kenangan Miller
Pebalap tercepat pada FP2 adalah pebalap Pramac Ducati Jack Miller dengan 1 menit 34,133 detik. Miller sangat menikmati sesi latihan pada kondisi trek yang belum sepenuhnya kering itu. Dia pun berani memacu Desmosedici pada trek yang temperaturnya sangat dingin, yaitu 16 derajat celcius, itu.
Pebalap asal Australia itu memang memiliki kenangan manis dan pahit di Le Mans. Saat di Moto3, dia pernah memenangi balapan di sana. Akan tetapi, dia juga mengalami kecelakaan parah pada MotoGP 2017. Beruntung, dia tidak sampai cedera parah.
“Saya mencintai Le Mans. Saya pernah menang di sana dahulu. Saya sangat cepat di sana tahun lalu serta bertarung dengan Marc (Marquez) dalam balapan. Ini tempat yang saya sangat akrab. Ini juga tempat yang berusaha membunuh saya sebelumnya,” tegas Miller.
Ini kondisi yang sangat sulit karena bukan hanya basah, tetapi juga sangat dingin. Anda harus membalap dengan sangat lembut dan terus berhati-hati.(Valentino Rossi)
Miller menggusur pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, yang sempat memimpin dengan 1 menit 34,500 detik menggunakan ban depan belakang baru berkompon lunak. Takaaki Nakagami, yang musim ini menjadi pebalap yang lebih kompetitif, sempat memuncaki daftar waktu tercepat, tetapi kemudian melorot ke posisi ketiga.
Pebalap asal Jepang itu mencatatkan waktu 1 menit 34,857 detik. Nakagami gagal memperbaiki waktunya karena terjatuh di tikungan 11. Di belakang pebalap Jepang itu ada Zarco, disusul rekan setim Vinales, Valentino Rossi. Pebalap berusia 41 tahun itu tampil konsisten di zona 10 besar dalam dua sesi latihan.
“Rasa (pengendalian motor) dalam kondisi basah sangat bagus. Saya bisa langsung cepat dan berada di enam besar. Itu sangat bagus dalam kondisi basah. Situasinya sangat sulit di lintasan karena kondisinya luar biasa dingin. Jadi, akan sangat mudah untuk melakukan kesalahan,” tegas Vinales terkait FP1.
Rossi juga menilai, temperatur trek yang dingin juga sangat sulit untuk mengeluarkan kemampuan terbaik motor. “Ini kondisi yang sangat sulit karena bukan hanya basah, tetapi juga sangat dingin. Anda harus membalap dengan sangat lembut dan terus berhati-hati. Tetapi, perasaan saya tidak terlalu jelak. Ini cukup bagus,” tegas Rossi.
Rossi, yang memburu podium ke-200, lebih fokus pada mengasah pace balapan. “Saya mencetak beberapa waktu putaran yang bagus. Kami masih harus bekerja, tetapi ini sesi latihan yang bagus,” tegas pebalap asal Italia itu seperti dikutip SpeedWeek.
Potensi dominasi para pebalap Yamaha dan Ducati di Le Mans belum diikuti oleh performa para pebalap Suzuki. Alex Rins dan Joan Mir berada di posisi ke-11 dan 12 pada FP2. Posisi mereka membaik sedikit dari FP1 dengan masing-masing di posisi ke-12 dan 13. Kondisi itu mengindikasikan kondisi Suzuki yang belum bisa memperbaiki catatan waktunya pada satu putaran yang kompetitif.
Kekuatan Suzuki adalah konsistensi dalam pace balapan. Mereka pun mampu empat kali menempatkan Mir di podium dalam lima balapan terakhir. Bahkan, di Barcelona, Mir dan Rins finis beruntun di posisi kedua dan ketiga. Namun, saat kualifikasi, mereka kesulitan meraih posisi start dari baris terdepan dan kedua.