Petenis dan mantan petenis dunia menyesalkan terjadinya penularan Covid-19 di turnamen Adria Tour. Jumlah kematian dan kasus positif yang dilaporkan Pemerintah Serbia tidak sesuai dengan situasi riil.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
LONDON, SELASA — Petenis dan mantan petenis elite dunia menyesalkan munculnya kasus positif Covid-19 dari turnamen ekshibisi Adria Tour. Selain mendoakan yang terinfeksi cepat pulih, mereka juga berharap semua petenis dan penyelenggara turnamen menyesuaikan dengan situasi baru pada masa pandemi.
”Sebenarnya tidak terlalu mengejutkan ketika ada pemain terinfeksi setelah menyaksikan kejadian dalam turnamen dan pesta yang mereka adakan. Tidak ada jarak sosial di antara mereka. Saya mendoakan semua yang terinfeksi cepat pulih,” kata petenis Inggris Raya, Andy Murray, di London, Inggris, Selasa (23/6/2020).
Harapan yang sama disampaikan Nick Kyrgios dan salah satu legenda tenis putri, Martina Navratilova, melalui akun media sosial masing-masing. ”Ini tidak bagus untuk dijadikan contoh. Tentu saja saya berharap Novak segera sembuh. Sekarang, bagaimana nasib AS Terbuka? Roland Garros? Kita punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Navratilova dalam akun Twitter-nya.
Murray mengatakan, meski panggung kompetisi tenis telah dimulai dengan turnamen-turnamen ekshibisi, protokol kesehatan harus diterapkan. Tenis juga harus beradaptasi dengan peraturan-peraturan baru.
”Untuk awal, tak akan ada penonton dan petenis pasti akan terdampak dengan hal ini. Namun, siapa pun Anda tetap harus menghormati peraturan,” kata Murray yang pekan ini mengikuti turnamen lokal Battle of The Brits di kompleks lapangan tenis di London Barat.
Turnamen amal yang digelar atas ide adiknya, Jamie Murray, tersebut diselenggarakan tanpa penonton dengan protokol kesehatan yang ketat. Petugas lapangan hanya ada wasit, tanpa ada hakim garis dan pemungut bola. Pemain mengambil sendiri bola dan handuk serta tak melakukan pergantian sisi lapangan.
Peraturan-peraturan untuk mencegah penularan virus juga akan diterapkan dalam Grand Slam AS Terbuka di New York, 31 Agustus-13 September. Selain tanpa penonton, petugas lapangan dikurangi, pendamping atlet di stadion dibatasi agar protokol jaga jarak bisa dilakukan. Tes suhu tubuh dilakukan setiap hari, sementara tes Covid-19 untuk pemain akan dilakukan saat kedatangan ke New York, serta minimal sekali dalam setiap pekan.
Protokol itulah yang tak diterapkan dalam Adria Tour, turnamen yang diselenggarakan Novak Djokovic dan timnya di tiga negara pecahan Yugoslavia. Turnamen dimulai di Belgrade, Serbia, 13-14 Juni, lalu ke Zadar, Kroasia, pada pekan berikutnya. Ajang ini seharusnya berlanjut ke Bosnia-Herzegovina dalam dua pekan berikutnya, tetapi dibatalkan.
Sebanyak 4.000 penonton memenuhi stadion di Belgrade dengan duduk berdekatan dan tanpa masker. Sebanyak 9.000 kursi di stadion di Zadar hanya terisi setengah, tetapi penonton tetap duduk berdekatan.
Petenis bersalaman dan berpelukan setelah pertandingan. Djokovic, juga, mengadakan acara pelatihan untuk anak-anak, mengundang beberapa petenis untuk bermain bola basket, mengadakan wawancara dan jumpa penggemar dengan kerumunan anak-anak. Acara pesta yang digelar bersama petenis lain sambil menari limbo tersebar di media sosial, termasuk akun milik Djokovic.
Saat Adria Tour di Belgrade dikritik penggemar tenis karena tak menerapkan protokol kesehatan, Djokovic mengatakan bahwa turnamen tersebut digelar atas izin Pemerintah Serbia yang telah melonggarkan peraturan karantina. Dia pun berpendapat tak dapat mengatur orang lain untuk menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak.
