Khawatir Pandemi, Indonesia Mundur dari Piala Thomas-Uber
Keputusan mengejutkan datang dari PP PBSI. Tim bulu tangkis Indonesia memutuskan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 di Denmark. Keputusan ini tidak terlepas dari kekhawatiran akan pandemi Covid-19 yang belum usai.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah sempat menyatakan kesiapan mengikuti Piala Thomas dan Uber serta dua kejuaraan lain di Denmark, tim bulu tangkis Indonesia menyatakan mundur. Keputusan tersebut dibuat untuk menjaga keselamatan dan kesehatan atlet karena kejuaraan-kejuaraan itu masih akan berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
Kejuaraan beregu putra dan putri, Piala Thomas dan Uber 2020, akan diselenggarakan di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober. Akibat Covid-19, turnamen ini dimundurkan dari jadwal semula, 16-24 Mei lalu.
Undian telah diselenggarakan pada 3 Agustus yang menempatkan tim Thomas Indonesia pada Grup A bersama Malaysia, Belanda, dan Inggris. Adapun tim Uber berada di Grup B bersama Korea Selatan, Australia, dan Malaysia. Kejuaraan dua tahunan ini diikuti, masing-masing, 16 tim putra dan putri.
”Tim Indonesia dipastikan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020. Kami sudah mengirim surat ke Menpora dan akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) mengenai hal ini. Keputusan ini diambil setelah kami berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto dalam laman PP PBSI, Jumat (11/9/2020).
Achmad mengatakan, pemain dan pelatih sebenarnya bersemangat ketika BWF menyatakan Piala Thomas dan Uber akan digelar. Apalagi, Indonesia memiliki peluang besar menjuarai Piala Thomas.
”Tetapi, dalam perjalanan waktu dan mencermati perkembangan Covid-19 yang belum terselesaikan, baik di Indonesia maupun di negara lain, timbul keraguan para atlet,” ujar Achmad.
Khawatir pandemi
Keraguan tersebut disampaikan atlet dan pelatih pada pengurus PBSI hingga keputusan mundur pun diambil. Faktor utama yang mendasari putusan itu adalah adanya rasa khawatir dari atlet terhadap kemungkinan mereka akan terpapar Covid-19, baik dalam perjalanan, di tempat transit, maupun di tempat pertandingan.
Keraguan juga muncul karena tidak ada jaminan dari BWF tentang pihak yang harus bertanggung jawab dan proses penanganannya jika ada yang terpapar Covid-19 dalam turnamen.
Mengacu pada dua alasan di atas, jajaran pimpinan PBSI, yaitu Ketua Umum Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian Alex Tirta, Sekretaris Jenderal Achmad Budiharto, serta Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti, memutuskan Indonesia mundur dari Piala Thomas dan Uber. Sebagai konsekuensinya, Indonesia juga batal tampil dalam dua turnamen di Denmark.
Piala Thomas dan Uber menjadi bagian dari enam turnamen yang akan digelar mulai Oktober hingga akhir tahun dalam jadwal baru yang dikeluarkan BWF pada Agustus lalu. Jadwal itu dibuat setelah berbagai turnamen bulu tangkis dihentikan sejak Maret karena pandemi Covid-19.
BWF membuat ”gelembung” Denmark dengan menggelar Piala Thomas dan Uber, diikuti Denmark Terbuka I dan Denmark Terbuka II pada dua pekan berikutnya.
Banyak yang mundur
Berselang dua pekan setelah itu, turnamen berpindah ke ”gelembung” Asia, yaitu dengan Asia Terbuka I, Asia Terbuka II, dan Final BWF World Tour. Akan tetapi, tempat dan waktu penyelenggaraan turnamen-turnamen di Asia itu belum ditentukan.
Namun, karena pandemi tak kunjung mereda, peserta Piala Thomas dan Uber mengundurkan diri satu per satu. Sebelum Indonesia, tim lain yang mengundurkan diri adalah Australia, Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan.
BWF belum memberi keputusan terbaru terkait banyaknya tim yang mundur. Dari pernyataan terakhir, pada 7 September, mereka tetap bertekad menggelar kejuaraan tersebut meskipun saat itu Thailand, Taiwan, dan Australia telah menyatakan mundur.