”Partenopei” Akhiri Kutukan Enam Tahun di San Paolo
Napoli terus menunjukkan geliatnya bersama pelatih Gennaro Gattuso. Berkat sentuhan tangan besi pelatih berjuluk ”Si Badak” itu, Napoli meraih kemenangan kandang pertamanya dalam enam tahun terakhir atas AS Roma, Senin.
NAPOLI, SENIN — Napoli akhirnya bisa menghentikan kutukan ketika menghadapi AS Roma di Stadion San Paolo, Napoli. Setelah enam tahun tidak pernah menang, tim berjuluk ”Partenopei” itu bisa menumbangkan ”Serigala Ibu Kota” di kandangnya sendiri, yakni dengan skor 2-1, dalam laga pekan ke-30 Liga Italia Serie A, Senin (6/7/2020) dini hari WIB.
Dalam enam tahun terakhir, Napoli selalu kesulitan menghadapi AS Roma di Stadion San Paolo. Terakhir kali Napoli memenangi laga bertajuk derbi del sole atau ”derbi matahari” itu di kandang sendiri adalah pada 1 November 2014, yakni dengan skor 2-0. Pada pertemuan sebelumnya, kedua tim di San Paolo, 28 Oktober 2018, kedua tim berbagi skor 1-1.
Namun, ”Si Biru” bisa menghentikan kutukan itu dalam ”derbi matahari” edisi ke-146 di Serie A atau ke-73 di Stadion San Paolo. Lorenzo Insigne dan kawan-kawan mampu mendominasi permainan dengan penguasaan bola 60 persen dan menciptakan 21 tendangan dengan 11 tendangan akurat ke arah gawang.
Puncak serangan bertubi-tubi Napoli itu adalah lahirnya dua gol, yakni berkat sontekan manis penyerang Jose Callejon pada menit ke-55 dan penempatan bola akurat Lorenzo Insigne pada menit ke-82. AS Roma hanya mampu membuat gol hiburan lewat tendangan spekulasi gelandang Hendrikh Mkhitaryan pada menit ke-60.
[embed]https://youtu.be/5kZBhh-jRsM[/embed]
Insigne, dikutip Sky Sport Italia seusai laga, mengatakan, kunci kemenangan mereka kali ini adalah suntikan motivasi yang tak pernah henti dari pelatih mereka, Gennaro Gattuso. Hal itu pula yang membuat mereka cepat melupakan penderitaan ketika kalah 0-2 dari tuan rumah Atalanta dalam laga pekan ke-29, Jumat (3/7/2020).
”Ini adalah penampilan luar biasa yang kami butuhkan setelah kekalahan dari Atalanta di Bergamo. Ini adalah respons yang tepat dan kami harus terus seperti ini. Kami tahu bahwa kami tidak melakukan yang terbaik pada awal musim ini. Akan tetapi, sejak Gattuso tiba, kami berada di jalur yang benar dan kami bersiap untuk menatap musim depan bersama,” ujar pemain yang biasa beroperasi di wilayah sayap kiri itu.
Harus bermental juara
Gattuso menuturkan, tidak ada rahasia khusus yang membuat Napoli memenangi laga atas AS Roma selain suntikan semangat terus-menerus. ”Tidak ada rahasia. Saya bekerja dengan pemain yang kuat dan saya hanya perlu mengingatkan mereka akan pentingnya motivasi di setiap laga. Saya memberi tahu mereka setelah menjuarai Piala Italia, kita harus sedikit bicara dan lebih banyak bekerja,” kata mantan gelandang AC Milan dan tim nasional Italia itu.
Bagi Gattuso, suntikan semangat itu pula cara untuk mengembalikan kepercayaan diri Napoli setelah melalui masa kritis pada awal musim ini. Sebelum Gattuso menggantikan Carlo Ancelotti di kursi kepelatihan per 11 Desember 2019, Napoli masih terpuruk di peringkat ketujuh klasemen pada pekan ke-15 dengan 21 poin dari 15 laga. Namun, kini, Napoli berlahan bangkit.
Seusai menjuarai Piala Italia, 17 Juni kemarin, Napoli bergeliat di klasemen. Saat ini, mereka berada di peringkat kelima klasemen Serie A dengan 48 poin dari 30 laga. Mereka berhasil menyalip AS Roma yang sekarang berada di urutan keenam dengan 48 poin dari 30 laga. Meskipun perolehan poin kedua tim sama, Napoli unggul head to head atas AS Roma.
