Lurus Cenderung Lengang, Tol Sumsel Rawan Kecelakaan
Pemudik diharapkan mematuhi rambu peringatan dan menjaga kecepatan aman demi keselamatan saat berkendara.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jelang masa mudik Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi, para pemudik patut waspada saat melintasi jalan tol di kawasan Sumatera Selatan. Hal itu karena jalan tol di sana sebagian besar berupa jalanan lurus dan cenderung lengang. Pengelola tol pun telah menyiapkan rambu-rambu untuk meminimalkan risiko kecelakaan.
Section Head Usaha Jasa Lainnya (UJL) Ruas Tol Terpeka Yos Agustino seusai buka puasa bersama awak media di Palembang, Selasa (26/3/2024), mengatakan, Tol Terpeka sebagian besar berupa jalan lurus dan lengang.
Hal itu sering kali menyebabkan pengendara melaju melebihi batas kecepatan maksimal (overspeed) sehingga potensi kecelakaan ada di sepanjang lokasi.
Pada masa mudik, potensi kecelakaan tetap tinggi. Itu karena arus lalu lintas yang tidak meningkat drastis sehingga bisa menimbulkan kepadatan ataupun kemacetan seperti di Pulau Jawa.
Saat puncak arus mudik pada 6 April, Hutama Karya memperkirakan ada 27.662 kendaraan yang melintasi Tol Terpeka dari arah Jawa ke Sumatera dan sebaliknya. Jumlah kendaraan yang sama akan melintasi tol tersebut saat puncak arus balik pada 14 April 2024.
Maka itu, Hutama Karya mencoba meminimalkan potensi kecelakaan dengan memasang rambu-ramu peringatan yang tersebar di setiap kilometer tertentu.
Rambu-rambu itu, antara lain, berupa peringatan untuk menjaga kecepatan minimal 60 km per jam dan maksimal 100 km per jam serta meminta pengemudi kendaraan beristirahat kalau mengantuk.
Mereka pun menyiapkan posko terpadu di sembilan tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area. Posko itu berisi personel kepolisian, TNI, satpol PP, dinas perhubungan, dan dinas kesehatan.
Layanan yang diberikan, antara lain, berupa tempat istirahat dan pemeriksaan kesehatan gratis untuk memastikan para pemudik tetap bugar selama perjalanan.
”Kami harap masyarakat mematuhi rambu-rambu yang ada dan beristirahat kalau lelah untuk mengantisipasi risiko kecelakaan,” ujar Yos.
Sejak ada Tol Indraprabu, ada beberapa kejadian (kecelakaan) di Tol Palindra.
Kecelakaan meningkat
Branch Manager Ruas Tol Palindra-Indraprabu Syamsul Rijal menuturkan, pihaknya tidak menafikan bahwa potensi kecelakaan di Tol Palindra sedikit meningkat setelah Tol Indraprabu beroperasi per 26 Oktober 2023.
Hal itu diduga karena kendaraan memacu kecepatan terlampau tinggi dari arah Prabumulih karena Tol Indraprabu masih sangat lengang. Penyebab lain, ban kendaraan meletus dan pengendara mengantuk.
Sebagai gambaran, sebelum ada penyesuaian tarif, tingkat lalu lintas di Tol Palindra berkisar 9.000 kendaraan per hari dan di Tol Indraprabu sekitar 5.000 kendaraan sehari. Saat terjadi penyesuaian tarif per 18 Maret 2024, arus lalu lintasnya menurun menjadi kurang lebih 7.000 kendaraan di Tol Palindra dan sekitar 2.500 kendaraan di Tol Indraprabu.
Pada masa mudik, diprediksi hanya 9.000-11.000 kendaraan yang melintas di Tol Palindra.
”Sebelumnya, Tol Palindra adem-adem saja (nyaris tidak ada kecelakaan). Tetapi, sejak ada Tol Indraprabu, ada beberapa kejadian (kecelakaan) di Tol Palindra. Kenapa kami bisa bilang begini, itu karena hampir seratus persen kendaraan yang mengalami kecelakaan di Tol Palindra datang dari arah Prabumulih (Tol Indraprabu),” kata Syamsul.
Guna meminimalkan kecelakaan selama masa mudik, Syamsul menyampaikan, pihaknya telah memasang sejumlah lampu strobo di beberapa lokasi rawan. Lampu itu diharapkan membuat pengendara menurunkan kecepatan karena menduga ada petugas patroli jalan raya yang mengawasi.
Selain itu, mereka memasang sejumlah speed trap untuk memberikan efek kejut kepada pengendara yang mengantuk sehingga kembali sadar dan menurunkan kecepatan.
”Kami juga menyiapkan posko terpadu di Km 20 Tol Palindra dan rest area di Km 56A dan Km 56B Tol Indraprabu. Layanan yang ada antara lain tempat istirahat dan cek kesehatan gratis,” ujarnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Ogan Ilir Ajun Komisaris Nofrizal Dwiyanto mengatakan, untuk mencegah kecelakaan, pengendara wajib mematuhi rambu-rambu yang ada. Salah satu yang paling krusial adalah tidak berhenti di bahu jalan dan berkendara dalam kecepatan aman.