”Kami merencanakan menggelar turnamen ketika infeksi virus telah melemah di sini. Atas dasar itu, kami yakin bisa menyelenggarakan turnamen. Sayangnya, virus itu masih ada. Ini adalah realitas baru yang harus kita hadapi dan kita harus belajar hidup dengannya,” komentar Djokovic dalam pernyataan pertamanya sambil mengumumkan kondisinya dan istrinya, Jelena, yang terinfeksi virus.
Akhir pekan lalu, tiga petenis lain yang turut serta dalam Adria Tour, yaitu Grigor Dimitrov, Borna Coric, dan Viktor Troicki, menyatakan mendapat hasil positif saat tes. Hal yang sama dialami istri Troicki; pelatih Dimitrov, Christian Groh; dan pelatih fisik Djokovic, Marco Panichi.
Petenis lain yang turut serta dalam turnamen, yaitu Dominic Thiem, Alexander Zverev, dan Marin Cilic, menjalani tes dengan hasil negatif. Meski demikian, Zverev dan Cilic memastikan akan menjalani isolasi di kediaman masing-masing.
Adapun Thiem telah berada di Nice, Perancis, untuk mengikuti turnamen ekshibisi UTS yang digelar pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou. Dikatakan panitia UTS, Thiem telah melakukan tes Covid-19 dengan hasil negatif.
Saya sangat menyesal karena turnamen telah membahayakan orang lain. Apa yang saya dan panitia lakukan dalam beberapa bulan terakhir murni karena niat yang tulus. Kami yakin, turnamen telah memenuhi protokol kesehatan dan situasi di tempat kami memungkinkan untuk diselenggarakannya turnamen amal tersebut. Tetapi, kami ternyata salah. Turnamen itu terlalu cepat diselenggarakan. Saya sangat menyesal dan meminta maaf untuk situasi ini dan untuk mereka yang terinfeksi. (Novak Djokovic)
”Saya sangat menyesal karena turnamen telah membahayakan orang lain. Apa yang saya dan panitia lakukan dalam beberapa bulan terakhir murni karena niat yang tulus. Kami yakin, turnamen telah memenuhi protokol kesehatan dan situasi di tempat kami memungkinkan untuk diselenggarakannya turnamen amal tersebut. Tetapi, kami ternyata salah. Turnamen itu terlalu cepat diselenggarakan. Saya sangat menyesal dan meminta maaf untuk situasi ini dan untuk mereka yang terinfeksi,” lanjut Djokovic dalam unggahan berikutnya di media sosial.
Manajer Dimitrov, Georgi Stoimenov, juga menyesal telah melakukan kesalahan. ”Kami tak disiplin seperti yang seharusnya dilakukan. Kami selalu berada di kerumunan orang dan mungkin hanya 20 persen yang terkena virus. Banyak orang yang berada di sekitar Grigor mendapat hasil negatif,” ujar Stoimenov dalam media This Morning di Bulgaria.
Stoimenov menambahkan, kondisi Dimitrov membaik setelah dinyatakan positif Covid-19 pada akhir pekan lalu. Dia mengundurkan diri dari pertandingan di Kroasia karena sakit, lalu kembali ke kediamannya di Monako.
Laporan berbeda
Beberapa pekan sebelum Adria Tour, Pemerintah Serbia melonggarkan berbagai peraturan karantina karena situasi yang terus membaik. Namun, berdasarkan Jaringan Laporan Investigasi Balkan (BIRN), seperti dikutip dari www.tennis.com, kematian dan kasus positif yang dilaporkan pemerintah tidak sesuai dengan situasi di lapangan.
BIRN menemukan bahwa pada 17-20 Juni terdapat rata-rata 300 orang terinfeksi setiap hari. Jumlah itu lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah, yaitu 97 orang pada periode tersebut.
BIRN berusaha menghubungi Menteri Kesehatan, kantor perdana menteri, beberapa ahli dalam Staf Krisis Nasional, dan para direktur dari klinik-klinik nasional, tetapi tidak ada di antara mereka yang merespons. Beberapa di antaranya menolak menjawab pertanyaan. (AFP/REUTERS)