Stabil Tinggi, Puncak Arus Mudik di Jateng Belum Bisa Ditebak
Puncak arus mudik belum bisa diprediksi di Jateng. Arus lalu lintas kendaraan masih stabil tinggi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Puncak arus mudik belum bisa ditebak di Jawa Tengah. Aliran kendaraan yang memasuki daerah tersebut masih konsisten tinggi. Pemberlakuan kebijakan lalu lintas searah atau one way di jalan tol menyesuaikan kondisi terkini.
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Sonny Irawan mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, frekuensi kendaraan yang memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama mencapai 5.000-6.500 unit per jam. Kondisi itu terjadi sejak pukul 11.00 hingga pukul 12.00, Minggu (7/4/2024).
”Ini proyeksinya sebesar 50 persen masuk ke wilayah Kalikangkung. Lalu, sekitar 18 persen ke wilayah Pejagan. Sisanya ke exit-exit sayap yang ada. Tentunya, kalau lihat jam itu maka 5-6 jam kemudian ada limpahan kendaraan masuk ke wilayah Kalikangkung,” kata Sonny saat ditemui di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jateng, Minggu siang.
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu siang, terdapat 8-10 kendaraan yang mengantre untuk masuk pada satu pintu di Gerbang Tol Kalikangkung. Ada setidaknya 11 pintu yang dibuka. Meski antreannya tampak panjang, lalu lintas berjalan lancar. Pengemudi hanya perlu menunggu beberapa menit agar bisa melewati gerbang tol tersebut.
Dilihat frekuensinya, dari pukul 06.00 hingga pukul 12.00, tercatat 17.453 kendaraan sudah melintasi gerbang tol itu. Adapun jumlah kendaraan yang melintas setiap jamnya berkisar 2.400-3.200 unit.
Sebenarnya, puncak mudik diprediksi terjadi Sabtu (6/4/2024). Berdasarkan estimasi awal, sekitar 71.000 kendaraan akan melintasi gerbang tol itu pada hari tersebut. Praktiknya, total kendaraan yang melintas dalam sehari hanya 68.000 unit.
Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan aliran kendaraan yang melintas, Sabtu (6/4/2024), dalam periode waktu yang sama, yakni 23.030 unit. Kendaraan yang masuk 3.100-3.500 unit per jamnya. Kepadatan itu mengakibatkan diberlakukannya one way lokal untuk ruas Jalan Tol Kalikangkung hingga Bawen pada Sabtu malam.
”Kami belum tahu apakah hari ini akan mengalami peningkatan seperti hari-hari sebelumnya. Kami akan melihat situasi lapangan. Apabila situasi bangkitan (peningkatan lalu lintas) cukup besar, akan diberlakukan one way lokal,” kata Sonny.
Direktur Teknik dan Operasi Jasamarga Tol Semarang-Batang Daru Satrio menyebutkan, sebenarnya, puncak mudik diprediksi terjadi pada Sabtu kemarin. Berdasarkan estimasi awal, sekitar 71.000 kendaraan akan melintasi gerbang tol itu pada hari tersebut. Praktiknya, total kendaraan yang melintas dalam sehari hanya 68.000 unit.
”Prediksi kami (puncak arus mudik) kemarin (Sabtu). Namun, kami masih melihat traffic hari ini. Kami akan melihat seperti apa trennya,” kata Daru.
Daru mengharapkan agar para pemudik bersedia membagi waktu keberangkatan seiring panjangnya masa mudik. Sebab, hal itu bisa mengurai kepadatan lalu lintas. Ia menilai, lancarnya arus lalu lintas dipengaruhi pula oleh hal tersebut.
”Misalnya, kami memberikan diskon untuk tanggal 3 April 2024 dan 4 April 2024 supaya tidak menumpuk di satu hari. Perjalanan para pengguna jalan juga bisa aman dan lancar,” kata Daru.
Daru turut mengingatkan para pemudik untuk selalu mengecek saldo kartu tolnya agar selalu mencukupi. Dengan demikian, tidak ada kendala sewaktu pembayaran pada gerbang tol yang berisiko memperpanjang antrean masuk.
Sementara itu, Sonny mengatakan, laporan kepadatan lalu lintas justru terjadi di ruas tol wilayah Pejagan hingga Bumiayu di Brebes, Jateng. Keadaan itu disebabkan oleh jumlah kendaraan yang masuk tidak sesuai kapasitas jalan.
”Kemampuan lintasan tol itu hanya 500 kendaraan per jam. Namun, kendaraan yang masuk 900-1.200 kendaraan per jam,” kata Sonny.
Kondisi itu, kata Sonny, ditangani dengan mengalihkan arus lalu lintas. Salah satunya mengarahkan kendaraan-kendaraan yang akan melalui jalur tengah untuk melintasi jalur pantura.