Laga Sengit Sambut ”Debut” Persaingan Petenis Top Dunia
Setelah lama menanti, pencinta tenis akan disuguhi kembali persaingan sengit sejumlah petenis top dunia dengan digelarnya turnamen ATP/WTA Cincinnati, AS, mulai Sabtu (22/8/2020). Turnamen ini memakai protokol Covid-19.
NEW YORK, KAMIS — Kembalinya persaingan petenis-petenis top dunia dalam satu panggung besar akan kembali terjadi pada turnamen ATP/WTA Cincinnati, Amerika Serikat, 22-28 Agustus. Laga ”panas” babak pertama akan memupus kerinduan penggemar tenis setelah turnamen pada semua level dihentikan selama lima bulan.
Pandemi Covid-19 membuat semua petenis harus menepi dari rutinitas mereka di arena persaingan sejak pertengahan Maret. Kompetisi dihentikan menjelang berlangsungnya turnamen ATP/WTA Indian Wells, AS, 12-22 Maret.
Dimulai dengan babak kualifikasi pada Kamis (20/8/2020), lalu babak utama sejak Sabtu (22/8/2020), ATP/WTA Cincinnati akan menjadi panggung besar pertama persaingan petenis profesional. Turnamen level rendah untuk putri telah berlangsung sejak awal Agustus. Adapun persaingan petenis putra dimulai di ATP Cincinnati.
Untuk babak utama, undian yang dilakukan Kamis menjadi pembuka turnamen ATP Masters 1000 untuk putra dan Premier 5 untuk kategori putri tersebut. Setidaknya lima pertandingan pada tunggal putri dan dua di tunggal putra akan menjadi laga sengit turnamen yang pertama kali digelar pada 1899 ini.
Pada tunggal putri, potensi laga seru akan terjadi pada pertemuan Kim Clijsters melawan Jennifer Brady, Cori ”Coco” Gauff-Maria Sakkari, Venus Williams-Dayana Yastremska, Victoria Azarenka-Donna Vekic, serta Sloane Stephens-Caroline Garcia.
Adapun pada tunggal putra, penggemar tenis akan disuguhi persaingan Andy Murray dengan Frances Tiafoe serta Dennis Shapovalov melawan Marin Cilic. Murray, mantan petenis nomor satu dunia, akan berhadapan dengan Tiafoe untuk pertama kalinya. Jika bisa melewati salah satu andalan tuan rumah tersebut, Murray berpeluang bertemu petenis peringkat ketujuh dunia, Alexander Zverev, pada babak kedua.
Murray, juara ATP Cincinnati 2008 dan 2011, masih berusaha untuk kembali pada penampilan terbaiknya setelah menjalani operasi pinggul, Januari lalu. Pertandingan melawan Tiafoe di ATP Cincinnati menjadi turnamen pertama Murray, petenis peringkat ke-129 dunia ini, pada 2020.
Petenis potensial
Tiafoe, berusia 22 tahun, menjadi bagian dari program ATP Next Gen, yaitu program promosi untuk petenis potensial berusia 21 tahun ke bawah. Tiafoe lolos ke turnamen Final ATP Next Gen 2018 dan 2019, yaitu turnamen yang diikuti delapan petenis terbaik dari setiap musim untuk kategori usia tersebut. Pada 2019, Tiafoe mencapai semifinal sebelum dihentikan petenis Australia, Alex de Minaur.
Sementara pertemuan Cilic dan Shapovalov akan menjadi pertemuan keempat. Dari tiga pertemuan sebelumnya, Shapovalov yang merupakan petenis termuda kedua pada peringkat 20 besar dunia unggul, 2-1. Kemenangan petenis Kanada itu didapat dalam dua pertemuan terakhir, yaitu pada ATP Masters 1000 Indian Wells 2019 dan ATP 250 Marseille 2020.
Ujian ”comeback” Clijsters
Pada kategori putri, petenis 37 tahun, Clijsters, akan menghadapi ujian berat ketika bertemu Brady pada babak pertama. Pekan lalu, Brady menjuarai turnamen WTA Lexington, Kentucky, AS. Turnamen tersebut diikuti para juara Grand Slam, yaitu Serena Williams, Venus, Stephens, dan Victoria Azarenka.
Bermain lagi dalam turnamen resmi setelah pandemi tentu menjadi langkah besar bagi saya.
Clijsters, yang dua kali pensiun sejak menjadi petenis profesional pada 1997, menjalani comeback pada tahun ini dengan melawan Garbine Muguruza pada babak pertama WTA Dubai, Februari, dan kalah. Setelah pandemi Covid-19 menunda targetnya bersaing kembali dengan petenis-petenis papan atas dunia, ibu dari tiga anak itu memiliki kesempatan ketika mendapat wild card dari Asosiasi Tenis AS (USTA) untuk tampil di Cincinnati, berikut di AS Terbuka.
