Luka Doncic, bintang muda Dallas Mavericks, nyaris mengakhiri debutnya di play off NBA dengan sempurna. Namun, debut itu diusik keputusan kontroversial wasit yang mengusir rekannya, Porzingis.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, SELASA — Luka Doncic, bintang muda Dallas Mavericks, tampil dominan dalam debutnya di play off melawan Los Angeles Clippers dengan raihan 42 poin, 9 asis, dan 7 rebound. Namun, debut menjanjikan itu berujung kekalahan timnya. Faktor utama kekalahan itu karena wasit mengusir rekannya, Kristaps Porzingis, di awal paruh kedua.
Tim kuda hitam Mavericks harus menyerah dalam gim pertama play off dari Los Angeles Clippers, 110-118, pada Selasa (18/8/2020) pagi WIB. Penampilan apik Doncic di laga ini tak cukup untuk membendung duo Clippers, Kawhi Leonard (29 poin) dan Paul George (27 poin).
Titik balik pertandingan terjadi di awal kuarter ketiga. Wasit mengeluarkan Porzingis dari lapangan setelah mendapatkan pelanggaran teknis (technical foul) kedua. Saat itu, Porzingis membela Doncic dari pertengkaran dengan pemain lawan, Marcus Morris Sr. Dia mendorong Morris sebelum dipisahkan pemain lain.
Wasit pun sepakat memberikan pelanggaran teknis kepada Porzingis. Dia harus keluar karena sudah mendapatkan pelanggaran teknis pertama di paruh pertama seusai protes berlebihan terhadap keputusan wasit.
Dipertanyakan
Keputusan wasit dinilai berlebihan untuk membuat pemain bertubuh besar Mavericks itu keluar dari pertandingan. Legenda hidup Mavericks, Dirk Nowitzki, dan megabintang LA Lakers, LeBron James, sempat mempertanyakan keputusan itu di media sosial mereka.
”KP (Porzingis) membela saya. Saya pikir tidak adil mengeluarkannya dari pertandingan hanya karena itu. Apalagi, ini adalah sebuah laga play off,” ucap Doncic yang berkomentar terhadap panggilan wasit, selepas laga, kepada ESPN.
Morris juga mempertanyakan keputusan wasit. Meski keputusan menguntungkan timnya, menurut dia, tidak ada seorang pemain pun pantas dikeluarkan di play off hanya karena masalah kecil seperti itu.
Keluarnya Porzingis mengganggu keseimbangan Mavericks. Porzingis, yang menghasilkan 14 poin, sangat membantu Doncic untuk membuat timnya unggul pada paruh pertama, 69-66.
Doncic terus memberikan perlawanan sendirian walaupun sempat mendapat perawatan di bagian engkel kaki.
Di sisa laga, Doncic terus memberikan perlawanan sendirian walaupun sempat mendapat perawatan di bagian engkel kaki. Dengan akurasi tembakan mencapai 61 persen, pemain tahun kedua di NBA itu menggempur pertahanan Clippers dari area luar ataupun dalam. Penetrasinya ke area keranjang tidak bisa dibendung Leonard dan rekan-rekan.
Namun, absennya Porzingis menjadi pembeda di ujung laga. Dua menit terakhir, Maverick tertinggal cukup jauh. Doncic tidak sanggup memikul beban sendirian di lapangan melawan skuad Clippers yang diunggulkan juara NBA musim ini.
Debut kandidat Most Improved Player of the Year itu pun berujung kekalahan. Laga pertama Doncic bisa dibilang nyaris sempurna. Meski sempat grogi di awal yang berakhir dengan 11 turnover dan masalah di engkel, dia mampu bangkit dan memimpin rekan-rekannya.
Penampilan itu bisa jadi modal Mavericks di laga play off selanjutnya dalam seri berformat terbaik dalam tujuh gim (best of seven). Gim kedua Mavericks vs Clippers akan berlangsung pada Kamis.
Leonard memuji penampilan Doncic. Akan tetapi, dia menjamin lawannya itu akan kesulitan di gim-gim berikutnya. Leonard yakin Clippers akan berbenah banyak setelah laga.
”Kami bisa lebih baik dari performa hari ini. Kami akan melihat tayangan ulang pertandingan, lalu mencari apa yang bisa diperbaiki,” kata pemain yang musim lalu membawa Toronto Raptors juara NBA tersebut.
Clippers untuk pertama kalinya bermain dengan skuad lengkap di ”gelembung” Orlando. Patrick Beverley dan Montrezl Harrell baru bergabung setelah dibekap cedera. Adapun musim ini mereka baru memainkan tim lengkap 13 kali dalam 73 laga. Hal ini menandakan mereka masih beradaptasi dan akan terus berkembang.
Saingi Jordan
Performa menakjubkan di play off juga ditunjukkan Donovan Mitchell, guard Utah Jazz, saat melawan Denver Nuggets. Mitchell menghasilkan poin tertinggi dalam kariernya, yaitu 57 poin. Itu membuatnya menjadi pemain termuda dengan skor terbanyak di play off setelah terakhir dilakukan oleh legenda NBA, Michael Jordan (63 poin) pada 1986.
Sayangnya, Jazz harus kalah dalam laga tambahan waktu dari Nuggets, 125-135. Sempat unggul lima angka di dua menit terakhir, Jazz dikejar seusai kesalahan Mitchell. Dia terkena peraturan 8 detik karena terlalu lama berada di area tengah lapangan sendiri.
”Sangat berat kalah di gim pertama. Kesalahan saya karena membiarkan pelanggaran 8 detik terjadi dan setelahnya Nuggets mencetak tiga angka. Pelanggaran itu mengubah permainan,” ujar Mitchell yang mencatatkan akurasi tembakan hingga 57 persen.
Mitchell bisa dikatakan memanggul beban sendirian dalam serangan tim. Dia mengatur serangan sekaligus mengeksekusi bola. Hal itu terpaksa dilakukan karena absennya point guard veteran Mike Conley yang sedang menanti kelahiran anaknya.
Jamal Murray, bintang muda Nuggets yang menghasilkan 36 poin dan 9 asis, sukses mencuri panggung Mitchell di akhir pertandingan. Tembakan akurat dari perimeter dan tiga angkanya tidak mampu dihalau Jazz. Murray didukung Nikola Jokic yang mencatat double-double 29 poin dan 10 rebound. (AP)