Tragedi Tangki Septik Maut di CSB Mall Cirebon Jelang Lebaran
Empat teknisi tewas dalam tangki septik di CSB Mall, Cirebon Super Blok. Keluarga korban ingin kasus itu diusut tuntas.
Sehari menjelang Lebaran, empat teknisi tewas dalam tangki septik di Cirebon Super Blok atau CSB Mall, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (9/4/2024). Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Mereka berharap polisi mengusut tuntas kasus itu hingga ada titik terang.
Gema takbir terdengar di berbagai sudut Kota Cirebon, Selasa malam. Di beberapa tempat, warga menyalakan petasan, kembang api, hingga takbir keliling dengan pawai obor.
Aroma ketupat juga tercium di sejumlah rumah. Semarak menyambut hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah begitu terasa.
Akan tetapi, suasana sukacita itu tak tampak di Instalasi Forensik Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, Cirebon.
Duka mendalam justru menyelimuti sejumlah warga di area ruang jenazah itu. Mereka tengah menanti autopsi empat korban tragedi tangki septik di CSB Mall.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Tewasnya Empat Orang di Tangki Septik CSB Mall
Keempat korban itu adalah Tri Yunanto (40), Mohammad Masduki (43), Tohidin Andryana (35), dan Fadli (32).
Tri dan Masduki merupakan warga Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Adapun Tohidin dan Fadli masing-masing dari Kecamatan Plumbon dan Kapetakan, Kabupaten Cirebon.
Suprapto (41), keluarga Masduki yang menanti di ruang jenazah, belum mengetahui pasti kronologi petaka itu. Namun, beberapa jam sebelum kejadian, ia masih sempat bersama korban. Masduki saat itu tengah memperbaiki mesin penyejuk ruangan (AC) dan setrika miliknya.
Sekitar pukul 13.00, Masduki tiba-tiba diminta masuk kerja di CSB Mall. Padahal, hari itu, ia sedang libur.
Suprapto pun sempat meminta kerabatnya itu untuk tinggal. Ia bahkan melempar canda agar korban minum kopi dulu.
”Hussh, lagi puasa,” katanya menirukan jawaban Masduki.
Kenapa CSB ini tidak memberhentikan dua orang masuk (tangki septik) lagi. Ini harus diungkap secara jelas, transparan, dan disampaikan kepada korban siapa yang bertanggung jawab.
Akan tetapi, telepon seluler Masduki terus berdering. ”Kejadian apa? Saya tanya. Katanya, teman saya masuk septic tank, kesetrum meninggal di situ.
Saya tanya, ’sudah laporan ke kepolisian belum? Harusnya, dilaporkan’,” kata Suprapto menirukan percakapannya dengan korban.
Ia juga sempat menanyakan prosedur keselamatan saat berada di tangki septik itu. Ia meminta korban memastikan ada alat pengaman, seperti sepatu agar tidak kesetrum.
”Mau pakai pengaman bagaimana? Kalau dengan air ya nyamber,” kata Suprapto menirukan jawaban Masduki.
Saking terburu-burunya, Masduki sampai lupa mengembalikan remot AC yang baru ia bereskan. Suprapto pun mengirim pesan dan menelepon korban hingga delapan kali dari pukul 14.53 sampai 17.05.
Namun, sama sekali tak ada respons. Ia lalu menghubungi istri Masduki tepat menjelang maghrib.
”Istrinya bilang, Mas Kiki (Masduki) meninggal. Saya bilang, ’jangan main-main. Barusan dia sama saya. Yang meninggal itu temannya, bukan dia’,” ungkap Suprapto.
Ia pun segera berangkat ke ruangan jenazah RSD Gunung Jati. Di sana, ia mendapatkan kenyataan pahit: Masduki tak lagi bernyawa.
Suprapto mendesak polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Ia menilai ada kejanggalan dalam peristiwa itu.
Sebab, seharusnya, manajemen CSB Mall menghubungi pihak berwenang begitu ditemukan korban dalam tangki septik, bukan malah memanggil teknisi lainnya, yakni Masduki dan rekannya.
”Kenapa CSB ini tidak memberhentikan dua orang masuk (tangki septik) lagi. Ini harus diungkap secara jelas, transparan, dan disampaikan kepada korban siapa yang bertanggung jawab,” ujar Suprapto. Pihaknya juga meminta polisi segera mengungkap penyebab tewasnya empat orang tersebut.
Hendak umrah
Slamet Supriyadi (42), sepupu Masduki, belum mengetahui penyebab korban meninggal. Akan tetapi, ia sempat melihat sebagian jasad korban saat masih di kantong jenazah.
Menurut dia, kondisi korban sudah bengkak. Di bagian hidungnya ada darah dan dadanya sudah membiru.
Menurut dia, tragedi itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, termasuk tiga anak korban. Padahal, keesokan harinya, mereka akan menyambut hari kemenangan, Idul Fitri.
”Saya sedang masak lontong waktu tahu kabar itu. Saya langsung ke sini (ruang jenazah), lontongnya saya tinggal,” ucapnya.
Supriyadi menuturkan, korban sebenarnya sudah berencana mengundurkan diri sebagai teknisi di CSB Mall setelah Lebaran.
