Ummi Fisabililah Juarai Turnamen Yunior Asia Timur
Pecatur putri Indonesia Ummi Fisabililah menjuarai turnamen Eastern Asia Juniors and Girls Chess Championship 2019.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pecatur putri Indonesia, Ummi Fisabililah, menjuarai turnamen Eastern Asia Juniors and Girls Chess Championship 2019, yang digelar di Batangas, Filipina. Keberhasilan itu juga membuatnya meraih gelar Woman International Master dan mendapatkan norma Woman Grand Master yang pertama.
”Ummi Fisabililah berhasil memperoleh gelar WIM secara otomatis karena menduduki posisi tertinggi pada klasemen akhir di kelas yunior putri. Namun, yang paling penting, Ummi meraih norma WGM untuk pertama kali. Ini langkah bagus agar dia dapat meraih gelar WGM di masa depan,” kata Retno Artsanti Alif, Head of Social Investment JAPFA, Selasa (17/12/2019), di Jakarta, melalui siaran pers.
Raihan tersebut melengkapi keberhasilan Ummi yang meraih medali perak pada SEA Games Filipina 2019, dua pekan sebelumnya. Saat itu, pencapaian Ummi melebihi seniornya, IM Irene Kharisma Sukandar, yang hanya merebut medali perunggu pada nomor yang sama, yaitu catur cepat putri.
Menurut Retno, pecatur binaan klub JAPFA itu menunjukkan kemajuan pesat sejak 2018 dan membuatnya menembus tim Olimpiade Catur Indonesia. Persiapan yang keras untuk Olimpiade Batumi membuat permainan Ummi semakin tajam dan taktiknya kian matang.
Pada turnamen di Manila, Ummi sempat mendapat pukulan saat kalah pada laga perdana dari pecatur tuan rumah, Rizalyn Jasmine Tejada. Namun, Ummi bangkit dan bermain dengan lebih teliti. Satu demi satu laga dimenanginya sehingga Ummi mulai kembali ke posisi tiga besar.
Pada laga kelima, Ummi kembali ditahan remis oleh pecatur Vietnam, Thi Minh Oanh Nguyen. Hasil remis itu membuat Ummi terpeleset di posisi kelima. Namun, Ummi enggan menyerah dan kembali memenangi empat laga terakhir dan menjadi juara.
”Secara rating, Ummi adalah yang paling tinggi pada turnamen itu. Ada kesalahan penghitungan pada laga pertama sehingga dia kalah dan kehilangan banyak poin rating karena rating Tejada jauh di bawah Ummi. Namun, Ummi menunjukkan kegigihan dan semangatnya untuk memenangi tujuh laga lainnya. Ummi menjadi juara dengan 7,5 poin,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Ummi merupakan pecatur elite putri lapis kedua dan diandalkan oleh Percasi untuk menyusul prestasi yang dicapai oleh IM Irene Kharisma dan WGM Medina Warda Aulia. Pelatihan yang intensif dari Percasi dan JAPFA membuat grafik permainan Ummi terus membaik.
Pada ajang tersebut, Percasi yang didukung JAPFA 5 pecatur yunior andalannya untuk bertanding pada nomor klasik dan nomor blitz atau catur kilat. Lima pecatur yang dikirim terdiri atas dua pecatur pria, yaitu FM Daniel Lumban Tobing (2216) dan IM Gilbert Elroy Tarigan (2210). Sementara tim Putri, PB Percasi mengirimkan WFM Christine Elisabeth (1868), Vania Vindy (1830), dan WFM Ummi FIsabililah (2166).
Gilbert dipercaya memperkuat tim Indonesia karena sebelumnya juga telah mendapatkan gelar IM di pertandingan Eastern Asia Chess Championship di Bangkok pada medio 2019.
”Sayangnya, tim putra Indonesia belum dapat masuk di lima besar untuk nomor klasik. Tim Putra Indonesia hanya menempati posisi 7 (Gilbert) dan posisi 8 (Daniel),” kata Kristianus.
Pada catur kilat, Gilbert dan Daniel menduduki posisi kedua dan ketiga pada klasemen akhir. Pada catur kilat putri putri, Ummi Fisabililah kembali menempati posisi puncak, disusul Christine Elisabeth pada posisi kedua, dan Vania Vindy pada posisi ketiga.
Penantian tujuh tahun
Keberhasilan WFM Ummi Fisabililah untuk memperoleh Gelar WIM Dan Norma WGM merupakan buah penantian dan perjuangan yang panjang. Ummi memperoleh gelar WFM pada 2012 dan hingga November 2019, dia baru mendapatkan dua kali norma WIM.
”Senang sekali bisa menjuarai pertandingan ini karena otomatis langsung mendapatkan gelar WIM dan mendapatkan norma Grand Master. Terima kasih JAPFA dan Percasi atas dukungannya,” kata Ummi.