ULAANBAATAR, SABTU - Pecatur muda Indonesia Novendra Priasmoro merebut medali emas setelah menjuarai Asian Junior U-20 Chess Championship, Sabtu (25/8/2018), di Ulaanbaatar, Mongolia. Kemenangan itu juga membuat Novendra meraih norma grand master kedua baginya, yang menjadi salah satu syarat menjadi grand master catur.
Novendra tampil luar biasa pada ajang itu dengan tidak terkalahkan pada sembilan babak. Pecatur berusia 18 tahun itu mengumpulkan delapan poin dari tujuh kemenangan dan dua kali remis.
Dengan gelar juara itu, Novendra menambah poin pada ratingnya sebanyak 12,9 poin. Dengan tambahan itu, rating Novendra menjadi 2487,9 poin.
Novendra hanya memerlukan tambahan 2,1 poin untuk mencapai rating 2500 poin. Rating 2500 poin adalah salah satu syarat menjadi grand master dalam dunia catur.
Syarat lainnya adalah meraih tiga norma grand master. Dengan demikian, Novendra perlu menambah 2,1 poin pada ratingnya dan mengejar satu norma grand master lagi untuk menjadi grand master ketujuh di Indonesia. Tiga dari enam grand master yang dimiliki Indonesia sudah meninggal dunia.
Selain Novendra, Indonesia memiliki satu pecatur lagi yang hampir menjadi grand master, yaitu Sean Winshand Cuhendi. Sean sudah mengumpulkan tiga norma grand master, tetapi ratingnya baru mencapai 2441. Sean memerlukan tambahan 59 poin pada ratingnya untuk menjadi grand master.
Bagi Novendra, gelar di Mongolia itu menjadi gelar juara kedua pada 2018. Novendra juga menjuarai turnamen Bangkok Terbuka pada April lalu.
“Saya sangat gembira dengan gelar juara ini. Apalagi, saya dapat menambah jumlah norma grand master dan poin rating. Saya berharap dapat segera menjadi grand master,” kata Novendra.
Gelar juara itu ditentukan oleh tiga kemenangan pada tiga laga terakhir. Pada babak ketujuh, Novendra mengalahkan pecatur Mongolia Dambasuren Batsuren.
Laga melawan Batsuren tidak memberi banyak kesulitan bagi Novendra. Meskipun memainkan buah catur hitam, Novendra dapat mengambil inisiatif serangan dan unggul secara posisi serta kualitas pada langkah ke-18. Setelah itu, Novendra terus menekan dan akhirnya merebut kemenangan.
Pada laga kedelapan, Novendra kembali melawan pecatur tuan rumah Chimeddorj Taivanbat. Novendra juga tidak mengalami kesulitan berarti pada laga ini.
Dengan buah catur putih, inisiatif serangan yang dibangun Novendra membuat Taivanbat hanya dapat bertahan. Serangan dari sayap menteri membuat raja Taivanbat terkunci dan akhirnya menyerah.
Pada laga kesembilan, Novendra mendapat perlawanan keras dari Alisher Suleymenov dari Kazakstan. Namun, Novendra tetap berusaha untuk menang guna memastikan gelar juara.
Novendra yang bermain dengan buah catur hitam memainkan pertahanan King Indian. Beberapa jebakan Novendra membuatnya unggul secara kualitas meskipun kalah dari sisi posisi.
Namun, Novendra berhasil membalik keadaan pada langkah ke-30 dan ganti menekan. Keunggulan posisi membuat Novendra menang pada langkah ke-45.
“Novendra bermain dengan sangat cerdik, dan berani membuat terobosan untuk memenangi laga. Dia tidak mudah menerima tawaran remis dan tidak segan bermain dalam banyak langkah, sehingga membuat lawan melakukan kesalahan dan tersudut,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi mengatakan, Novendra adalah salah satu pecatur muda yang memang dipersiapkan untuk meraih gelar grand master. Saat ini, Indonesia hanya mempunyai tiga grand master yang masih hidup, dan Percasi ingin menambah empat sampai enam grand master lagi dalam empat tahun ke depan.
Ketiga grand master catur yang masih hidup itu adalah GM Cerdas Barus, GM Utut Adianto, dan GM Susanto Megaranto.