Arus Balik di Pantura Cirebon Meningkat, Antisipasi Kemacetan Disiapkan
Tiga hari setelah Lebaran, jalur pantura Cirebon, Jawa Barat, dipadati kendaraan. Rekayasa arus pun disiapkan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Tiga hari setelah Lebaran, Sabtu (13/4/2024), arus balik kendaraan di jalur pantura Cirebon, Jawa Barat, mulai meningkat. Polisi pun menyiapkan rekayasa lalu lintas, seperti penutupan lampu merah di persimpangan jalan, untuk mencegah kemacetan.
Kepala Bidang Operasional Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Cirebon Kota Inspektur Dua Rizwan mengatakan, hingga Sabtu pukul 13.00, sekitar 24.000 sepeda motor telah melintas di pantura Cirebon. Adapun kendaraan roda empat yang melalui jalur itu masih berkisar 3.000 unit.
”Untuk data kendaraan yang melintas dari kemarin tanggal 11-12 (April), ada peningkatan yang cukup drastis. Untuk roda dua itu sampai 20.000 peningkatan,” ungkap Rizwan. Awalnya, pada Kamis (11/4/2024), tercatat 40.000 kendaraan melintas dan keesokan harinya mencapai 60.000 unit.
Lonjakan kendaraan itu, antara lain, tampak di Jalan Tengah Tani, Plered. Kecepatan kendaraan yang biasanya 60 kilometer per jam turun menjadi kurang dari 20 km per jam. Sejumlah kendaraan mampir di bahu jalan untuk membeli oleh-oleh. Di sana juga, merupakan kawasan wisata kuliner empal gentong.
Mengantisipasi kepadatan di jalur itu, pihaknya telah menempatkan personel di tiga pos di jalur yang mengarah ke Jakarta. Pos itu tersebar di Bundaran Kedawung, Empal Gentong H Apud, dan lampu merah Plered. Petugas juga turun langsung mengatur arus lalu lintas di jalan.
”Jika kepadatan sudah tampak cukup lumayan, kami langsung koordinasi agar lamer (lampu merah) Plered dinormalkan (dinonaktifkan). Akan ada penarikan ke arah Plumbon,” ujar Rizwan. Dengan penutupan lampu lalu lintas sekitar 30 menit, arus kendaraan yang menuju Jakarta akan lancar.
Untuk data kendaraan yang melintas dari kemarin tanggal 11-12 (April), ada peningkatan yang cukup drastis. Untuk roda dua itu sampai 20.000 peningkatan.
Menurut dia, arus balik kendaraan di jalur arteri mulai terlihat hari ini dan bakal terus meningkat. ”Prediksi (puncak) arus balik adanya pada (tanggal) 14 dan 15 (April). Untuk sekarang, arus kendaraan sebenarnya masih landai. Di jalur tol pun demikian,” ungkap Rizwan.
Pihaknya pun telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mencegah kemacetan di jalur pantura Cirebon. Apabila antrean kendaraan di lampu lalu lintas telah menyentuh lampu merah berikutnya, polisi akan menonaktifkan rambu itu. Tujuannya, memperlancar arus ke Jakarta.
Lampu lalu lintas yang akan ditutup adalah di Jalan Pemuda, Kangraksan, hingga Weru. Penonaktifan rambu itu berlaku situasional dan hanya sementara, berkisar 15 menit. ”Sampai siang ini, rekayasa itu belum dilakukan karena kondisi masih normal. Tapi, ini antisipasi besok dan Senin,” ujarnya.
Pihaknya juga menyiapkan pengalihan arus kendaraan apabila kemacetan masih terjadi meskipun sejumlah lampu merah sudah ditutup. Rekayasanya dengan mengarahkan kendaraan dari Pos Kalijaga menuju jalur alternatif di Cangkol-Gunung Jati-Karangampel-Jatibarang-arah Jakarta. Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon Andi Armawan mengatakan, jumlah kendaraan yang melintas di jalur pantura Cirebon mulai meningkat sejak Jumat (12/4/2024). Saat itu, tercatat sekitar 3.000 kendaraan melintas per jam. Sehari sebelumnya, hanya 2.174 unit per jam.Sebagian besar kendaraan yang melewati pantura Cirebon merupakan roda dua. Pihaknya pun mengimbau pengendara agar terus berhati-hati dan beristirahat ketika lelah. Di pantura, ada banyak masjid, rumah makan, dan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum yang dapat jadi tempat istirahat.Baca juga: Puncak Arus Mudik, Jalur Pantura Cirebon Padat