Lakers harus mencari cara menghentikan ”guard” Blazers, Damian Lillard, jika ingin melaju ke babak selanjutnya di ”play off” NBA. Lillard sedang ”panas” sejak kelanjutan musim.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, SENIN — Damian Lillard, guard bintang Portland Trail Blazers, menjadi pemain paling diwaspadai sejak kelanjutan NBA. Lewat kemampuan lemparan jarak jauh dan peneterasi ke dalam, Lillard seolah bisa menarik gravitasi pertahanan lawan. Ancaman besar itu menanti calon juara Los Angeles Lakers di play off.
Blazers dan Lakers akan saling mengalahkan dengan format terbaik dalam tujuh gim di babak pertama play off Wilayah Barat. Gim pertama akan berlangsung pada Rabu (19/8/2020) WIB, di Orlando.
Jelang duel, Lakers yang menargetkan juara NBA musim ini dibayangi ancaman Lillard. Sejak kelanjutan liga, Lillard merupakan pemain terbaik di antara ratusan pemain dari 22 tim, dengan catatan rata-rata 37,3 poin dan 9,6 asis. Dia tidak terhentikan oleh lawan-lawan Blazers.
”Dia (Lillard) sedang panas. Dia bisa melakukan apa pun yang diinginkan, apa pun yang bisa membuat timnya menang. Kami semua harus memahaminya dalam pikiran, dia sedang dalam tingkat permainan yang berbeda,” kata forward andalan Lakers, Anthony Davis, dalam konferensi pers, Senin.
Lakers perlu mencari cara untuk ”mematikan” Lillard jika tidak ingin terluka di gim pertama. Masalahnya, sejauh ini belum ada lawan Blazers yang mampu menangkal aksi pemain lincah tersebut.
Bertahan zona tidak efektif dipakai menjaga Lillard. Cara ini akan memberikan ruang baginya menembak dari jauh. Berkali-kali, Lillard dengan akurasi tembakan 49,7 persen sukses memasukkan bola dari logo NBA, di tengah lapangan.
Bertahan satu lawan satu pun sulit menghentikan Lillard. Dia punya kecepatan penetrasi tinggi untuk menerobos area pertahanan, lalu memasukkan bola ke keranjang. Situasi ini dipersulit karena Lakers tidak punya guard yang piawai bertahan setelah Avery Bradley memutuskan absen di sisa musim.
Pilihannya hanya menjaga Lillard dengan dua orang sekaligus sejak melewati garis tengah lapangan, seperti yang dilakukan Brooklyn Nets di turnamen play-in. Nets terbukti bisa meredam Lillard dengan hanya 31 poin, turun dibandingkan rata-rata 51 poin dalam tiga laga sebelumnya.
Namun, gaya gravitasi Lillard akan membuat situasi empat lawan tiga yang menguntungkan Blazers. Rekan-rekan Lillard, seperti C J McCollum dan Jusuf Nurkic, menjadi lebih leluasa mencetak angka di pertahanan yang longgar.
Karena itu, penting bagi Lakers bersama LeBron James dan Davis bisa menghentikan pemain lain dalam situasi yang kalah jumlah. Cara ini tidak mudah, tetapi bukan mustahil karena mereka punya James dengan segudang pengalaman dan Davis yang merupakan kandidat Defensive Player of The Year.
Pelatih Lakers Frank Vogel mengatakan, Blazers merupakan tim yang lebih hebat dari unggulan ke-8 biasanya. ”Mereka bukan unggulan terakhir yang biasanya dihadapi. Mereka punya serangan elite. Kami sangat menghormati Lillard, juga McCollum dan Nurkic,” ucapnya.
Meski begitu, Vogel sudah punya rencana untuk mengantisipasi serangan Blazers. Rencana itu disesuaikan berdasarkan penampilan Blazers di Orlando, bukan di musim reguler. Yang mana, Lillard akan menjadi fokus utama pertahanan mereka.
Di sisi sebaliknya, Blazers juga harus mencari pemain yang akan menjaga James. Satu-satunya pemain mereka yang mampu menjaga James adalah Trevor Ariza. Namun, Ariza tidak ikut ke ”gelembung”.
Dari skuad inti Blazers, kemungkinan pemain veteran Carmelo Anthony yang bisa sedikit mengimbangi ukuran James. Persoalannya, kelemahan utama Anthony adalah saat bertahan. Kemungkinan besar Blazers akan sering menerapkan bertahan zona. Skema ini bisa mengurangi situasi satu lawan satu dengan James.
Menurut Lillard, Lakers merupakan salah satu tim terbaik di NBA. Mereka memiliki pemain kelas dunia. Namun, dia meyakini Blazers punya semangat lebih untuk mengecewakan Lakers.
”Jelas, mereka unggulan pertama. Namun, saat bersamaan, kami punya sesuatu yang lebih dalam gelembung. Kami punya daya juang untuk bisa mengalahkan siapa pun,” ucap pemain berusia 30 tahun itu.
Apalagi, mesin Blazers sudah ”panas” seusai melewati play-in sengit melawan Nets. Berbeda dengan Lakers yang masih meraba-raba dalam sisa musim reguler. Akurasi tembakan skuad Lakers jauh di bawah standar dalam delapan laga sebelumnya.
Pelatih pun akan berperan penting dalam laga hidup atau mati di play off. Dalam hal ini, Blazers lebih diuntungkan karena memiliki Terry Stotts. Pelatih yang membawa timnya ke Final Wilayah Barat musim lalu itu punya kemampuan lebih dalam membaca dan mengubah taktik saat gim berlangsung. (AP)