Ratusan Kemasan Makanan Tak Layak Konsumsi Ditemukan di DIY
Produk makanan dan minuman tidak layak konsumsi masih saja ditemukan. Konsumen diharapkan terus hati-hati.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 642 kemasanmakanan dan minuman tidak layak konsumsi ditemukan di supermarket, swalayan, dan pasar tradisional di seluruh DIY.
Makanan dan minuman tak layak konsumsi tersebut adalah produk yang tidak memiliki izin edar, rusak, dan kedaluwarsa.
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta Bagus Heri Purnomo menuturkan, lebih dari 600 kemasan makanan dan minuman tersebut terdiri atas beragam produk.
Untuk produk rusak, hampir semua yang ditemukan adalah produk makanan dan minuman kalengan, dengan kondisi kerusakan ditunjukkan oleh adanya lekukan pada bagian kemasan kaleng.
Dalam hal ini, Bagus mengingatkan, lekukan, sekalipun tidak terlalu dalam, menandakan bahwa produk tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
”Lekukan pada kaleng mengindikasikan kemungkinan telah terjadinya kontaminasi isi dengan mikroba, yang akhirnya berdampak pada perubahan rasa, warna, yang secara otomatis juga menurunkan kualitas pangan di dalamnya,” ujarnya, Jumat (5/4/2024).
Produk kedaluwarsa yang ditemukan terdiri dari saus, biskuit, dan mi instan. Dari temuan BBPOM, produk yang masih sempat dipajang untuk dijual tersebut telah melewati tenggat kedaluwarsa 1-3 bulan.
Produk tanpa izin edar terdiri dari produk makanan atau minuman kemasan, teh tarik, dan es putar. Khusus produk tanpa izin edar ini otomatis ditetapkan sebagai produk tidak layak konsumsi tanpa BBPOM perlu menguji kandungan bahan-bahan di dalamnya.
Keseluruhan makanan dan minuman ini ditemukan di 20 sarana distribusi di DIY. Dengan keberadaan bahan-bahan tidak layak konsumsi ini, maka 20 sarana ini disebut tidak memenuhi ketentuan.
Dari 20 sarana tersebut, satu sarana terdapat di Kota Yogyakarta, dua sarana terdapat di Kabupaten Gunungkidul, lima sarana di Kabupaten Kulon Progo, sedangkan di Kabupaten Sleman serta Bantul masing-masing enam sarana.
Di luar itu, BBPOM Yogyakarta juga melakukan pengecekan ke delapan sentra takjil di DIY dan mengambil kemudian menguji 142 sampel makanan dan minuman. Namun, hasil pengujian menunjukkan tidak ada kandungan zat berbahaya pada semua sampel yang diambil.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Syam Arjayanti mengatakan, masih adanya temuan bahan pangan yang tidak layak konsumsi diharapkan menjadi peringatan kepada konsumen untuk terus hati-hati dan cermat.
”Perhatikan label perizinan, komposisi, kemasan, dan tanggal kedaluwarsa. Jangan semata-mata memborong karena sekadar ingin memenuhi kebutuhan Lebaran,” ujarnya.
Saat ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY tidak terlalu intens mengecek kelayakan produk makanan dan minuman. Mereka lebih fokus untuk menjaga ketersediaan pangan demi mencegah lonjakan harga menjelang Lebaran.
Kendati demikian, Syam menuturkan, pihaknya terus turun ke lapangan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana berbelanja serta memilih produk makanan dan minuman dengan baik. Upaya ini dianggapnya cara yang lebih baik dan lebih mendidik konsumen.
”Dengan terus melakukan sosialisasi, maka kami berharap konsumen bisa benar-benar menjadi konsumen cerdas yang mampu teliti, mengamati, produk yang akan dibelinya sendiri,” ujarnya.
Perhatikan label perizinan, komposisi, kemasan, dan tanggal kedaluwarsa. Jangan semata-mata memborong karena sekadar ingin memenuhi kebutuhan Lebaran.
Namun, Syam mengakui, perilaku ideal untuk berbelanja dan memproduksi bahan pangan ini belum tentu mudah dijalankan semua orang, baik konsumen maupun produsen makanan. Banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menghasilkan makanan seperti keripik atau kue kering bahkan tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa produknya.
Sebaliknya, banyak konsumen tidak memedulikan hal yang terlalu rumit, seperti mengecek label, dan semata hanya mempertimbangkan rasa dan harga.
”Banyak orang bahkan lebih senang untuk membeli makanan kering dalam bentuk curah karena biasanya makanan tersebut dijual dengan harga murah,” ujarnya.