Bakal Calon Gubernur Aceh Bermunculan, Partai Aceh Usung Eks Panglima GAM
Pilkada 2024 di Provinsi Aceh menarik karena partai lokal bertarung melawan partai nasional.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Usai pelaksanaan pemilu legislatif, sejumlah nama mencuat menjadi bakal calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Aceh periode 2024-2029. Sebagai pemenang pemilu tingkat provinsi, partai lokal, Partai Aceh, akan mengusung Muzakir Manaf, ketua umum yang juga eks panglima Gerakan Aceh Merdeka.
Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Aceh, Taufik Rahim, Kamis (4/4/2024), menuturkan hasil pemilu legislatif 2024 memberikan gambaran peta politik Aceh menghadapi pilkada November 2024. Partai Aceh sebagai pemenang sudah pasti mengusung calon gubernur.
Menurut Taufik, meski masih mendominasi kursi di DPR Aceh, kekuatan partai lokal mulai berkurang. Di beberapa kabupaten/kota, partai lokal kehilangan banyak kursi. Bahkan, di Kota Banda Aceh, Partai Aceh tidak mendapatkan satu kursi pun.
Oleh karena itu, Taufik memperkirakan, Pilkada Aceh 2024 akan terjadi pertarungan antara calon dari partai lokal dan calon dari partai nasional. ”Kekuatan sama kuat. Saya melihat ada peluang parnas (partai nasional) memenangkan Pilkada Aceh,” kata Taufik.
Sekretaris Jenderal Partai Aceh Kamaruddin Abubakar mengatakan, sebagai partai pemenang dalam pemilu legislatif tingkat provinsi, Partai Aceh telah memutuskan untuk mengusung ketua umumnya, Muzakir Manaf sebagai bakal calon gubernur. Muzakir Manaf yang juga eks panglima GAM dianggap representasi dari partai politik lokal.
Partai Aceh sebagai pemenang sudah pasti mengusung calon gubernur.
Setelah memenangi empat kali pemilu, pihaknya sangat percaya diri bertarung dalam Pilkada Aceh yang akan digelar pada November 2024. Bahkan ada wacana Partai Aceh akan mengusung satu paket pasangan calon dari partai lokal.
”(Calon) Wakil bagaimana keputusan Mualem (Muzakir) dan tim,” kata Kamaruddin.
Partai Aceh mendapatkan 22 kursi dari kuota 81 kursi yang tersedia. Adapun jumlah suara yang didapatkan Partai Aceh sebanyak 683.768 suara. Pada posisi kedua terdapat Partai Golkar meraih 328.369 suara, disusul Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan perolehan 310.247 suara, serta Partai Nasdem meraih 263.859 suara.
Setelah perjanjian perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Republik Indonesia, Agustus 2005, Provinsi Aceh diberikan hak istimewa dapat mendirikan partai politik lokal. Para eks kombatan mendirikan Partai Aceh dan Muzakir Manaf menjabat sebagai ketua umum.
Pada pilkada 2012-2017, Muzakir Manaf terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh berpasangan dengan Zaini Abdullah, keduanya merupakan eks kombatan.
Pada pilkada 2017, Muzakir Manaf mencalonkan diri sebagai gubernur, tetapi kalah. Pilkada 2017 dimenangkan oleh Irwandi Yusuf, ketua Partai Nanggroe Aceh yang juga eks kombatan.
Selain Partai Aceh, sejumlah partai nasional yang memperoleh suara mayoritas di parlemen Aceh juga menyatakan akan mengusung kadernya sebagai bakal cagub atau bakal cawagub.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Aceh, Irmawan, mengatakan, hasil Pemilu Legislatif 2024 membawa angin segar bagi PKB Aceh. Baru pertama kali dalam sejarah, PKB mendapatkan kursi wakil ketua DPR Aceh.
”Kami mempertimbangkan untuk ambil bagian dalam pilkada. Bisa saja kami mengusung calon wakil gubernur dari internal (kader),” kata Irmawan.
Sementara itu, di kalangan Golkar muncul nama Teuku Nurlif, Ketua DPD Golkar Aceh. Sementara di internal Partai Demokrat, nama Muslim, Ketua DPD Demokrat, juga mulai digadang-gadang sebagai bakal calon gubernur.
Di luar partai, muncul juga nama sejumlah tokoh, seperti Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika. Nezar lahir di Aceh, tetapi banyak menghabiskan waktu di Jakarta.
”Terima kasih untuk apresiasi masyarakat terkait penyebutan nama-nama itu. Namun, saya masih fokus menyelesaikan pekerjaan di Kemenkominfo,” kata Nezar saat dikonfirmasi.
Selain Nezar, ada nama mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah periode 2019-2024, yakni Fadhil Rahmi. Setelah tidak terpilih dalam Pileg 2014, nama Fadhil muncul sebagai bakal calon wakil gubernur.
Dihubungi terpisah, Fadhil mengatakan, dia siap untuk maju jika ada partai yang mengusung. ”Pokoknya siap maju untuk pilkada, tergantung peluang dan perkembangan. Bisa cawagub atau bupati/wali kota,” katanya.