Sopir Bus BST Diduga Lakukan Pelecehan Verbal ke Penumpang
Salah seorang sopir Batik Solo Trans diduga melakukan pelecehan verbal terhadap penumpangnya. Pihak pengelola BST dan Wali Kota Gibran akan mengusut tuntas kasus ini.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Salah seorang sopir Batik Solo Trans diduga melakukan pelecehan verbal terhadap penumpang. Pihak pengelola angkutan umum tersebut tengah mencari sosok terduga pelaku. Terdapat sanksi yang bisa dikenakan kepada sopir jika terbukti bersalah.
Kasus dugaan pelecehan verbal tersebut mencuat lewat cuitan dari akun @SoloMenfess di media sosial Twitter, Senin (20/12/2021). Hingga Selasa (21/12/2021) siang, cuitan itu sudah disukai 104 pengguna dan dicuitkan kembali oleh 25 pengguna.
Menurut cuitan itu, ada seorang penumpang Batik Solo Trans (BST) yang mengaku mengalami pelecehan verbal dari sopir angkutan umum tersebut. Awalnya, si penumpang naik angkutan umum tersebut dari halte yang letaknya dekat dengan Solo Paragon Mall di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Di dalam bus tersebut, si penumpang dimintai nomor telepon oleh si sopir. Dari pengakuan si sopir, tujuannya meminta nomor telepon untuk menginformasikan jadwal bus. Si penumpang tak menaruh curiga sehingga memberikannya begitu saja.
Ternyata, sesampainya di rumah, sang penumpang menerima pesan singkat dari sopir bus. Tangkapan layar dari percakapan keduanya turut diunggah dalam cuitan tersebut. Isi percakapannya, semula sopir bus menanyakan mengapa akun Whatsapp sang penumpang tak dipasangi foto.
Lantas, sopir bus meminta si penumpang mengirimkan foto yang cantik kepadanya. Si penumpang merasa terganggu dengan hal tersebut. Si penumpang juga dipanggil ”sayang” oleh si sopir. Penolakan juga sudah dilontarkan lewat pesan singkat tersebut.
Ya, nanti saya tindak lanjuti. Ini belum koordinasi dengan pihak BST. Nanti ada sanksinya
Menanggapi kejadian tersebut, Direktur PT Bengawan Solo Trans, yang juga operator dari Batik Solo Trans, Sri Sadad Mojo menyampaikan, pihaknya belum tahu persis soal kejadian itu. Ia masih mengumpulkan kebenaran dari informasi dugaan pelecehan verbal tersebut.
”Itu akan saya cek dulu. Saya akan pastikan kebenarannya. Saya belum tahu persisnya seperti apa. Kami akan menyelidiki informasi ini,” kata Sadad saat dihubungi pada Selasa siang.
Sadad menambahkan, pihaknya akan mencari sosok sopir yang diduga melakukan pelecehan verbal tersebut. Dari situ, sang sopir akan dimintai keterangan perihal perbuatannya itu.
Lebih lanjut, Sadad mengungkapkan bakal ada peringatan yang diberikan kepada si sopir jika terbukti melakukan pelecehan tersebut. Pihaknya juga belum menentukan sanksi yang akan diberikan. Hal yang terpenting memastikan kejelasan informasi dugaan pelecehan verbal tersebut. Pasalnya, tidak ada laporan langsung dari penumpang.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka turut berkomentar lewat akun Twitter resminya mengenai dugaan pelecehan verbal yang dialami penumpang Batik Solo Trans. Ia meminta agar pengunggah informasi menjelaskan detail kronologis dari kejadian tersebut.
Gibran menyebutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pengelola bus BST untuk menindaklanjuti kejadian tersebut. Pihaknya memastikan bakal ada sanksi yang diberikan kepada sopir bus kelak.
”Ya, nanti saya tindak lanjuti. Ini belum koordinasi dengan pihak BST. Nanti ada sanksinya,” kata Gibran.