Kontroversi "Sayap Tambahan" Belakang di Motor Ducati Berlanjut
Oleh
Rakaryan Sukarjaputra
·3 menit baca
Kemenangan pebalap Ducati Andrea Dovizioso pada balapan pembuka MotoGP 2019 di sirkuit Losail, Qatar, Minggu (10/3/2019), diikuti protes empat tim pabrikan lainnya. Mereka mempermasalahkan komponen yang diyakini berfungsi sebagai ”sayap tambahan” di bagian bawah lengan ayun motor Ducati.
Fungsi komponen tambahan yang dipersoalkan itu memang masih menjadi misteri. Dovizioso usai balapan mengatakan, tidak merasakan perbedaan saat menggunakan komponen itu, dan komponen serupa di ban depan.
”Saya tidak bisa mengatakan kepada anda karena Gigi (Dall\'Igna, bos tim Ducati) akan marah. Kami melihat di televisi mereka mengatakan komponen itu untuk mendinginkan ban belakang, tetapi bukan itu tujuan sesungguhnya,” ungkap rekan setim Dovizioso, Danilo Petrucci seperti dikutip Crash.net, Selasa (12/3).
Meski protes Suzuki, Honda, KTM, dan Aprilia itu ditolak pengawas balapan MotoGP, tetapi mereka tidak menyerah. Mereka mengajukan banding ke Pengadilan Banding MotoGP, yang berada di bawah Federasi Motor Internasional (FIM).
Sebagaimana ditulis Motorsport.com, mereka meyakini komponen yang dipasang di depan ban belakang itu berfungsi menambah daya tekan ke bawah (downforce) motor, sehingga berfungsi sebagai perangkat aerodinamis. Dengan demikian, keberlanjutan komponen tambahan di motor Ducati itu masih belum bisa dipastikan.
Lintasan basah
Pendukung protes pada Ducati itu adalah Massimo Rivola, CEO Aprilia yang baru ditunjuk, yang punya pengalaman lebih dari 20 tahun di paddock Formula 1. Dia pernah bekerja untuk Minardi dan Toro Rosso, sebelum bergabung ke Ferrari.
Pada awal Maret, Direktur Teknik MotoGP Danny Aldridge mengirimkan catatan kepada tiap tim terkait komponen tambahan seperti yang digunakan Ducati pada tes di Qatar, Februari lalu.
Pada versi aturan sebelumnya, perangkat seperti yang digunakan Ducati itu hanya boleh digunakan pada balapan di lintasan basah, karena fungsi utamanya adalah menyingkirkan air dari sekitar ban, sehingga lebih menjamin keselamatan pebalap. Pada aturan baru, terbuka peluang penggunaannya pada lintasan kering, setelah Ducati menyatakan perangkat itu bisa digunakan untuk mendinginkan ban belakang.
Di mata tim manufaktur lainnya – kecuali Yamaha yang tidak mempermasalahkannya - jelas penggunaan komponen tambahan itu memberikan keuntungan aerodinamika. Hal itulah yang kemudian disampaikan kepada Direktur Balapan, didukung data-data teknis yang disiapkan oleh Rivola,. Data itu menekankan adanya downforce yang ditimbulkan dari komponen tambahan tersebut .
"Ducati menyuplai motor balapan untuk tiga pebalap dengan aturan tambahan itu. Hal itu yang mendorong kami menyampaikan protes. Kami melakukan itu karena kami ingin kejelasan atas situasi ini untuk seterusnya," papar Manajer tim Suzuki Ecstar, Davide Brivio, kepada Motorsport.com.
Dengan mengajukan protes itu, ditegaskan Brivio, mereka memaksa FIM untuk mengevaluasi, memutuskan, dan mengklarifikasi prinsip dari aturan yang sudah dibuat, regulasi yang ada, juga berbagai arahan lainnya. "Sebagaimana kami sampaikan sebelumnya, tujuan utama aksi kami ini adalah mengklarifikasi apa yang kami bisa dan kami tidak bisa," ujarnya dikutip Crash.net.
Keputusan akhir ada di tangan FIM, akan tetapi kontroversi komponen tambahan di motor Ducati itu menunjukkan betapa aspek aerodinamika kini semakin menjadi faktor yang tak kalah menentukan pada balapan MotoGP. Sekali lagi Ducati menjadi pelopornya, seperti saat mereka memelopori penggunaan sayap di fairing motor mereka.