Cekcok dengan Pengendara Sepeda Motor, Sopir Batik Solo Trans Ditusuk
Sopir bus BST ditusuk orang tak dikenal sewaktu melintas di Kabupaten Sukoharjo, Jateng. Kejadian dipicu cekcok mulut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Seorang sopir bus Batik Solo Trans ditusuk oleh orang tak dikenal sewaktu mengemudikan bus di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (4/4/2024). Penusukan terjadi setelah sopir tersebut cekcok dengan seorang pengendara sepeda motor. Kasus ini tengah diselidiki aparat kepolisian.
Sopir bus yang menjadi korban penusukan itu berinisial AY. Peristiwa naas dialaminya saat mengemudikan bus dan hendak menepi ke halte di dekat Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS), Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.00.
”Ceritanya sopir itu mau parkir di halte itu (RS UNS). Lalu, ada pengendara sepeda motor yang merasa dipepet. Akhirnya, (pengendara) sepeda motor itu menghadang, lalu naik ke bus tersebut,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kartasura Ajun Komisaris Tugiyo saat dihubungi, Rabu sore.
Penusukan itu, kata Tugiyo, dilakukan oleh pengendara sepeda motor setelah sempat cekcok dengan pengemudi bus. Dia menyebut, sejak awal pengendara sepeda motor sudah membawa senjata tajam tersebut.
Tugiyo menambahkan, akibat penganiayaan itu, sopir tersebut mengalami luka di bagian bahu. Sesudah kejadian itu, korban langsung dibawa ke RS UNS untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Menurut Tugiyo, cedera yang dialami sopir bus itu tidak parah.
”Setelah melakukan itu (penusukan), pelaku langsung lari. Petugas dari RS UNS langsung telepon. Petugas kami ke sana. Ini sudah dicek sama anggota lewat CCTV (kamera pemantau). Kami baru melakukan penyelidikan atas kejadian ini,” kata Tugiyo.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Taufiq Muhammad turut membenarkan insiden penusukan yang dialami sopir bus angkutan umum itu. Ia menyatakan, kejadian itu telah dilaporkan kepada aparat kepolisian.
Di sisi lain, Taufiq mengaku belum mengetahui persis seperti apa kejadian sebenarnya. Ia baru mengumpulkan informasi dari para petugasnya. Untuk itu, ia akan menanyai kembali si sopir jika kelak sudah pulih kondisi kesehatannya.
”Kepada sopir, kami meminta tetap menjalankan standar pelayanan minimal. Apakah waktu berbelok itu sudah menyalakan lampu sen? Itu semua sudah ada aturannya. Seperti apa kejadian sebenarnya, nanti perlu saya tanya-tanyai lagi (si sopir),” kata Taufiq.