Final ganda putri Mola TV PBSI Home Tournament pada Jumat (17/7/2020) sore ini akan mempertemukan Apriyani/Mychelle versus Siti Fadia/Ribka Sugiarto. Duel puncak ini akan menjadi pembuktian pasangan dadakan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjadi salah satu pasangan dadakan dalam Mola TV PBSI Home Tournament, ganda putri Apriyani Rahayu/Mychelle Chrystine Bandaso akan tampil di final pada Jumat (17/7/2020) sore. Duet pemain ganda putri dan campuran ini mengatasi kesulitan karena perbedaan peran dengan saling percaya pada tanggung jawab masing-masing.
Semula, Apriyani akan dipasangkan dengan salah satu pemain pelatnas pratama, Putri Larasati, untuk turnamen internal pelatnas bulu tangkis Indonesia di Cipayung, Jakarta, 15-17 Juli ini. Namun, Putri batal tampil karena mengalami cedera lutut kiri. Dokter yang bertugas di PP PBSI pun menyarankan agar Putri tak ikut bertanding.
Pelatih kepala ganda putri, Eng Hian, memisahkan Apriyani dari partnernya, Greysia Polii, dengan alasan dan target tertentu. Kemampuan pasangan peringkat kedelapan dunia itu terlalu jauh di atas pasangan lain hingga turnamen yang diselenggarakan untuk mengisi kekosongan kompetisi akibat pandemi Covid-19 ini dinilai tak akan berarti apa-apa jika Greysia/Apriyani diturunkan sebagai pasangan.
Eng Hian juga ingin pemisahan Greysia dan Apriyani membuat pemain lain terpacu untuk mengalahkan mereka, meski dengan pasangan berbeda. Maka, untuk menggantikan Putri, Mychelle pun dipilih. Meski pernah bermain pada nomor ganda putri dan campuran, Mychelle difokuskan hanya pada ganda campuran (bersama Adnan Maulana) sejak 2019.
Pemain berusia 20 tahun itu pun mulai terbiasa dengan peran pemain putri pada ganda campuran yang lebih dominan sebagai pengatur serangan di bagian depan lapangan. Sementara, bermain di ganda putri menuntut peran yang sama sebagai pengatur dan pengeksekusi serangan di bagian belakang lapangan.
Bisa lolos ke final dalam turnamen ini, antara nyangka dan enggak nyangka.
”Karena sudah tahu pengalaman dan kemampuan Mychelle, saya yang milih dia untuk jadi partner. Saya menikmati saja setiap pertandingan. Kami berusaha bertanggung jawab pada tugas masing-masing. Jadi, bisa lolos ke final dalam turnamen ini, antara nyangka dan enggak nyangka,” kata Apriyani.
Setelah mengalahkan Jesita Putri Miantoro/Lanny Tria Mayasari, 21-15, 21-17, pada semifinal, Jumat pagi, Apriyani/Mychelle akan bertemu Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, pada final. Laga perebutan gelar juara ini akan berlangsung setelah perebutan peringkat ketiga, antara Jesita/Lanny dan Greysia/Febby Valencia Dwijayanti Gani, dimulai pukul 15.00 WIB. Pada semifinal, Fadia/Ribka menang, 21-14, 21-18, atas Greysia/Febby.
Setelah kesulitan dalam melakukan rotasi pada pertandingan pertama, dalam penyisihan Grup K, Apriyani/Mychelle berupaya mengatasi kendala itu dengan lebih intens berkomunikasi di dalam dan luar lapangan. Mereka pun tinggal menghadapi satu tantangan melawan Fadia/Ribka yang ditempatkan sebagai unggulan pertama.
”Saya harus bisa mengantisipasi dengan cepat setiap pola yang diterapkan lawan. Ini karena kami sudah terbiasa latihan bersama sehingga tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jadi, saat mereka bermain bagus, saya harus bisa meningkatkan level permainan,” kata Apriyani.
Sementara, Fadia akan mengantisipasi serangan cepat yang menjadi pola main Apriyani/Mychelle. Adapun Ribka akan memanfaatkan jeda dari semifinal hingga final dengan memulihkan kondisi fisik.
Menyerang lebih dulu
Sejak awal permainan pada semifinal, Fadia/Ribka tampil dengan pola yang disebut akan diterapkan sejak sehari sebelumnya, yaitu berusaha menyerang lebih dulu sebelum didahului lawan. Ganda putri peringkat ke-32 dunia ini pun langsung unggul 5-1 pada awal gim pertama.
Namun, sejak pertengahan gim, Greysia/Febby bisa melayani pola tersebut dengan baik melalui pertahanan yang sulit ditembus. Febby beberapa kali bisa mengembalikan pukulan ”tanggung”, seperti smes yang dari dekat net yang seharusnya bisa dengan mudah menghasilkan angka bagi Fadia/Ribka.
Dengan cara main yang sama, Greysia/Febby pun bisa mendekat dari skor 6-11 menjadi 14-15 pada gim kedua. Mereka berupaya mengubah pola main serang Fadia/Ribka menjadi reli panjang dengan adu lob sambil menanti kesempatan menyerang atau lawan melakukan kesalahan.
”Dari awal, kami sebisa mungkin bermain di pola kami (menyerang lebih dulu). Kami enggak mau terbawa irama permainan lawan,” kata Ribka.
Pertandingan Jumat sore menjadi hari terakhir persaingan ganda putri. Turnamen yang diselenggarakan setiap Rabu-Jumat, sejak 24-26 Juni, untuk setiap nomor ini akan dilanjutkan tunggal putri pada 22-24 Juli pekan terakhir.