Para petenis dunia, seperti Novak Djokovic, memanfaatkan pelonggaran pembatasan wilayah di sejumlah negara untuk kembali berlatih. Kegiatan itu mengundang perhatian, salah satunya dari Walikota Marbella, Angeles Munoz.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
Seiring pelonggaran pembatasan sosial di beberapa negara, bintang-bintang tenis profesional menuangkan hasrat mereka kembali ke lapangan tenis. Dengan tetap menaati protokol kesehatan yang berlaku, Novak Djokovic dan kawan-kawan mulai mengayunkan raket yang telah mereka simpan, setidaknya selama dua bulan terakhir.
Sejak turnamen tenis dihentikan di semua level karena pandemi Covid-19, pada pertengahan Maret, sejak itu pula semua petenis hanya bisa berlatih di rumah masing-masing. Penutupan stadion dan klub tenis, untuk mencegah penyebaran virus korona baru, membuat mereka hanya bisa berlatih menjaga kebugaran fisik.
Maka, ketika beberapa negara di Eropa mulai melonggarkan peraturan lockdown, mereka membayar kerinduan bermain tenis dengan berlatih di lapangan. Protokol selama masa pandemi tetap dijaga, antara lain menjaga jarak dengan rekan latihan, menggunakan bola yang berbeda dengan lawan latihan, serta membersihkan peralatan setelah latihan.
Djokovic, misalnya, yang beberapa pekan terakhir berada di Marbella, Spanyol, bersama keluarganya, berlatih di lapangan tanah liat milik klub tenis lokal sejak awal pekan ini. Latihannya pada Rabu, seperti diungkap tennisworldusa.org, Jumat (22/5/2020), bahkan, dikunjungi Wali Kota Marbella Angeles Munoz.
Djokovic telah beberapa kali mengunjungi Marbella dan menjadikan kota di selatan Spanyol itu sebagai tempat latihannya.
Melengkapi unggahan fotonya bersama Djokovic sambil menjaga jarak, Munoz mengucapkan terima kasih kepada petenis nomor satu dunia itu. Djokovic telah beberapa kali mengunjungi Marbella dan menjadikan kota di selatan Spanyol itu sebagai tempat latihannya.
Latihan itu dilakukan seiring dengan pelonggaran pembatasan pergerakan orang yang dilakukan Pemerintah Spanyol. Petenis profesional pun diizinkan berlatih di lapangan tenis.
Djokovic sempat latihan di tempat yang sama pada 5 Mei. Namun, latihan berikutnya ditunda karena terjadi kesalahan dalam mempersepsi peraturan yang dibuat Federasi Tenis Spanyol oleh The Puente Romano, klub pemilik lapangan. Peraturan membolehkan petenis profesional berlatih, tetapi harus menanti hingga 11 Mei untuk menggunakan lapangan tenis. Pihak klub pun meminta maaf kepada Djokovic.
Pemilik 17 gelar Grand Slam itu mengatakan, ketidakpastian situasi, termasuk jadwal turnamen, adalah faktor yang membuatnya kesulitan dalam menghadapi masa pandemi. Dalam pembaruan terakhir yang dilakukan ATP dan ITF, turnamen dihentikan hingga 31 Juli setelah sebelumnya hanya sampai 13 Juli.
Akan tetapi, batas waktu tersebut masih bisa berubah jika situasi akibat pandemi tak juga membaik dan tak ada izin dari pemerintah kota/negara yang menjadi tuan rumah. Turnamen WTA di Montreal, Kanada, yang dijadwalnya berlangsung 7-16 Agustus, dibatalkan karena Pemerintah Quebec melarang acara yang mengundang keramaian hingga 31 Agustus.
”Bagi petenis, kalender turnamen yang jelas sangat penting. Awalnya, saya merasa hampa dan bingung karena tak ada kejelasan waktu. Namun, karena tak bisa selalu menunggu yang tak pasti, saya mencoba membuat kegiatan rutin, yaitu latihan di tempat kebugaran, berlari di rumah, dan bermain bersama anak-anak,” tutur Djokovic di Sky Sports.
Akademi Nadal
Selain Djokovic, petenis putri Perancis, Caroline Garcia, juga berlatih di Spanyol. Dia berlatih di akademi tenis milik Rafael Nadal di Manacor, Mallorca, Spanyol.
”Dalam ketidakpastian turnamen, saya senang bisa latihan kembali. Saya memulai secara perlahan sambil menjaga kondisi fisik,” ujar juara ganda putri Perancis Terbuka 2016 (bersama Kristina Mladenovic) itu saat diwawancara tennis.com.
Garcia terbang ke Manacor setelah tersingkir pada babak kedua Australia Terbuka, Januari. Dia tampil pada WTA Lyon, Perancis, 2-8 Maret. Meski Lyon menjadi tempat tinggalnya, Garcia tetap ke Manacor setelah terhenti pada perempat final. Itu demi bisa berlatih dengan fasilitas lengkap.
Petenis peringkat ke-46 dunia itu akhirnya tetap berada di Akademi Rafa Nadal setelah terjadi penutupan akses di negara-negara Eropa, hingga dia tak dapat kembali ke rumahnya di Lyon.
”Ini tempat terbaik untuk ’terjebak’ pada situasi seperti sekarang. Meski ada kasus infeksi, saya merasa aman karena ini kota kecil,” ujar Garcia yang tinggal di Manacor bersama orangtua dan timnya.
Sebelum diizinkan berlatih di lapangan luar ruangan, Garcia dan petenis muda lainnya yang tinggal di akademi hanya bisa latihan di lapangan dalam ruangan. Dia berlatih dua jam setiap hari.
Salah satu petenis muda yang berlatih di Akademi Rafa Nadal adalah Alexandra Eala (Filipina), yang menjadi partner petenis Indonesia, Priska Madelyn Nugroho.
Salah satu petenis muda yang berlatih di Akademi Rafa Nadal adalah Alexandra Eala (Filipina), yang menjadi partner petenis Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, saat menjuarai ganda putri Australia Terbuka Yunior.
Di Perancis, yang juga telah melonggarkan pembatasan sosial, Akademi Tenis Patrick Mouratoglou menjadi tempat latihan bagi petenis muda Kanada, Felix Auger-Aliassime dan Alize Cornet (Perancis). Sementara, sambil membawa cairan disinfektan untuk membersihkan net, petenis Perancis lainnya, Nicolas Mahut, berlatih di lapangan yang jaraknya berdekatan dengan Roland Garros, tempat berlangsungnya Perancis Terbuka.
Petenis spesialis ganda, Jamie Murray, bahkan, beruntung bisa latihan di All England Club, tempat yang seharusnya menggelar Wimbledon pada 29 Juni-12 Juli, tetapi dibatalkan. Tak ingin melewatkan momen yang dinanti tersebut, Murray dan petenis lainnya mengunggah foto atau video dalam akun media sosial mereka, sambil tersenyum.