Berjalan kaki 20-30 menit menjadi olahraga ringan yang sesuai kondisi tubuh saat menjalani ibadah puasa.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
Berolahraga harus dilakukan saat berpuasa demi menjaga tubuh tetap bugar. Jalan kaki menjadi salah satu olahraga ringan yang direkomendasikan. Pilihan ini tidak menguras banyak cairan saat menahan haus dan lapar.
Suasana di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, ramai, Rabu (20/4/2024). Sedikitnya 50 warga mengisi waktu ngabuburit, sebelum berbuka puasa, dengan berolahraga.
Lapangan Gasibu menjadi salah satu ruang publik favorit warga Bandung untuk berolahraga. Tempat ini ada di depan Gedung Sate, Kantor Gubernur Jabar. Luas Lapangan Gasibu mencapai 21.180 meter persegi.
Sore itu, ada yang berlari mengelilingi trek olahraga sepanjang 400 meter. Sebagian memilih berjalan kaki.
Lola Desty Ratih (25), salah satu warga Kota Bandung, telah berada di Gasibu sejak pukul 17.00.
Lola yang bermukim di Kecamatan Antapani ini selalu menyisihkan waktunya berolahraga di sana setidaknya sepekan sekali. Kali ini, dia memilih berjalan kaki.
”Saya memilih jalan kaki karena lebih santai dan tidak terlalu menguras tenaga menjelang berbuka,” ungkap Lola.
Lapangan Gasibu tak hanya dikunjungi warga sekitar Kota Bandung. Tempat ini juga dikunjungi warga dari kawasan Bandung Raya untuk berolahraga.
Iwan Darmawan (40), warga Soreang, Kabupaten Bandung, juga berjalan kaki di Lapangan Gasibu. Ia bahkan telah berada di tempat itu sejak pukul 16.30.
Ayah dua anak ini mengatakan, berjalan kaki menjadi salah satu olahraga yang disukainya. Ia menilai Lapangan Gasibu punya lintasan ideal, baik untuk lari maupun jalan kaki.
”Dengan berjalan kaki, tubuh tetap sehat dan pikiran selalu fokus. Jalan kaki juga tidak terlalu menguras cairan tubuh,” kata Iwan.
Peredaran darah
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar Rochady Hendra Setia Wibawa memaparkan, berjalan kaki cocok selama puasa. Durasi 20-30 menit dapat mencegah dehidrasi ketika puasa.
Dehidrasi atau kekurangan cairan rentan terjadi karena aktivitas berat yang menguras tenaga. Sementara waktu berpuasa di Indonesia sekitar 13 jam.
Menurut Rochady, berolahraga jalan kaki dapat memacu kerja jantung sehingga melancarkan peredaran darah ke seluruh jaringan tubuh.
Pemicu penyakit katastropik adalah peredaran darah yang tidak lancar. Hal ini disebabkan sejumlah faktor, antara lain tidak menjaga pola makan, jarang berolahraga, dan waktu tidur yang minim.
”Dengan peredaran darah yang lancar, maka oksigen bisa tersalurkan ke seluruh bagian tubuh. Berjalan kaki termasuk salah satu olahraga yang direkomendasikan,” papar Rochady.
Ia menuturkan, berjalan kaki saat berpuasa dapat dilakukan setelah sahur atau menjelang berbuka puasa. Diharapkan, aktivitas tersebut dilakukan dengan santai dan tidak memakan waktu terlalu lama.
”Diharapkan warga yang menjalani ibadah puasa mengonsumsi delapan gelas air putih dalam periode saat berbuka hingga sahur. Cara ini efektif mengatasi dehidrasi saat beraktivitas di tengah berpuasa,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, berjalan kaki minimal 30 menit termasuk salah satu faktor mencegah warga terkena penyakit katastropik, misalnya hipertensi atau tekanan darah tinggi dan stroke.
Dari data Dinkes Jabar tahun 2023, terdapat 1,7 juta warga yang menderita hipertensi. Sementara penderita stroke mencapai 9.244 warga.
”Pemicu penyakit katastropik adalah peredaran darah yang tidak lancar. Hal ini disebabkan sejumlah faktor, antara lain tidak menjaga pola makan, jarang berolahraga, dan waktu tidur yang minim,” ungkapnya.
Yuk, kita olahraga. Semoga saat puasa, keinginan untuk hidup lebih sehat lekas terlaksana.