”Katanya, dia mau usaha servis AC saja. Hasilnya juga lumayan. Itu usaha almarhum bapaknya, dia nerusin aja. Tahun ini juga, dia dan istrinya mau umrah,” ungkapnya.
Kini, semua rencana itu tak terwujud. Keluarga justru mengurus jenazah dan pemakaman korban pada malam Lebaran. Jasad Masduki langsung disemayamkan setelah proses autopsi tuntas pada pengujung malam. Polisi turut mengawal penyerahan jenazah kepada keluarga korban.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Anggi Eko Prasetyo masih mendalami kasus tewasnya empat orang di tangki septik di CSB Mall. Meskipun peristiwa itu diduga terjadi pukul 11.00, pihaknya baru menerima laporan tersebut sekitar pukul 14.00.
Awalnya, Tri dan Fadli tengah memperbaiki saluran pembuangan atau tangki septik di CSB Mall. Dua korban itu lalu terjatuh ke lubang tangki septik dan diduga tewas di lubang sedalam 6 meter dan diameter hanya 1 meter tersebut. Masduki dan Tohidin pun datang untuk menyelamatkan.
”Namun, berdasarkan informasi ketika dievakuasi pertama kali, terjadi hal yang sama sehingga menyebabkan (korban) ditemukan sudah tidak bernyawa,” ungkap Anggi. Pihaknya bersama petugas pemadam kebakaran dan instansi terkait langsung mengevakuasi para korban.
Terkait indikasi kecelakaan kerja atau kelalaian dalam prosedur operasional, pihaknya belum bisa memastikan. ”Terkait itu masih kita lakukan pendalaman, saksi diperiksa, dan data masih kami himpun. Kami juga masih menunggu dari pemeriksaan medis terkait hal itu,” ujarnya.
Pihaknya telah memeriksa lebih dari lima saksi, termasuk manajamen CSB Mall dan petugas yang mengevakuasi korban. ”Tentunya pihak-pihak terkait, siapa pun itu, berdasarkan keterangan yang nanti kami peroleh, kami akan undang untuk klarifikasi. Semuanya masih kami dalami,” ujar Anggi.
Mall Manager CSB Mall Adwin Nugroho mengucapkan dukacita mendalam atas berpulangnya keempat teknisi mal saat menjalankan tugas. Pihaknya juga sedang menginvestigasi secara internal terkait kasus tersebut dengan bantuan sejumlah pihak yang berwenang.
”PT Karya Bersama Takarob (CSB Mall) saat ini sedang memberikan seluruh bantuan dan dukungan terkait pengurusan dan pendampingan terhadap keluarga korban sampai dengan dilakukannya pemakaman serta melakukan segala hal yang diperlukan untuk meringankan beban keluarga,” katanya dalam keterangan tertulis.
Berulang
Peristiwa ini mengingatkan akan risiko bahaya di tangki septik. Apalagi, kejadian serupa juga pernah berlangsung di sejumlah tempat. Pada Februari 2013 lalu, misalnya, lima orang tewas dalam tangki septik saat pengerjaan proyek gedung tinggi Manhattan Square di Jalan TB Simatupang, Jakarta.
Saat itu, korban diduga kehilangan nyawa setelah menghirup gas beracun. Mulanya, dua korban mengaku lemas dan meminta pertolongan. Kemudian, tiga orang lagi masuk untuk menyelamatkan mereka. Namun, kelima korban akhirnya tewas dalam peristiwa itu (Kompas, 14/2/2013).
Organica Biotech, perusahaan yang fokus pada produk tangki septik, pada artikel ”Septic Tanks: How We Can Stop Them from Turning into Lethal Gas Chamber” menyatakan, sejumlah gas ada di dalam tangki septik. Gas itu adalah metana, hidrogen sulfida, karbon dioksida, hingga amonia.
”Paparan gas beracun dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi mata, masalah pernapasan, batuk, kehilangan kesadaran, hingga kematian,” tulis artikel tersebut. Itu sebabnya, tangki septik bisa menelan korban jiwa. Di India, 110 orang dilaporkan tewas terkait tangki septik pada 2019.
Pemerintah India berupaya mengantisipasi kasus itu dengan sejumlah prosedur manual terkait tangki septik. Misalnya, pekerja hanya bisa masuk dalam kondisi darurat dengan mekanisme pengamanan ketat. Bahkan, tenaga medis dan ambulans harus bersiaga di sekitar lokasi saat pengerjaan dilakukan.
Artikel itu juga menyebutkan saran ahli untuk mencegah masalah tangki septik yang limbahnya sudah berlebih. Salah satunya mempertimbangkan penggunaan pendekatan biologis untuk menghindari keracunan gas. Proses ini dapat mengurai limbah organik dan ramah lingkungan.
Apa pun itu, tragedi tangki septik di CSB Mall telah menelan empat korban jiwa. Kejadian di lubang sedalam 6 meter itu meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban. Mereka pun berharap ada titik terang dalam lubang yang gelap gulita itu.
Baca juga: Dua Bocah Tewas Tercebur Lubang untuk ”Septic Tank” di Magelang