”Saya sangat senang bisa kembali ke New York untuk bertanding. Saya tak punya banyak kesempatan untuk bertanding, baik di tunggal maupun ganda pada liga World Team Tennis (Juli), tetapi saya bisa bermain dalam banyak set. Bermain lagi dalam turnamen resmi setelah pandemi tentu menjadi langkah besar bagi saya,” ujar Clijsters, dikutip media Belgia, Brussels Times.
Petenis Belgia itu menjalani masa pensiun pada Mei 2007-Agustus 2009 dan September 2012-Febuari 2020. Pada comeback setelah pensiun pertamanya, Clijsters menjuarai Grand Slam AS Terbuka 2009 dan 2010 serta Australia Terbuka 2011 untuk menambah gelar AS Terbuka 2005 yang diraihnya dengan status sebagai seorang ibu.
Maka, kembali pada persaingan tenis profesional tanpa peringkat dunia bukanlah hal yang asing dan menakutkan bagi peraih empat gelar juara Grand Slam tersebut. ”Kembalinya saya ke tenis profesional bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri saya sendiri. Jika saya tak punya motivasi dan kepercayaan diri untuk bermain dengan baik, saya tak akan memulai lagi perjalanan ini. Saya yakin masih memiliki kemampuan untuk bersaing dengan yang lain,” lanjutnya.
Keyakinan Clijsters itu akan dites oleh Brady yang mencapai posisi terbaik dalam daftar peringkat dunia sepanjang kariernya, yaitu posisi ke-40, setelah menjuarai WTA Lexington. ”Sangat menyenangkan bisa mendapat gelar pertama dalam karier saya. Hanya ada satu pemenang setiap pekan dan saya senang bisa menjadi bagian dari itu,” ujar petenis AS itu, dikutip www.tennis.com.
Masa sulit
Gelar itu menjadi wujud kerja keras petenis berusia 25 tahun tersebut dalam melewati masa sulit saat tak ada turnamen. Latihan dijalani tanpa kehadiran pelatih dan pelatih fisiknya karena mereka tinggal di Jerman. ”Mereka hanya mengirimkan program latihan, tetapi kami tetap bisa berkomunikasi dengan baik.”
Turnamen ini diikuti pula oleh tunggal putra nomor satu dunia, Novak Djokovic, yang akan mendapat bye pada babak pertama. Bye serupa juga didapat tujuh unggulan lain, yaitu Dominic Thiem (unggulan kedua), juara bertahan Daniil Medevev (3), Stefanos Tsitsipas (4), Zverev (5), Matteo Berrettini (6), David Goffin (7), dan Roberto Bautista Agut (8).
Pada persaingan di sektor putri, unggulan pertama ditempati Karolina Pliskova, diikuti Sofia Kenin, Serena Williams, Naomi Osaka, Aryna Sabalenka, Petra Kvitova, Madison Keys, dan Johanna Konta.
ATP/WTA Cincinnati dipindahkan dari Pusat Tenis Linder Family, Cincinnati, Ohio, agar bisa diselenggarakan di tempat yang sama dengan Grand Slam AS Terbuka, 31 Agustus-13 September.
Semua pemain telah menjalani latihan setelah mendapat hasil tes negatif pada dua kali tes Covid-19 yang dijalani setelah mereka tiba di hotel/rumah sewa yang telah ditentukan USTA. Karena turnamen diselenggarakan pada masa pandemi Covid-19, panitia memberlakukan protokol kesehatan secara ketat, termasuk tanpa kehadiran penonton yang membeli tiket.
Pemindahan turnamen dari Cincinnati ke New York dilakukan untuk memperkecil peluang penularan virus korona baru. Ini karena panitia bisa lebih mudah melakukan kontrol pada semua peserta.
Baca juga : Misteri Tunggal Putri di New York
Dicoret
Ketika pelatih fisik dari petenis Guido Pella dan Hugo Dellien, yaitu Juan Manuel Galvan, diketahui mendapat hasil positif Covid-19, panitia langsung mencoret kedua petenis itu dari daftar peserta. USTA tak menyebut nama kedua petenis, tetapi Pella dan Dellien berinisiatif mengumumkannya dalam akun media sosial mereka masing-masing.
Pella, yang semula terdaftar pada babak utama, dan Dellien (babak kualifikasi) harus menjalani isolasi 10 hari karena menjalin kontak dengan pelatih. Namun, dengan inisiatif dari Djokovic sebagai Presiden Dewan Pemain ATP, protes dilakukan atas keputusan USTA itu.
Dengan cara mengumpulkan tanda tangan pemain, sebagai tanda protes, Djokovic beralasan, Pella dan Dellien tak tinggal satu kamar dengan Galvan sehingga tak berhak didiskualifikasi. Akan tetapi, protes ini tampaknya tak akan berpengaruh pada keputusan panitia. (AP/REUTERS)