Puncak Arus Mudik di Jawa Barat H-4, Rekayasa Lalu Lintas Disiapkan
Puncak arus mudik di jalur Jawa Barat diperkirakan pada H-4 jelang Idul Fitri. Polisi menyiapkan rekayasa lalu lintas.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kepolisian Daerah Jawa Barat memperkirakan arus mudik di wilayah Jawa Barat melalui jalur tol dan jalan arteri mencapai puncaknya pada H-4 hingga H-2 sebelum perayaan Idul Fitri tahun 2024. Upaya rekayasa lalu lintas telah disiapkan untuk mengatasi kemacetan.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Wibowo, di Bandung, Rabu (27/3/2024), mengatakan, puncak arus mudik di wilayah Jawa Barat diprediksi terjadi pada 6-8 April 2024. Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 13-15 Maret 2024.
Wibowo menuturkan, tantangan yang dihadapi penumpang adalah melonjaknya pergerakan orang yang mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman pada tahun ini.
Dari data survei Kementerian Perhubungan, pergerakan orang pada mudik tahun 2024 diperkirakan mencapai 193,6 juta orang. Jumlah ini naik 53,77 persen jika dibandingkan pergerakan orang tahun 2023 yang mencapai 123,8 juta orang.
”Diperkirakan masyarakat yang mudik akan memilih waktu pada akhir pekan, yakni tanggal 6 April. Masyarakat akan memilih waktu untuk mudik dimulai setelah sahur,” kata Wibowo.
Ia memaparkan, kemungkinan akan terjadi perlambatan arus lalu lintas di sejumlah jalur tol. Jalur tersebut meliputi Tol Japek (Jakarta-Cikampek), Tol Cipali (Cikopo-Palimanan), Tol Palikanci (Palimanan-Kanci), dan Tol Pejagan.
Adapun pemicu perlambatan arus lalu lintas adalah adanya penyempitan jalur (bottleneck) dari lima jalur Jalan Tol Japek memasuki tiga jalur di Tol Cipali hingga dua jalur Tol Pejagan. Penyebab lain, adanya penumpukan kendaraan saat berbuka dan sahur di jalur rest area atau tempat istirahat.
Diperkirakan masyarakat yang mudik akan memilih waktu pada akhir pekan, yakni tanggal 6 April.
Wibowo pun menyatakan, Ditlantas Polda Jabar telah menyiapkan upaya penanganan untuk mengatasi perlambatan arus lalu lintas di jalur tersebut. Pertama, pelaksanaan skema lawan arus atau contraflow di Tol Japek pada tanggal 5-11 April pukul 14.00-24.00.
Upaya yang kedua, lanjutnya, adalah pelaksanaan sistem satu arah (one way) di Kilometer 72 Tol Cikopo sampai Gerbang Tol Kalikangkung Kilometer 414. Sistem satu arah dimulai pada tanggal 5 April secara bertahap dari pukul 14.00.
”Terdapat 32 rest area di jalur Tol Japek hingga Pejagan. Sementara di jalur pantura hingga pansela terdapat 51 rumah makan, 125 SPBU, dan 59 bengkel,” papar Wibowo.
Ia menambahkan, total 27.193 personel diterjunkan untuk Operasi Ketupat Lodaya 2024 di Jawa Barat. Puluhan ribu personel ini terdiri dari 16.283 personel Polri dan 10.910 personel gabungan TNI dan instansi lain.
”Adapun sebanyak 2.855 orang dari total seluruh personel Polri berperan pada fungsi lalu lintas. Mereka terbagi atas 2.409 personel lantas dari polres jajaran dan 446 personel dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar,” tambahnya.
Hasil survei
Dalam rilis Kementerian Perhubungan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hasil survei potensi pergerakan pemudik pada 2024 bisa mencapai 193,6 juta orang atau 71 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Hasil survei ini telah diinformasikan kepada pemangku kepentingan terkait, seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, Korps Lalu Lintas Polri, BUMN, dan swasta.
”Melihat gambaran kondisi tersebut, kami melakukan langkah persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif. Upaya ini bersama instansi kementerian dan lembaga pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta pihak swasta,” papar Budi.
Budi menegaskan, pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang mengakibatkan kepadatan di simpul dan ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.
”Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas, terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa, akan kami lakukan,” ucapnya.