Wisata Hiu Paus Teluk Saleh Sumbawa, Buah Kemesraan Alam dan Manusianya
Wisata interaksi dengan hiu paus di Teluk Saleh, Sumbawa, semakin diminati wisatawan dalam dan luar negeri.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
Potensi wisata bahari Nusa Tenggara Barat tidak akan pernah habis dijelajahi. Salah satu yang tengah naik daun adalah wisata whale shark atau hiu paus di kawasan Teluk Saleh, Desa Labuan Jambu, Kecamatan Tarano, Sumbawa. Kemesraan alam dengan manusianya itu berhasil menggoda wisatawan dalam negeri maupun luar negeri untuk ikut menikmatinya.
Wisata hiu paus (Rhincodon typus) di Teluk Saleh Sumbawa telah dibuka sejak 2018 atau bersamaan dengan acara Sail Moyo Tambora. Tetapi, menurut Munawir Gazali selaku Pemilik Tukang Holiday (34), wisata hiu paus ke Teluk Saleh semakin menggeliat dalam dua tahun terakhir.
”Pascapandemi Covid-19, open trip ke sana semakin ramai,” kata Munawir di Mataram, Senin (15/4/2024).
Kini, ujar Munawir, peminatnya terus meningkat. Selain paket sehari ke hiu paus, ada juga yang memanfaatkan one trip Lombok-Komodo.
”Untuk paket sehari ke hiu paus, peminatnya banyak lokal dan domestik atau dari luar NTB. Terutama komunitas selam bebas (free dive). Sementara paket yang langsung ke Komodo didominasi bule,” kata Munawir.
Khusus paket perjalanan Lombok-Komodo, kata Munawir, awalnya dibuka dua tahun lalu. Kala itu, tamunya lebih kurang 150 orang per minggu.
Namun, kini jumlahnya sudah mencapai dua kali lipat. Sebanyak 90 persen di antaranya wisatawan mancanegara. Sementara untuk kunjungan sehari langsung ke area hiu paus sedikitnya 30 orang per bulan.
”Pada musim ramai kunjungan wisatawan atau high season seperti Mei-Agustus, peminatnya (wisata hiu paus) semakin meningkat. Bahkan, kami sampai tolak tamu karena penuh. Kami alihkan ke teman operator wisata lain agar tamunya tidak kecewa,” kata Mulyadi (36) dari Best Komodo Island, operator wisata di Gili Trawangan.
Munawir menambahkan, untuk paket sehari ke hiu paus saja ia mematok tarif mulai dari Rp 500.000 per orang. Itu sudah termasuk kapal, alat snorkeling, sarapan, dan dokumentasi.
Sementara tarif untuk paket perjalanan Lombok-Komodo yang berlangsung empat hari tiga malam mulai dari Rp 3 juta per orang. Tarif itu sudah termasuk makan, tiket masuk lokasi, dan fasilitas menginap di kapal.
Teluk Saleh juga disebut sebagai ”Akurium Alam” karena menjadi tempat tinggal hiu paus (Rhincodon typus). Saat ini tercatat ada 112 hiu paus di perairan Teluk Saleh.
Jika mengikuti paket perjalanan Lombok-Komodo, wisatawan berangkat dari Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur. Lalu, mereka dibawa menuju Teluk Saleh.
Sementara kunjungan sehari harus menyeberang dulu dari Lombok menggunakan kapal. Setelah itu, baru melanjutkan perjalanan sekitar empat jam menuju Labuan Jambu.
Pilihan lain, wisatawan bisa menggunakan moda transportasi udara dari Bandara Lombok ke Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa. Lalu menempuh perjalanan darat dari bandara ke Labuan Jambu sekitar dua jam.
Wahyu Roberto Romario (29), pemilik Amazing Sumbawa, salah satu operator wisata di Teluk Saleh, menambahkan, saat ini lokasi wisata memang sedang ramai. Sebagai operator setempat, pihaknya sepanjang April sudah menerima tamu 114 orang dengan 75 wisatawan dalam negeri dan 39 mancanegara.
”Mungkin efek libur Lebaran, jadi tamu dalam negeri banyak yang lokal NTB. Sementara mancanegara berasal dari Rusia dan Australia,” kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan, untuk paket sehari, wisatawan berkumpul di Labuhan Jambu. Dari sana, wisatawan diangkut menggunakan kapal pukul 05.00 Wita menuju lokasi hiu paus sekitar 1 jam 40 menit.
”Sementara wisatawan yang ikut paket perjalanan Lombok-Bajo tidak ke Labuan Jambu, tetapi langsung ke lokasi kapal bagan yang nanti digunakan untuk melihat hiu paus,” kata Wahyu.
Wisatawan bisa berinteraksi dengan hiu paus selama dua jam. Baru setelah itu kembali ke Labuan Jambu. Aktivitas mereka mendapat pengawasan ketat dari para pemandu.
Teluk Saleh memiliki luas kawasan perairan sekitar 1.459 kilometer persegi. Hal itu menjadikannya sebagai teluk terbesar di Pulau Sumbawa. Teluk ini berbatasan langsung dengan Laut Flores yang dipisahkan Pulau Moyo dan Gunung Tambora.
Teluk Saleh juga disebut sebagai ”akuarium alam” karena menjadi tempat tinggal hiu paus. Menurut Wahyu, saat ini tercatat ada 112 hiu paus di perairan Teluk Saleh.
”Untuk satu titik biasanya ada 1-5 ekor sehari yang muncul. Tentatif. Tetapi, minimal ada satu ekor,” kata Wahyu.
Meningkatnya peminat wisata hiu paus berdampak, seperti bertambahnya jumlah operator wisata yang melayani paket wisata ke hiu paus, baik operator dari Lombok maupun Sumbawa.
”Selain menerima tamu langsung, operator lokal di Sumbawa juga bekerja sama dengan operator wisata dari Lombok dan Bali. Jadi, nanti kami yang memandu kunjungan tamu mereka ke hiu paus,” kata Wahyu.
Tidak hanya operator wisata, warga sekitar juga ikut terdampak. Selain ikut menyediakan kapal, dari mereka juga sudah mulai ada yang membangun penginapan untuk wisatawan.
”Dampaknya memang luar biasa. Ekonomi warga jadi meningkat. Oleh karena itu, selain hiu paus, kami juga sedang mengembangkan pulau-pulau kecil untuk pariwisata,” kata Kepala Desa Labuan Jambu Suhardi.
Tingginya minat wisatawan terhadap wisata hiu paus juga harus sejalan dengan konservasi. Apalagi, hiu paus termasuk satu jenis ikan yang dilindungi. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTB mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 100/2023 tentang Tata Kelola Hiu Paus di Perairan Teluk Saleh Provinsi NTB.
Para operator dan pemandu juga menyadari hal itu. Menurut Wahyu, mereka telah mendapatkan pelatihan terkait apa saja yang perlu disampaikan kepada para tamu selama berinteraksi dengan hiu paus.
Aturan itu, misalnya, tidak boleh menyentuh hiu paus, mengatur jarak, dan tidak menyalakan lampu kamera. Wisatawan juga diminta tidak menggunakan perhiasan, termasuk dilarang membuang sampah ke laut.
Di banyak tempat, kesejahteraan warga setempat berpotensi meningkat saat kelestarian alam tetap dijaga. Di NTB, kehidupan lestari hiu paus diharapkan terus mendatangkan bahagia untuk masyarakat di sekitarnya.