Jalan Putus, Alat Berat Sulit Menjangkau Lokasi Longsor di Tana Toraja
Longsor memutus jalan dan menyulitkan pengerahan kendaraan alat berat. Regu penolong pun harus berjalan kaki ke lokasi.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pencarian dua korban tertimbun longsor di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dilanjutkan. Dampak longsor yang memutus jalan membuat kendaraan alat berat sulit menjangkau lokasi. Regu penolong juga harus berjalan kaki di medan yang cukup terjal dengan kondisi tanah yang labil.
Diberitakan sebelumnya, longsor di Tana Toraja terjadi di dua tempat pada Sabtu (13/4/2024). Longsor pertama terjadi di permukiman di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, pukul 22.30 Wita. Data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, 14 korban dilaporkan meninggal, 2 selamat, dan 2 masih dicari.
Adapun longsor kedua terjadi di Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, pukul 23.00 Wita. Di lokasi ini ada empat korban meninggal dan dua orang selamat.
Longsor disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Ini diperparah kondisi tanah di lokasi yang sebagian besar labil. Peristiwa longsor terjadi saat sebagian besar warga sudah tidur (Kompas.id, 14/4/2024).
”Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian dengan berjalan kaki menuju wilayah longsor di Desa Palangka, Pango-pango, Tana Toraja. Hal ini disebabkan terputusnya akses jalan menuju lokasi. Alat berat juga terkendala saat memasuki wilayah yang terkena longsor,” kata Kepala Kantor Basarnas Makassar Mexianus Bekabel, Senin (15/4/2024).
Oleh karena kondisi ini, tim SAR akan menggunakan drone untuk pengamatan jarak jauh. ”Drone diterbangkan pagi ini untuk melakukan pengamatan terkait wilayah yang longsor. Dengan begini, tim yang melaksanakan tugas pencarian dapat memantau kondisi tanah,” katanya.
Dua korban yang masih dicari adalah Gea (3) dan Safia (43). Untuk pencarian ini sebanyak 116 orang dari Basarnas, Kodim 1414 Toraja, BPBD Tana Toraja, Balai Kehutanan, Polres Tana Toraja, SAR Brimob, Satuan K9 Polda Sulsel, dan masyarakat sekitar dikerahkan.
Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian dengan berjalan kaki menuju wilayah longsor di Desa Palangka, Pango-pango, Tana Toraja. Hal ini disebabkan terputusnya akses jalan menuju lokasi. Alat berat juga terkendala saat memasuki wilayah yang terkena longsor.
Adapun identitas korban meninggal di Kelurahan Manggau adalah Dala (40), Bertha Bine (35), Putri (5), Reno (2), Wiris (6), Marcel Oda (16 ), Agustinus Bongga (20 ), Mala' (60 ), dan Baru (40). Selain itu, Endi (15), Matius Kottong (35), Aco (37), Mase' (38), dan Jimmy (27). Sementara empat korban meninggal di Lembang Randan Batu adalah Indo Luka, Ambe Dian, Karopa, dan Luaran.
Bantuan keluarga korban
Terkait peristiwa ini, Minggu (14/4/2024) malam, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin langsung menemui keluarga korban. Sejak evakuasi dilakukan, seluruh korban dibawa ke RS Lakipadada, Tana Toraja, untuk pemulasaran jenazah.
Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian dua korban longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (15/4/2024). Sulitnya medan akibat longsor membuat alat berat sulit menjangkau lokasi.
Selain menyampaikan dukacita, gubernur juga memberikan bantuan kepada keluarga korban. Untuk pencarian, gubernur berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk bahu-membahu mencari dua korban yang masih tertimbun.
”Yang tak kalah penting menangani korban luka dan juga penanganan warga lain yang terdampak. Kami memastikan mereka mendapat tempat perlindungan sementara dan juga makan dan minum yang cukup,” katanya.
BPBD Sulsel menyatakan status tanggap darurat terkait peristiwa ini. ”Untuk sementara tanggap darurat karena ada korban. Namun, tanggap darurat ini tingkat kabupaten dulu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amaon Padolo.