Turnamen tenis ATP/WTA Cincinnati di AS bak ”wahana” misterius bagi para petenis top dunia. Sebagian dari para unggulan itu, seperti Serena Williams, tampil seperti ”roller coaster”. Sebagian bahkan langsung tersingkir.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
NEW YORK, SENIN — Permainan petenis-petenis top dunia yang mengawali penampilan dalam turnamen ATP/WTA Cincinnati di New York, Amerika Serikat, pada Senin (24/8/2020) waktu setempat, bagai roller coaster. Sebagian menang dalam laga ketat yang hampir membuat mereka kalah, adapun sebagian lainnya bahkan langsung tersingkir.
Penampilan naik-turun sepanjang pertandingan membuat Serena Williams berada di ambang kekalahan saat berhadapan dengan petenis yang lolos dari babak kualifikasi, Arantxa Rus, pada babak kedua turnamen itu. Naomi Osaka, Novak Djokovic, dan Mario Berrettini dipersulit lawan-lawannya. Sementara Dominic Thiem Alexander Zverev dan Petra Kvitova langsung tersingkir.
Serena, tunggal putri peringkat kesembilan dunia yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga, kesulitan ketika harus memenangi set pertama melalui tie-break, lalu kehilangan set kedua. Pengalaman menjuarai ajang besar, salah satunya 23 kali juara Grand Slam, membuatnya Serena seperti akan memenangi laga itu ketika unggul, 5-2, pada babak ketiga.
Namun, upaya Serena untuk memenangi laga pada servisnya di gim kedelapan dipatahkan Rus. Petenis Belanda berperingkat ke-72 dunia itu kembali memaksa tie-break meski tak dapat meraih satu poin pun. Serena menang, 7-6 (8-6), 3-6, 7-6 (7-0), setelah bertanding selama 2 jam 48 menit.
”Saya pikir, saya bermain dengan baik. Saya bermain agresif dan bisa melancarkan pukulan dengan bagus. Tetapi, dia adalah pejuang, saya menghadapi ’tembok tebal’ hari ini, terutama pada set kedua. Apalagi, cuaca sangat panas. Secara fisik, saya fit. Namun, tenis adalah permainan mental. Jadi, pertandingan tadi ditentukan oleh mental,” tutur Serena seusai pertandingan itu.
Menjadi bagian dari delapan unggulan teratas, Serena mendapat bye pada babak pertama turnamen berlevel Premier 5 untuk persaingan di kategori putri itu. Maka, laga melawan Rus menjadi penampilan pertamanya di Flushing Meadows, New York.
Pada tahun ini, ATP/WTA Cincinnati diselenggarakan di New York, pada lokasi yang sama dengan tempat penyelenggaraan Grand Slam AS Terbuka, 31 Agustus-13 September. Diselenggarakan pada masa pandemi Covid-19, Asosiasi Tenis AS (USTA) menggabungkan dua turnamen tersebut di tempat yang sama untuk mempermudah kontrol pergerakan semua partisipan. USTA membatasi ruang gerak petenis, tim, dan panitia dalam lingkungan steril yang disebut ”gelembung”.
Menguji kemampuan
Sebelum turnamen Cincinnati, Serena menguji kemampuannya pada turnamen berlevel lebih rendah, WTA Internasional Lexington, AS, pekan lalu. Pada tiga pertandingan yang dijalani, hingga dihentikan Shelby Rogers pada perempat final, petenis berusia 38 tahun itu juga selalu bermain tiga set.
Serena sebenarnya cukup beruntung ketika bisa berlatih saat turnamen dihentikan sejak Maret karena pandemi Covid-19. Dia berlatih di rumahnya di Florida, AS, dengan fasilitas lengkap, mulai dari tempat latihan kebugaran dan lapangan tenis yang dibuatkan oleh suaminya, Alexis Ohanian.
