Sambut Pemudik, Depo Sampah di Yogyakarta Dikosongkan
Depo-depo sampah di Kota Yogyakarta akan dikosongkan untuk menampung sampah dari para pemudik selama libur Lebaran.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Menjelang masa libur Lebaran, depo-depo sampah di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, bakal dikosongkan. Pengosongan dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan sampah yang terjadi seiring kedatangan pemudik ke Yogyakarta.
”Demi kenyamanan para tamu dan pemudik yang akan datang saat Lebaran, depo-depo di Kota Yogyakarta diupayakan untuk dikosongkan selambat-lambatnya pada 9 April mendatang,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kusno Wibowo, Senin (1/4/2024), di Yogyakarta.
Kusno menyebut, pengosongan depo dilakukan dengan memindahkan sampah yang ada ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY. Dia menambahkan, pengosongan bakal diupayakan agar selesai sebelum Lebaran. Namun, jika upaya itu belum tuntas, pengosongan akan kembali dilanjutkan setelah Lebaran.
Karena sudah mencapai kapasitas maksimalnya, TPA Regional Piyungan sebenarnya direncanakan ditutup pada 15 April 2024. Namun, saat ini, di TPA tersebut telah disiapkan zona transisi yang diperkirakan masih bisa menampung sampah hingga akhir April 2024.
Kusno memaparkan, di Kota Yogyakarta terdapat sekitar delapan depo sampah. Volume sampah harian di kota itu mencapai 350 ton per hari. Dengan jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 11,7 juta orang, volume sampah selama masa libur Lebaran diperkirakan mencapai ribuan ton per hari.
Oleh karena itu, pengosongan depo mesti dilakukan agar depo-depo di Kota Yogyakarta tetap mampu menampung sampah selama libur Lebaran. Di sisi lain, Kusno juga mengimbau masyarakat agar menangani sampah sejak dari rumah. Hal ini penting untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke depo.
”Untuk mengendalikan volume sampah, warga diharapkan mau membantu memilah dan mengolah sampah sejak dari rumah,” kata Kusno.
Kusno menambahkan, pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta memang harus mendapat perhatian khusus. Hal ini karena kota itu memiliki keterbatasan lahan untuk menampung dan mengelola sampah. Sementara itu, empat kabupaten di DIY dinilai lebih siap mengelola sampah yang dihasilkan dari para wisatawan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono mengingatkan, pada musim libur Lebaran, timbulan sampah tidak hanya terakumulasi di Kota Yogyakarta. Oleh karena itu, penanganan sampah di empat kabupaten di DIY, yakni Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, dan Sleman, juga harus diperhatikan.
”Karena wisatawan juga pergi wisata berkeliling, peningkatan sampah dari pengunjung diperkirakan juga akan terjadi di daerah-daerah lainnya di DIY,” tutur Beny.
Demi kenyamanan para tamu dan pemudik yang akan datang saat Lebaran, depo-depo di Kota Yogyakarta diupayakan untuk dikosongkan selambat-lambatnya pada 9 April mendatang.
Pelaksana Harian Kepala Dinas Pariwisata DIY Anita Verawati menyebut, timbulan sampah terbanyak sebenarnya bukan berasal dari wisatawan. ”Kelompok wisatawan sebenarnya bukan penyumbang sampah terbanyak karena tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi, seperti penginapan, restoran, dan destinasi wisata, sudah memiliki unit pengolahan sampah sendiri,” ucapnya.
Anita memaparkan, jumlah destinasi wisata di DIY sekitar 350 destinasi. Adapun jumlah wisatawan pada musim libur Lebaran tahun ini diperkirakan 1,5 juta hingga 2 juta orang.