Dari hasil penelusuran sementara, petugas tidak menemukan adanya jejak pengereman di sekitar lokasi kecelakaan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Kecelakaan lalu lintas di Kilometer 370 Tol Batang-Semarang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (11/4/2024), menyebabakan tujuh orang meninggal dunia dan 17 orang luka-luka. Kecelakaan tunggal yang menimpa bus Rosalia Indah yang mengangkut puluhan pemudik itu diduga kuat terjadi karena sopir bus mengantuk.
Kecelakaan maut itu terjadi di lajur A atau jalur Jakarta-Semarang pada Kamis sekitar pukul 06.35. Saat kecelakaan terjadi, mayoritas penumpang sedang tidur.
”Saya terbangun karena ada penumpang yang teriak-teriak. Itu posisi busnya sudah oleng. Tidak lama setelah itu, saya merasa badan saya terbentur, lalu saya tidak sadar,” kata Aditya (34), penumpang tujuan Jombang, Jawa Timur, saat ditemui di Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis.
Aditya yang duduk di kursi kedua dari depan sebelah kiri bus itu menyebut, dirinya baru sadar saat sudah berada di parit. Ia yang duduk di samping jendela terpental dari dalam bus.
Akibat kecelakaan itu, Aditya menderita luka robek di kepala dan leher. Dadanya juga sempat dirontgen, tetapi ia belum mengetahui hasilnya.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengumpulan data sementara, bus melaju mulus dari arah barat ke timur di lajur kiri.
Namun, tiba di Km 370, pengemudi bus diduga mengantuk. Bus pun melaju keluar badan jalan hingga terperosok masuk ke parit sepanjang 200 meter.
Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Aan Suhanan mengatakan, bus tersebut mengangkut 32 penumpang yang merupakan pemudik dengan tujuan Jatim dan sekitarnya. Bus yang berangkat dari Terminal Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, itu diawaki oleh satu sopir dan satu kondektur.
Dari 34 orang yang ada di bus tersebut, sebanyak tujuh orang meninggal dunia dan 17 penumpang lainnya luka-luka. Para korban luka dirawat di RSI Muhammadiyah Kendal. Adapun 10 orang lainnya selamat dan sudah diantar ke tujuan masing-masing.
”Dari tujuh korban meninggal dunia, empat orang berjenis kelamin perempuan dan tiga laki-laki. Korban (meninggal dunia) terdiri dari dua anak-anak dan yang lainnya dewasa,” ujar Aan.
Aan menyebut, empat korban meninggal dunia telah terindentifikasi sebab mereka bepergian bersama kelurganya. Adapun tiga korban meninggal dunia yang bepergian sendiri masih menunggu konfirmasi pihak keluarga.
Menurut Aan, pihaknya telah menerjukan tim traffic accident analysis untuk melakukan olah tempat kejadian perkara sekaligus mengumpulkan fakta-fakta di lapangan. Dari hasil penelusuran sementara, petugas tidak menemukan adanya jejak pengereman di sekitar lokasi kecelakaan.
”Dari keterangan sopir dan para penumpang, pengemudi mengantuk dan lelah. Kemungkinan terjadi microsleep,” tutur Aan.
Atas kejadian tersebut, Aan meminta para pengendara, khususnya pemudik, untuk berhati-hati dan selalu memastikan tubuhnya dalam kondisi prima. Pengendara disarankan untuk beristirahat di tempat-tempat istirahat yang telah disediakan, setidaknya setiap empat jam sekali.
Ganti bus
Aan menambahkan, bus yang mengalami kecelakaan bukanlah bus yang sejak awal digunakan dari Bekasi. Oleh karena ada persoalan mesin, bus dari Bekasi diganti dengan unit lain di tempat istirahat Km 227 Tol Pejagan-Palimanan. Kendati demikian, sopirnya tidak diganti.
Sopir bus disebut selamat dalam kecelakaan itu. Sopir yang merupakan warga Ponorogo, Jatim, itu sedang dalam perawatan dan pemulihan trauma. Selain sopir, para penumpang juga mendapat layanan pemulihan trauma oleh petugas dari Kepolisian Resor Batang dan Kepolisian Resor Kendal.
Terkait dengan kondisi dan kelaikan bus pengganti tersebut, Kepala Polres Batang Ajun Komisaris Besar Nur Cahyo Ari Prasetyo mengatakan, polisi masih perlu waktu untuk mendalami hal tersebut. Pemeriksaan dan penyelidikan terhadap pihak-pihak terkait, termasuk perusahaan otobus, juga akan dilakukan.
Dari keterangan sopir dan para penumpang, pengemudi mengantuk dan lelah. Kemungkinan terjadi microsleep
Wakil Direktur Pelayanan RSI Muhammadiyah Kendal Alexander Bramukhaer menuturkan, para korban mulai berdatangan ke rumah sakit itu pada Kamis sekitar pukul 7.30. Mereka datang dengan berbagai kondisi, yakni meninggal dunia, luka berat, luka sedang, dan luka ringan. Korban luka-luka dirawat intensif hingga Kamis siang.
”Lukanya mulai dari luka lecet, robek, patah tulang, cedera kepala, hingga cedera toraks. Yang meninggal dunia, rata-rata cedera kepala, trauma toraks, dan ada juga yang karena patah tulang,” ucap Alexander.
Menurut Alexander, keluarga empat korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi sudah menghubungi pihak rumah sakit. Keempat jenazah itu dalam proses serah terima kepada keluarga untuk selanjutnya dibawa pulang dan dimakamkan.
Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan Achmad Purwantono, menyebut, pihaknya telah menghubungi keluarga para korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka. Bantuan berupa uang santunan akan diberikan kepada keluarga atau ahli waris korban.
”Santunan untuk korban meninggal dunia yang akan kami berikan sebesar Rp 50 juta. Sementara itu, korban luka-luka akan mendapatkan bantuan biaya perawatan maksimal Rp 20 juta,” tuturnya.