”Napoli adalah pasukan yang rapuh dalam beberapa tahun terakhir ketika mereka sampai ke langkah berikutnya. Mereka secara mental lemah dan itu yang perlu saya perbaiki. Mereka harus menyadari bahwa mereka harus meningkat hari demi hari, untuk terus menjadi lebih kuat karena potensi saja tidak cukup,” tutur Gattuso, pelatih yang dijuluki ”Si Badak” ketika masih aktif bermain.
Kami harus menciptakan mental juara, yakni merubah pola berpikir mereka yang cenderung individual menjadi sebagai tim dan tim.(Gennaro Gattuso)
Kendati sudah membaik, Gattuso pun belum mau berpuas diri dengan timnya saat ini. Menurut dia, masih banyak yang harus dibenahi dari Napoli, terutama cara bermain kolektif sebagai suatu tim. ”Banyak dari pemain saat ini akan menjadi bagian dari skuad musim depan. Kami harus menciptakan mental juara, yakni merubah pola berpikir mereka yang cenderung individual menjadi sebagai tim dan tim,” tegasnya.
Kekalahan beruntun Roma
Sebaliknya, kekalahan kali ini membuat AS Roma kian terbenam. Betapa tidak, itu menjadi kekalahan ketiga beruntun mereka di Serie A setelah kalah 0-2 dari Udinese di kandang, Jumat (3/7/2020) dan ditundukkan AC Milan 0-2 pada laga tandang, Minggu (28/6/2020). Krisis ini membuat klub berkostum merah-oranye itu merosot ke urutan keenam dan semakin menjauh dari zona Liga Champions Eropa.
Asa AS Roma mengudeta posisi Atalanta di peringkat keempat atau tiket terakhir Liga Champions nyaris sirna. Saat ini, mereka tertinggal 15 poin dari Atalanta di urutan keempat dengan 63 poin dari 30 laga. Selisih poin tersebut berat untuk dipangkas karena Serie A musim ini hanya tersisa delapan laga. Atalanta pun sedang berada di puncak permainan. Mereka selalu menang dari lima laga Serie A sejak dimulainya kembali kompetisi itu per 20 Juni lalu.
Namun, Pelatih AS Roma Paulo Fonseca berdalih, permainan timnya jauh lebih baik ketimbang dua laga sebelumnya. Mereka bermain lebih bersemangat dan bekerja secara tim. Buktinya, mereka mampu mencuri satu gol walau kalah dari Napoli. Sedangkan, pada dua laga sebelumnya, mereka tidak bisa membuat gol.
”Memang benar kami tidak menang hari ini. Akan tetapi, saat ini, saya melihat tim jauh lebih percaya diri ketimbang saat menghadapi Udinese, misalnya. Saya melihat tim jauh lebih bersatu malam ini. Kekalahan ini bukan karena sikap atau semangat tim, melainkan kami menghadapi lawan yang sangat kuat yang mencetak gol kemenangan dengan hebat,” ujar pelatih asal Portugal itu.
Baca juga: Derbi Matahari Mengejar Cahaya Liga Champions
Fonseca juga coba menepis anggapan terjadi gejolak di ruang ganti AS Roma saat ini, terutama setelah kegagalan proses penjualan AS Roma dari kepemilikan investor Amerika Serikat, James Pallota, ke investor AS lainnya, Grup Friedkin, serta pemecatan Direktur Olahraga Gianluca Petrachi beberapa waktu lalu. Menurut dia, ruang ganti AS Roma sangat baik mengingat ada beberapa pemain senior yang menjadi panutan, seperti Edin Dzeko dan Aleksandar Kolarov.
”Saya tidak suka alibi atau alasan. Kami tidak melakukan apa yang harus kami lakukan dalam dua laga sebelumnya, tetapi lebih baik di malam ini (menghadapi Napoli). Sekarang, kami masih memiliki delapan laga sisa (Liga Italia) dan Liga Eropa musim ini (menghadapi Sevilla pada 5 Agustus mendatang). Kami akan fokus bekerja untuk laga-laga tersebut,” pungkas pelatih berjuluk ”Zorro” ketika melatih klub Ukraina, Shakhta Donetsk, tersebut.