Namun, tanpa turnamen, semua petenis, termasuk petenis top seperti Serena dan Djokovic, kehilangan satu program untuk mempertahankan performa mereka dalam persaingan di level elite. Seperti dikatakan Djokovic setelah mengalahkan Ricardas Berankis, 7-6 (7-2), 6-4, pada babak kedua, latihan dan pertandingan adalah dua dunia yang berbeda.
”Latihan dan pertandingan memiliki atmosfer yang sangat berbeda. Bertanding kembali setelah enam bulan tak ada turnamen bukan hal yang mudah. Saya juga cukup kesulitan. Namun, inilah yang kami tunggu. Inilah momen yang selalu kami nikmati dan kami senang melakukannya,” ujar Djokovic, yang tampil kurang fit karena sakit leher hingga mengganggunya saat servis.
Bertanding kembali setelah enam bulan tak ada turnamen bukan hal yang mudah. Saya juga cukup kesulitan. Namun, inilah yang kami tunggu. (Novak Djokovic)
Sama seperti atlet kelas bawah, atlet-atlet elite dunia tak pernah mudah dalam menghadapi penampilan pertamanya di setiap kejuaraan. Roger Federer pernah mengatakan bahwa dia selalu gugup saat menghadapi babak awal turnamen meski telah bersaing di arena tenis profesional sejak 1998. Pertandingan baru, walau diselenggarakan di tempat yang sama, selalu memunculkan atmosfer berbeda. Tahun ini, situasi itu dipersulit dengan kekosongan turnamen akibat pandemi.
Langsung kalah
Situasi baru tersebut, bahkan, tak bisa diatasi dua unggulan tunggal putra, Dominic Thiem (2) dan Alexander Zverev (5). Thiem ditaklukkan Filip Krajinovic, 2-6, 1-6, sementara Zverev dihentikan petenis yang tengah menapaki kembali kemampuan terbaiknya setelah didera cedera pinggul, Andy Murray, 3-6, 6-3, 7-5.
Thiem sebenarnya menjadi salah satu favorit juara berdasarkan rekam jejaknya pada 2020. Pada awal tahun, dia lolos ke final Grand Slam Australia Terbuka sebelum dihentikan Djokovic. Sebelum tampil di New York, petenis Austria peringkat ketiga dunia itu juga rajin mengikuti turnamen ekshibisi.
Akan tetapi, ketika tampil kembali dalam turnamen resmi, Thiem kesulitan dalam menemukan ritme permainan yang tepat. ”Permainan saya sangat buruk, saya kesulitan menemukan ritme dan ketika mengembalikan servis. Saya sendiri kesulitan memahami permainan sendiri, semoga bisa menemukan jawabannya dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya dalam laman resmi ATP.
Thiem, yang biasanya bermain dengan solid dari baseline, menerapkan permainan servis dan voli ketika berhadapan dengan Krajinovic. Momen ketika dia menyerang ke depan lapangan setelah servis justru membuahkan banyak kesalahan.
Sementara kekalahan yang dialami Zverev salah satunya disebabkan dia tak mampu mengatasi kelemahannya selama ini, yaitu pada servis kedua. Kesalahan itu membuahkan lima double fault pada dua servis terakhirnya.
”Tak mudah bertanding kembali setelah sekian lama tak ada turnamen. Apalagi, ini adalah penampilan pertama saya,” ujar Zverev.
Pada tunggal putri, unggulan keenam, Petra Kvitova, juga tersingkir pada penampilan awal. Petenis Ceko ini kalah dari rekan senegaranya, Marie Bouzkova, 6-2, 5-7, 2-6. Hasil tersebut, berikut kekalahan yang dialami Madison Keys (7), membuat tunggal putri tinggal menyisakan Serena, Osaka (4), Aryna Sabalenka (5), dan Johanna Konta (8), sebagai unggulan 10 besar pada babak ketiga.
Kekalahan pada penampilan pertama dialami dua unggulan teratas, Karolina Pliskova dan Sofia Kenin, sehari sebelumnya. (AP/REUTERS)