Tak Hanya Aksesibilitas, Bandara Dhoho Bakal Tingkatkan Ekonomi
Citilink menjadi maskapai pertama yang melakukan penerbangan ke Bandara Dhoho di Kediri.
KEDIRI, KOMPAS — Keberadaan Bandara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur, tidak hanya mempermudah aksesibilitas masyarakat di wilayah Mataraman, tetapi juga turut mengangkat perekonomian setempat.
Setelah pembangunan yang menghabiskan waktu hampir empat tahun dengan biaya Rp 13 triliun, akhirnya penerbangan pertama dilakukan pada Jumat (5/4/2024).
Pesawat Citilink dari Jakarta yang mendarat di Dhoho sekitar pukul 09.40 menjadi penerbangan pertama yang dimaksud. Pada masa awal ini Citilink akan akan terbang dari Kediri ke Jakarta pergi pulang dua kali sepekan, yakni Selasa dan Sabtu.
Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia Faik Fahmi dalam sambutannya saat seremonial penerbangan inagurasi di Dhoho mengatakan, pengoperasian Bandara Dhoho berada pada momentum yang tepat karena saat ini bagian dari pemulihan pascapandemi Covid-19. Dhoho adalah bandara ke-37 yang dikelola Angkasa Pura Indonesia.
Baca juga: Dukung Angkutan Lebaran, Citilink Layani Penerbangan Kediri-Jakarta
Angkasa Pura memprediksi recovery traffic angkutan udara akan terjadi 100 persen pada 2024. Sepanjang tahun ini jumlah trafik angkutan penumpang akan menyamai sebelum pandemi.
”Terima kasih untuk Citilink yang sudah mengawali penerbangan ke Kediri walaupun masih dua kali seminggu. Harapannya ke depan ada penambahan frekuensi lagi,” ucapnya.
Hadir pada kesempatan ini, di antaranya, Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana bersama Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, pejabat di jajaran PT Angkasa Pura I, serta PT Surya Dhoho Investama selaku pihak swasta yang membangun bandara.
Menurut Faik, pihaknya juga terus bernegosiasi dengan maskapai lain untuk bisa terbang ke Dhoho lantaran Kediri dinilai memiliki prospek bagus. Bandara Dhoho memudahkan aksesibilitas dan konektivitas antarwilayah di Jawa Timur.
Dengan panjang runway 3.300 meter (m), bandara yang dibangun sejak April 2020 itu bisa didarati pesawat berbadan besar sehingga ke depan berpotensi dikembangkan untuk penerbangan haji dan umrah. Dampak lanjutannya bisa memberikan mutliefek bagi Kediri dan sekitarnya, yakni mendorong pariwisata dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi.
”Mudah-mudahan ke depan kita akan terus semaksimal mungkin memastikan lebih banyak lagi penerangan bisa dioperasikan di Bandara Dhoho,” ucapnya.
Bandara ini dipersembahkan sebagai A gift to the nation.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyebut jika pihaknya telah melalui proses cukup panjang, mulai dari pembebasan lahan hingga pembangunan bandara itu sendiri. Banyak dinamika yang dilalui karena membangun bandara tidak hanya membangun dari segi fisik di darat, tetapi juga ruang udara.
”Saya yakin betul 20-30 tahun lalu, kalau ada orang bilang nanti di Kediri ada pesawat mendarat pasti orang menghayal, tetapi khayalan itu hari ini terbukti dan terwujud. Ini berkah di bulan Ramadhan dan juga sejarah, di mana ini tentunya akan menjadi daya tarik, akan jadi pintu masuk, episentrum baru di Jawa Timur,” ucapnya.
Ada 12 kabupaten/kota terdekat yang ada di sekitar Dhoho yang bisa memanfaatkannya. Terminal penumpang dirancang bisa menampung 1,5 juta penumpang setiap tahun pada tahap awal dan 10 juta penumpang per tahun pada tahap ultimate.
Untuk mendukung bandara, menurut Hanindhito telah disiapkan sejumlah infrastruktur sebagai akses, seperti tol hingga jembatan Jongbiru dan lainnya.
“Semoga ini bisa terus berlanjut. Semoga regularnya nanti, kita doa bersama bahwa pesawat yang akan terbang ke sini dan dari sini akan full okupansi dan Citilink akan membuka setiap hari dan maskapai lain akan membuka rute ke sini,” kata Hanindhito.
Direktur Utama Citilink Dewa Kadek Rai mengatakan terwujudnya penerbangan ke Kediri merupakan refleksi dan usaha yang luar biasa dari seluruh pihak, mulai dari PT Surya Dhoho Investama, PT AP I, hingga pemerintah daerah.
Menurut Dewa pada tahap awal ini penerbangan baru bisa dilakukan beberapa hari sekali. Harapannya ke depan bisa dilakukan setiap hari. Ini merupakan komitmen Garuda Indonesia Grup dalam mendukung program pemerintah membangun konektivitas antardaerah di Indonesia.
Baca juga: Warga Berwisata ke Bandara Dhoho Kediri
”Dengan penerbangan Kediri ke Jakarta akan memudahkan masyarakat Kediri melakukan perjalanan ke Jakarta atau daerah lain dan ke luar negeri melalui Jakarta sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kediri dan sekitarnya,” ucapnya.
Dhoho dibangun oleh PT Gudang Garam Tbk melalui anak perusahannya, PT Surya Dhoho Investama, melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha. Selain memiliki landas pacu 3.300 m, bandara ini juga memiliki jalur perpindahan pesawat 306 m x 32 m dan 438 m x 32 m.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Surya Dhoho Investama Istata T Siddharta mengatakan, bandara ini dipersembahkan sebagai A gift to the nation.
Hadiah bagi bangsa yang dimaksud adalah sebuah infrastruktur yang akan memberikan kontribusi dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi Indonesia. Di samping itu, membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat untuk terhubung ke sejumlah daerah di Jawa Timur bagian selatan.