Cuaca ekstrem membayangi arus mudik pada penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni. Antisipasi disiapkan.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
CILEGON, KOMPAS – Cuaca ekstrem menjadi tantangan utama penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni pada arus mudik Lebaran 2024. Peringatan dini disampaikan jika terjadi cuaca ekstrem pada jalur penyeberangan utama Jawa-Sumatera itu. Pemudik bisa menunda atau membatalkan penyeberangan sampai cuaca membaik. Tiket penyeberangan tidak akan hangus.
General Manajer PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak Suharto, saat paparan tentang arus mudik Lebaran 2024 di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (26/3/2024), menjelaskan, kapal akan kesulitan melakukan bongkar muat kendaraan jika terjadi gelombang tinggi. Arus kendaraan akan tersendat karena tidak bisa masuk ke kapal dan menyeberang. Kendaraan bisa menumpuk di pelabuhan.
Cuaca ekstrem sudah terjadi tiga pekan lalu pada 7-8 Maret 2024. Saat itu, kata Suharto, hanya empat dari tujuh dermaga yang bisa beroperasi di Pelabuhan Merak. Tiga dermaga lainnya ditutup karena cuaca ekstrem itu.
Menurut Suharto, kejadian ini menjadi pelajaran bagi ASDP dan institusi terkait untuk mengelola penyeberangan Merak-Bakauheni pada arus mudik Lebaran 2024. Jika cuaca ekstrem terjadi saat arus mudik yang dimulai 6 April, pelabuhan sudah menyiapkan berbagai langkah. Bersama kepolisian, ASDP akan mengatur parkir kendaraan jika ada penutupan dermaga.
Berikutnya, ASDP akan berkomunikasi dengan pengelola jalan tol terkait situasi di pelabuhan. Lalu, informasi ini diteruskan ke pemudik yang sedang berkendara di jalan tol.
“Kalau di sini memang ada cuaca ekstrem, kami informasikan supaya ditahan atau ditunda dulu keberangkatan. Tiketnya tak akan kedaluwarsa, bisa juga refund,” kata Suharto.
Turut hadir dalam kegiatan itu pejabat dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Banten, Balai Pengelola Transportasi Darat, perwakilan PT Marga Mandalasakti yang merupakan pengelola tol Tangerang-Merak, dan Direktur Lalu-Lintas Kepolisian Daerah Banten Komisaris Besar Leganek Mawardi.
Ketua Kelompok Kerja Pelayanan Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Merak Tatang Rusmana menuturkan, cuaca buruk di Pelabuhan Merak biasanya terjadi dengan interval waktu 20 menit sampai satu jam. Kondisi ini terjadi akibat peralihan dari musim hujan ke kemarau. Cuaca ekstrem diperkirakan baru akan mereda pada awal April 2024 (kompas.id, 18/3/2024).
Manajer Pemeliharaan dan Proyek PT Marga Mandalasakti Slamet Adriadi menjelaskan, cuaca ekstrem juga bisa berdampak pada arus lalu-lintas di jalan tol. