Misa Malam Paskah Dorong Perubahan Sikap Hidup Umat Kristiani
Misa malam Paskah di Kupang membawa pesan bagi umat kristiani untuk hidup dengan lebih baik.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Paskah dimaknai sebagai lahirnya perubahan sikap hidup umat kristiani. Umat kristiani dipanggil meninggalkan hidup lama yang gelap dan bergelimang dosa menuju kehidupan yang berkenan kepada Tuhan demi menciptakan kesejahteraan dan kedamaian hidup.
Pastor Paulus Madoni CFM dari biara Claretian Kupang mengatakan, Yesus mengalami kematian yang diperingati pada Jumat Agung. Ia bangkit kembali dari kematian dan diperingati pada hari ketiga.
”Peristiwa kebangkitan itu membuka pengalaman para rasul yang sedang terbelenggu oleh peristiwa kematian Yesus. Pengalaman yang gelap berubah menjadi pengalaman akan terang, cahaya, dan penuh sukacita. Ini pula dialami umat kristiani saat ini, beralih dari kehidupan yang selama ini dibalut dosa, kejahatan, dan kegagalan menuju kesejahteraan dan kedamaian,” kata Madoni, dalam khotbah pada misa pertama malam Paskah di Gereja Paroki Santo Yoseph Pekerja, Penfui, Kupang, Sabtu (30/3/2024).
Lebih dari 300 gereja kristiani di Kupang menggelar kegiatan malam Paskah di gereja masing-masing. Selain paroki induk, misa juga digelar di setiap kapel atau cabang dari gereja paroki. Setiap paroki memiliki 3-6 kapel atau disebut juga stasi. Di gereja Paroki Penfui, misa malam Paskah berlangsung tiga kali, masing-masing dihadiri ribuan umat Katolik dari paroki setempat.
Misa berlangsung aman dan tertib, dijaga aparat keamanan dan para pemuda Katolik bersama sejumlah Banser dan remaja masjid. Meski situasi relatif aman, kerja sama seperti ini selalu berlangsung pada setiap peringatan hari raya keagamaan masing-masing agama.
Pada misa malam Paskah ini, umat Katolik mengucapkan janji baptis, yakni penolakan terhadap perjudian dan kesenangan duniawi, termasuk korupsi, perselingkuhan, dendam, pencurian, iri, benci, malas, dan hidup berfoya-foya. Umat mengucapkan janji baptis tersebut sampil memegang lilin masing-masing yang dibawa dari rumah. Ritus janji baptis ini selalu diucapkan setiap peringatan malam Paskah bagi umat Katolik seluruh dunia.
Menurut Paul Madoni, pengalaman hidup setiap orang selalu bergerak dari satu peristiwa yang pahit, sedih, gagal, dan tidak menyenangkan ke peristiwa yang menggembirakan, sukses, bahagia, dan menyejaterahkan. Umat kristiani pun mengalami pengalaman-pengalaman ini.
Ia mengajak umat kristiani yang selama ini hidup dengan kebiasaan-kebiasaan buruk, seiring dengan peristiwa kebangkitan Tuhan, segera beralih atau berubah. Misalnya, selalu malas bekerja, menjadi lebih rajin; sering gagal dalam usaha, dicarikan penyebab dan jalan keluar; sering menghina orang lain menjadi lebih mumuji dan bersikap hormat.
”Pengalaman itu mengubah hidup seorang secara pribadi atau kelompok. Semua tercatat jelas dalam kitab suci, seperti bangsa Israel bebas dari perbudakan Mesir menuju tanah terjanji seperti dikisahkan dalam Kitab Keluaran, Saulus menjadi Paulus, pengalaman para rasul yang hidup dalam ketakutan setelah Yesuf wafat berubah menjadi kegembiraan setelah Yesus bangkit, Maria Magdalena sebelumnya orang berdosa menjadi pengikut Tuhan, dan kisah lain,” katanya.
Agustina Nogo (56), peserta misa, mengatakan, sudah hampir enam bulan silam tidak pernah mengikuti kegiatan ibadah di gereja setelah ditinggalkan suami karena perceraian. Ia baru mengajak dua putranya mengikuti misa pada malam Paskah itu. Ia mengaku mendapat pengalaman ilahi lewat mimpi sampai mendatangi gereja tersebut.
”Saya malu kepada Tuhan dan tetangga karena sudah lama tidak ke gereja. Namun, pengalaman hidup ini membawa saya kembali ke Tuhan. Saya harus memulai hidup baru, dengan memulai kembali usaha jual gorengan untuk anak-anak,” katanya.