Selain lawan, ada tantangan lain bagi Rafael Nadal dan Novak Djokovic dalam turnamen Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di Flushing Meadows, New York, 27 Agustus-9 September. Mereka akan berhadapan dengan batas waktu 25 detik untuk melakukan servis pertama.
Untuk pertama kalinya di arena grand slam, persiapan petenis melakukan servis pertama akan dibatasi maksimal 25 detik. Pelanggaran pertama akan berbuah peringatan. Jika diulang, pemegang servis akan kehilangan servis pertamanya.
Di sela berlangsungnya AS Terbuka, Asosiasi Tenis Profesional (ATP) akan menggelar pertemuan untuk menentukan kelanjutan peraturan tersebut. Direncanakan, turnamen putra di bawah ATP akan menggunakan peraturan serupa pada 2019.
Gayle Bradshaw, Wakil Presiden Eksekutif ATP bagian peraturan dan kompetisi, mengatakan, peraturan tersebut dibuat bukan untuk menjadikan Nadal dan Djokovic sebagai target. ”Peraturan ini dibuat agar pertandingan lebih transparan, seperti pada basket dan Major League Baseball,” kata Bradshaw.
Peraturan ini mungkin tak akan berpengaruh pada Roger Federer, Juan Martin Del Potro, Simona Halep, dan ratusan petenis lainnya. Namun, Nadal dan Djokovic harus menyesuaikan diri. Keduanya dikenal sebagai petenis yang memerlukan waktu lama sebagai persiapan untuk servis.
Nadal punya ”ritual” menyentuh hidung, merapikan rambut di dekat kedua telinga, menyentuh kaus di kedua bahu, membetulkan celana, dan memantulkan bola beberapa kali yang membutuhkan waktu sekitar 20 detik. Dengan waktu sekitar itu pula, Djokovic punya kebiasaan lain, memantul-mantulkan bola ke lantai hingga bisa mencapai 20 kali.
Dengan peraturan baru, kebiasaan itu tampaknya harus diubah karena 25 detik akan dihitung begitu wasit mengumumkan skor. Penghitung waktu servis digital akan terpampang pada salah satu bagian papan penunjuk skor.
Saat peraturan ini diuji coba pada babak kualifikasi AS Terbuka 2017, Nadal berkomentar, perebutan poin dalam permainan berbeda-beda. Setelah terjadi reli yang menguras tenaga, waktu yang dibutuhkan untuk persiapan servis pertama lebih lama. ”Semua laga penting dalam sejarah tenis berlangsung hingga empat atau lima jam. Dalam pertandingan seperti itu, Anda perlu waktu lebih lama di antara poin. Setelah reli panjang, tidak mungkin langsung bermain lagi,” kata Nadal.
Meski pada akhirnya Nadal mengatakan dia hanya harus mempercepat persiapan servisnya, suara kontra tak hanya datang darinya. Serena Williams dan Andy Murray juga bukan penggemar peraturan baru itu. Petenis putri Inggris, Johanna Konta, berpendapat, kelonggaran harus diberikan pada pertandingan yang berjalan hingga tiga set untuk putri dan lima set pada putra. Juga untuk pertandingan yang berjalan lebih dari tiga jam. ”Saya harap, wasit bisa lebih manusiawi dalam kondisi seperti itu,” ujar Konta, dalam The New York Times.
Djokovic, yang akhirnya harus menyesuaikan diri berpendapat, perubahan itu sepertinya dilakukan untuk menggaet kaum muda menyukai tenis, tetapi dibuat tanpa berbicara dengan atlet. ”Kami tak dilibatkan dalam diskusi atau pengambilan keputusan. Ini membuat frustasi,” kata Djokovic, yang merupakan anggota Dewan Atlet ATP.
Sambutan positif diberikan petenis yang telah merasakan peraturan itu saat mereka tampil pada turnamen ATP/WTA Cincinnati, dua pekan lalu. Turnamen-turnamen pemanasan AS Terbuka, yang berlangsung sejak pekan ketiga Juli, menggunakan peraturan batas waktu servis. “Saya tak punya masalah dengan peraturan ini. Namun, ini membuat fisik saya harus lebih kuat. Apalagi, setelah reli panjang, tak ada banyak waktu untuk bersiap kembali,” ujar semifinalis WTA Cincinnati, Andrea Petkovic.
Petkovic dan petenis putra AS, John Isner, awalnya menduga, pembatasan waktu servis adalah peraturan yang aneh. “Namun, setelah membandingkan kebiasaan servis saya dan waktu maksimal, ternyata saya baik-baik saja,” kata Petkovic.
Lalu, apakah Nadal dan Djokovic juga akan baik-baik saja? Atau mereka akan mengubah “ritual” sebelum servis? (ap/iya)