Mudik Angkutan Laut ke Indonesia Timur Berjalan Lebih Awal
Para pemudik angkutan laut mulai berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju wilayah Indonesia timur.
Oleh
TIO, IDO, FRN, VIO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Para pemudik yang menggunakan angkutan laut mulai berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju wilayah Indonesia timur, Senin (1/4/2024) malam. Mudik angkutan laut berjalan lebih awal mengantisipasi waktu perjalanan yang hampir sepekan.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) memberangkatkan Kapal Motor (KM) Gunung Dempo rute Jakarta-Semarang-Makassar-Jayapura pukul 21.00 dengan mengangkut 1.322 penumpang. Sebanyak 355 orang di antaranya adalah peserta mudik gratis yang diselenggarakan badan usaha milik negara.
Sang Nging (40), salah satu penumpang tujuan Makassar, Sulawesi Selatan, tampak senang bisa mudik Lebaran bersama suami dan tiga anaknya. Keluarga ini sudah terbiasa mudik menggunakan kapal laut. Tahun ini mereka beruntung bisa mendapat tiket mudik gratis.
Mereka biasa mudik dengan kapal laut karena harga tiket pesawat yang mahal. "Tiket pesawat harganya Rp 1 juta. Kalau lima orang sudah Rp 10 juta untuk pergi pulang. Jadi kami naik kapal saja," kata Sang Nging di ruang tunggu pelabuhan.
Direktur Utama PT Pelni Tri Andayani mengatakan, kapal laut paling banyak digunakan masyarakat di wilayah Indonesia tengah yakni 44 persen dan Indonesia Timur 30 persen. Untuk Indonesia barat, pengguna kapal hanya 26 persen.
Pelni memproyeksikan pelabuhan keberangkatan terpadat selama arus mudik berada di Makassar (Sulawesi Selatan), Balikpapan (Kalimantan Timur), Ambon (Maluku), Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Surabaya (Jawa Timur). "Sama seperti tahun lalu, puncak arus mudik pelayaran akan terjadi di H-5 atau tanggal 5 April. Puncak arus balik pada H+10 atau tanggal 21 April," kata Tri.
Kepala Operasional Pelni Ferdy Ronny Masengi menjelaskan, mereka berharap cuaca bersahabat sehingga pemudik bisa menikmati pelayaran. "Beberapa hari ini arus mudik sudah mulai ramai, tapi nanti puncaknya tanggal 5 April dan ada mudik motor gratis," kata Ferdy.
Di Pelabuhan Panglima Utar, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, masyarakat juga sudah mulai mudik. Herianto (40), calon penumpang KM Dharma Rucitra 9, hendak mudik ke Salatiga via Semarang, Jawa Tengah.
Menurut karyawan swasta di Pangkalan Bun itu, mudik seminggu sebelum Lebaran lebih nyaman agar tidak terlalu berdesakan. Harga tiket juga lebih murah. ”Di kapal agak longgar. Jadi lebih enak karena bawa anak-anak,” ungkapnya.
PT Dharma Lautan Utama (DLU), armada pelayaran nasional, sudah memberangkatkan setidaknya 4.000 penumpang dari Pelabuhan Panglima Utar. Rinciannya, 2.500 orang berangkat ke Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Adapun 1.500 orang berangkat ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Di Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, arus mudik masih sepi. Jumlah penumpang yang datang dan berangkat masih di bawah kapasitas kapal. Kendati demikian, Pelni tetap berupaya menghadirkan pelayanan optimal bagi penumpang.
Di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menunjang kelancaran mudik. Berbagai sarana dan prasarana, seperti kapal, dermaga, dan loket, dipastikan siap beroperasi melayani pemudik. Petugas juga menyiapkan mitigasi saat terjadi penumpukan kendaraan pada puncak arus mudik.
”Persiapan di Pelabuhan Bakauheni untuk menyambut arus mudik sudah mencapai 90 persen,” kata Kepala Humas PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Utama Pelabuhan Bakauheni Syaifulahil M Harahap.