Longsor di Tana Toraja, 18 Warga Tewas dan Dua Lainnya Masih Dicari
Hujan deras selama beberapa hari memicu longsor di Tana Toraja dan menewaskan 18 warga.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sedikitnya 18 warga di Kecamatan Makale dan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tewas saat bencana tanah longsor melanda. Dua warga masih dalam pencarian. Hujan deras selama beberapa hari dan kondisi tanah yang labil memicu longsor sehingga menimbun rumah warga.
Longsor terjadi di dua tempat pada Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 22.30 Wita dan 23.00 Wita. Longsor pertama terjadi di permukiman di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale. Data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan, 14 korban dilaporkan meninggal, 2 selamat, dan 2 masih dicari.
Adapun longsor kedua terjadi di Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan. Di lokasi ini ada empat korban meninggal dan dua orang selamat.
Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Selatan Amson Padolo mengatakan, longsor disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Ini diperparah kondisi tanah di lokasi yang sebagian besar labil. Peristiwa longsor terjadi saat sebagian besar warga sudah tidur.
”Saat ini, evakuasi terus dilakukan. Sebagian korban sudah dievakuasi dan sebagian masih dalam proses. Adapun korban selamat dan luka dibawa ke rumah sakit terdekat,” kata Amson, Minggu (14/4/2024).
Andi Sultan, Kepala Operasi dan Siaga Kantor Basarnas Makassar, mengatakan, pencarian dan evakuasi korban terkendala cuaca. Lokasi longsor yang terjal menyulitkan tim. Selain itu, jaringan komunikasi pun buruk.
Saat ini evakuasi terus dilakukan. Sebagian korban sudah dievakuasi dan sebagian masih dalam proses. Adapun korban selamat dan luka dibawa ke rumah sakit terdekat.
”Evakuasi masih kami lakukan. Saat ini, kondisi di lapangan masih hujan. Jaringan komunikasi juga terganggu,” katanya.
Adapun identitas korban meninggal di Kelurahan Manggau adalah Dala (40), Bertha Bine (35), Putri (5), Reno (2), Wiris (6), Marcel Oda (16 ), Agustinus Bongga (20 ), Mala’ (60 ), dan Baru (40). Selain itu, Endi (15), Matius Kottong (35), Aco (37), Mase’ (38), dan Jimmy (27). Sementara empat korban meninggal di Lembang Randan Batu adalah Indo’ Luka, Ambe Dian, Karopa, dan Luaran.
Selain evakuasi korban, tim SAR gabungan juga memantau kondisi sekitar lokasi karena masih terjadi pergerakan tanah. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu longsor susulan. Terlebih kondisi cuaca masih buruk.