Pelatih Antonio Conte mengejar trofi Liga Europa sebagai penebusannya di Inter Milan. Sebelum itu dicapai, Inter wajib melewati dulu hadangan Getafe pada laga babak 16 besar, Kamis dini hari WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, SELASA — Setelah gagal meraih trofi Liga Italia, Pelatih Inter Milan Antonio Conte kini membidik gelar juara Liga Europa. Conte butuh trofi juara kompetisi antarklub di Eropa itu guna membuktikan diri sebagai pelatih spesialis trofi dan meyakinkan manajemen Inter untuk meningkatkan kualitas skuadnya pada musim depan.
Inter akan menjalani laga babak 16 besar Liga Europa melawan klub Spanyol, Getafe, Kamis (6/8/2020) pukul 02.00, di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, Jerman. Duel ini adalah satu dari dua laga pada fase itu yang digelar tanpa format kandang-tandang dan dipusatkan di tempat netral, Jerman. Satu laga lainnya yang digelar dengan format itu adalah Sevilla versus AS Roma, Kamis pukul 23.55 WIB.
Adapun pada babak delapan besar, semifinal, hingga final, seluruh laga akan berlangsung satu kali dan dipusatkan di Jerman. Laga-laga itu akan menggunakan empat stadion, yaitu Stadion Koln di Cologne, MSV Arena di Duisburg, Dusseldorf Arena di Dusseldorf, dan AufSchalke Arena di Gelsenkirchen.
Menurut Conte, skuad timnya telah bermain luar biasa di sepanjang musim ini, terutama setelah mampu mempertahankan posisi kedua klasemen dari kejaran Atalanta dan Lazio. Ia pun berharap, pasukannya belum puas karena masih berpeluang meraih trofi, yaitu dari Liga Europa, pada musim ini.
Dalam satu dekade terakhir, Conte telah menangani tiga tim raksasa Eropa, yaitu Juventus, Chelsea, dan Inter. Namun, Conte gagal membawa Juve dan Chelsea meraih trofi di kompetisi antarklub Eropa.
Tak pelak, Conte menuntut tim asuhannya bermain habis-habisan di Liga Europa. Itu untuk mengobati kekecewaan setelah gagal mengakhiri dominasi Juventus di Liga Italia pada musim ini. Inter mengakhiri Liga Italia dengan hanya tertinggal satu poin dari Juve yang meraih trofi juara Liga Italia kesembilan beruntun.
”Inter punya masa istirahat lebih sedikit dibandingkan Getafe, tetapi kami akan mengeluarkan kemampuan terbaik di Liga Europa. Musim ini adalah permulaan dari proyek tiga tahun saya bersama Inter. Maka, saya akan melakukan seluruh upaya terbaik untuk menjadikan kebersamaan di Inter sebagai sebuah proyek yang sukses,” ujar Conte kepada ANSA, Selasa (4/8/2020).
Di sisi lain, gejolak internal di Inter mulai mereda. Kondisi itu tidak terlepas dari komitmen Presiden Inter Milan Steven Zhang yang memastikan pihaknya klub akan melakukan evaluasi skuad sesuai keinginan Conte, akhir musim ini.
Sebelumnya, Conte sempat dikabarkan bersitegang dengan manajemen Inter karena tidak dipenuhinya tuntutan membeli sejumlah pemain baru. Namun, kabar itu ditepis Inter.
”Mari terlebih dahulu fokus meraih gelar Liga Europa,” ujar Zhang dalam rapat virtual bersama Conte, Selasa, seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.
Kabar baik lainnya, Inter juga telah memiliki kesepakatan dengan Manchester United guna mengikat penyerang Alexis Sanchez secara permanen dengan gratis. Sanchez awalnya tiba di Inter dengan status pinjaman sepanjang musim ini.
Nama Sanchez telah masuk dalam daftar 23 pemain Inter di fase gugur Liga Europa yang dirilis 3 Agustus lalu. Masa pandemi Covid-19 telah memberi hikmah bagi Sanchez. Dari 13 laga terakhir, Sanchez telah menyumbangkan tiga gol dan tujuh asis. Ia bisa jadi senjata Conte menghadapi Getafe.
Saya menemukan kembali kesenangan di sepak bola bersama Inter. Saya akan menjawab kepercayaan seluruh pihak di Inter dengan memberikan trofi.
”Saya menemukan kembali kesenangan di sepak bola bersama Inter. Saya akan menjawab kepercayaan seluruh pihak di Inter dengan memberikan trofi,” kata Sanchez.
Di Liga Europa, kualitas skuad Inter hanya kalah dari MU, wakil Inggris yang akan menghadapi LASK, Kamis dini hari nanti. Pada pertemuan pertama kedua tim, MU menang 5-0.
Skuad MU adalah yang termahal di Liga Europa saat ini dengan nilai 764 juta euro (Rp 13,2 triliun). Adapun Inter ada di urutan kedua dengan nilai 584 juta euro (Rp 10,1 triliun).
Final ideal
Berdasarkan hasil pengundian fase gugur Liga Europa, Inter dan MU berada di bagan berbeda. Alhasil, keduanya pun berpeluang bertemu di partai puncak dan mewujudkan final ideal Liga Europa musim 2019-2020 ini.
Meski begitu, Getafe tidak gentar menghadapi Inter. Gelandang sayap Getafe, Marc Cucurella, menilai, timnya memiliki kondisi mental dan fisik yang baik. Mereka punya modal berharga karena menyingkirkan klub besar, Ajax Amsterdam, dengan agregat 3-2 di babak 32 besar lalu.
”Kami telah mengalahkan Ajax yang menjadi semifinalis Liga Champion musim lalu. Inter lebih favorit. Akan tetapi, hal itu justru menjadi keuntungan kami untuk tampil tanpa beban dan mengeluarkan kemampuan terbaik,” kata Cucurella seperti dikutip Marca.
Angel Torres, Presiden Getafe, tidak kalah optimistis bisa menyingkirkan Inter. ”Apabila bisa menyingkirkan Inter, maka kami berpeluang menjuarai Liga Europa,” tutur Torres.
Adapun prestasi terbaik Getafe di Liga Europa terjadi pada musim 2007-2008. Tim yang finis kedelapan di Liga Spanyol musim ini itu menembus perempat final. Mereka disingkirkan Bayern Muenchen lewat agregat gol kandang-tandang, 4-4.
Menjelang laga nanti, Getafe lebih diuntungkan karena memiliki waktu istirahat dua pekan seusai menyelesaikan Liga Spanyol musim ini, 20 Juli lalu. Adapun Inter hanya memiliki waktu istirahat tiga hari.
Meskipun demikian, Inter tengah dalam performa gemilang. Dalam empat laga terakhirnya, Inter mengemas sepuluh poin dan tidak sekali pun kebobolan. (AFP)