Perubahan Struktur Jabatan Federasi Mempengaruhi Pencairan Anggaran Pelatnas
Perubahan struktur jabatan pada federasi panahan dan panjat tebing mempengaruhi proses pencairan anggaran pelatnas untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
Jakarta, Kompas Perubahan struktur jabatan pada federasi panahan dan panjat tebing mempengaruhi proses pencairan anggaran pelatnas 2020. Kementerian Pemuda dan Olah Raga berharap agar struktur baru segera terbentuk sehingga pencairan anggaran dapat berjalan.
Pelaksana tugas Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Chandra Bakti mengatakan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kelik Wirawan Wahyu Widodo mengundurkan diri dari jabatannya dan hingga kini belum ada penggantinya. Sementara Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenny Wahid baru terpilih sehingga masih proses reorganisasi internal.
“Berdasarkan aturan, penandatangan nota kesepahaman (MOU) bantuan anggaran pelatnas harus dilakukan oleh ketua umum. Kalau ketua umum berhalangan, bisa ditunjuk sekretaris jendral. Sekarang proses penunjukkan ini masih berlangsung karena ketua umum (Perpani) mengundurkan diri,” kata Chandra, saat hadir pada peresmian International Hall NOC Indonesia di Jakarta, Minggu (2/2/2020). Hadir pula dalam peresmian Menpora Zainudin Amali dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari.
Ketua Umum PP Perpani, Kelik Wirawan Wahyu Widodo, menyatakan mundur karena alasan pribadi pada saat musyawarah nasional luar biasa, pertengahan Desember lalu di Jakarta. Seharusnya, Kelik masih menjabat hingga 2023. Dengan mundurnya Kelik, Perpani harus mencari ketua baru.
Chandra menjelaskan, perubahan struktur jabatan pada panahan dan panjat tebing mempengaruhi proses pencairan anggaran pelatnas. Namun, Kemenpora tidak bisa terlalu terlibat. “Berdasarkan arahan Menpora, kendala internal cabang diselesaikan secara mandiri. Kalau masih ada persoalan, cabang akan dibantu oleh KONI dan KOI,” kata Chandra.
Panahan dan panjat tebing merupakan dua cabang prioritas pada Olimpiade Tokyo 2020. Panahan telah mendapatkan anugerah tiket ke Olimpiade, melalui Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa.
Saat ini, Riau Ega dan Diananda masih berlatih di Surabaya. “Saya belum tahu kapan bergabung dengan pelatnas karena belum ada pemanggilan. Jadi, di Surabaya berlatih agar nanti di pelatnas tidak banyak penyesuaian lagi,” kata Ega.
Hingga Minggu, Kemenpora baru memverifikasi proposal kegiatan sepuluh cabang olah raga Olimpiade. Proses verifikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu peninjauan program dan seleksi anggaran.
Enam dari sepuluh cabang, sudah selesai menjalani verifikasi tahap pertama. Keenam nya adalah bulu tangkis, angkat besi, tenis, voli pantai, balap sepeda, dan atletik. Empat cabang masih pada proses tahap pertama, yaitu senam, sepatu roda, taekwondo, dan tinju.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewabroto mengatakan, untuk mengatasi masalah di Perpani, pihaknya mengubah petunjuk teknis, dalam kondisi tertentu sekretaris jenderal bisa menandatangani MOU tanpa penunjukkan ketua umum.
Menpora Zainudin Amali mengatakan, ada sejumlah cabang yang belum menyelesaikan laporan pertanggungjawaban anggaran 2019. Hal ini mempengaruhi pencairan anggaran 2020. “Saya tidak mau ada temuan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Mereka diberi waktu selama 65 hari, terhitung dari kemarin untuk menyelesaikan laporan,” kata Zainudin.
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan Indonesia mempunyai dua target menuju Olimpiade 2020, merebut emas dan lolos menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. “Kami akan mengirim dua kontingen ke Tokyo, yaitu kontingen atlet dan kontingen untuk lelang Indonesia menuju Olimpiade 2032,” ujarnya.