Heat kembali tampil tanpa dua pemain bintang yang masih cedera, Adebayo dan Dragic. Namun, hal itu bukan masalah. Penampilan fenomenal Butler memimpin timnya menaklukkan Lakers.
Oleh
KELVIN HIANUSA dan KORANO NICOLASH LMS
·3 menit baca
ORLANDO, SENIN ― Jimmy Butler membuktikan dirinya pantas disebut pebasket NBA paling kompetitif saat ini. Butler, bagaikan jenderal perang, memimpin Miami Heat di lini terdepan untuk menaklukkan tim raksasa Los Angeles Lakers. Aksi spartannya menyelamatkan skuad pincang Heat dari tragedi sapu bersih di Final NBA.
Butler menghasilkan triple double 40 poin, 11 rebound, dan 13 asis dalam gim 3 Final NBA, Senin (5/10/2020) WIB, di ”gelembung” Orlando. Penampilan fenomenalnya yang tidak mau kalah sepanjang laga mengantarkan Heat menang atas Lakers, 115-104.
”Menang. Hanya itu. Saya tidak peduli dengan triple double. Saya hanya mau menang. Kami akhirnya melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Kami mengimbangi energi mereka,” kata Butler, yang menjadi pemain pertama sejak era Michael Jordan dengan raihan lebih dari 32 poin dan 12 asis di partai puncak.
Kemenangan ini begitu spesial bagi Heat. Setelah kalah di dua gim pertama, mereka diprediksi akan menyerah dalam seri ini, 0-4. Namun, mereka justru bisa bangkit dengan menipiskan jarak sementara, 1-2. Tim asuhan Erik Spoelstra ini juga membuktikan bisa menang tanpa dua bintang, Bam Adebayo dan Goran Dragic. Keduanya kembali absen setelah menderita cedera di gim 1.
Semua berkat Butler. Jiwa kepemimpinannya menopang tim berisi pemain medioker tersebut. Sang pemain berusia 31 tahun ini tampil ”menggila” melampaui duo paling dominan di NBA, Anthony Davis dan LeBron James.
Butler jatuh dan bangun sepanjang pertandingan. Dia memimpin tim bertahan dan menyerang selama 45 menit, nyaris tidak istirahat. Semua serangan Heat berawal dari tangannya. ”Dia (Butler) adalah pesaing elite tertinggi dan kami membutuhkannya,” kata Spoelstra memuji.
Permainan jarak menengahnya tidak bisa dihentikan benteng pertahanan Lakers. Pemain berotot kekar ini sukses memasukkan 14 dari 20 lemparan lewat penetrasi ke area dalam. Dia juga mengorbankan tubuhnya untuk dilanggar pemain lawan. Upaya itu membuatnya mendapatkan 14 lemparan bebas, terbanyak di antara pemain lain.
Momentum kemenangan Heat terjadi di pertengahan kuarter terakhir. Saat itu, mereka yang nyaris unggul sepanjang gim terkejar oleh Lakers. James dan rekan-rekan berbalik unggul, 91-89.
Namun, setelah time out, Butler dengan tenang membawa timnya memimpin kembali, 103-95. Ketenangan itu membawa kepercayaan diri pada pemain lain. Center Kelly Olynyk dan rookie Tyler Herro, yang masing-masing menyumbang 17 poin, turut unjuk gigi di akhir permainan. Lakers pun tidak mampu mengimbanginya.
James yang bermain apik di tiga kuarter, dengan total 25 poin, 10 rebound, dan 8 asis, dihentikan Butler di kuarter pamungkas. Butler, yang juga menghasilkan 2 steal dan 2 block, membuat James beberapa kali melakukan kesalahan.
Menurut jurnalis Yahoo Sports, Vincent Goodwill, pada akhir kuarter pertama, James sempat memainkan perang psikologis dengan Butler. Dia mengatakan, Heat dalam masalah besar. Perkataan itu dibalas tuntas oleh Butler menjelang akhir laga. ”Anda dalam masalah,” tegas Butler.
Meski timnya kalah, James memuji penampilan menakjubkan sang bintang Heat. ”Dia adalah kompetitor terbaik yang kami hadapi di permainan ini. Saya merasa beruntung bisa melawannya. Saya akan merindukan momen ini,” ucapnya.
Selain performa individu menakjubkan dari sosok Butler, kemenangan ini tidak lepas dari solidnya pertahanan Heat. Mereka sukses mematikan Davis. Andalan Lakers dalam dua gim sebelumnya itu hanya menyumbang 15 poin dan 5 rebound.
Davis tidak berkembang karena dijaga dua pemain sekaligus. Dia yang terjebak agresivitas lawan hanya bermain 33 menit karena terkena masalah pelanggaran sejak awal. Tanpa performa terbaiknya, Lakers kesulitan mendominasi.
”Hanya banyak kesalahan tidak penting. Kami harus lebih baik dalam semua hal, dari operan hingga lemparan. Tetapi, percaya kepada saya. Kami akan baik-baik saja,” kata Davis yang selalu mencetak lebih dari 30 poin di dua gim awal. (AP)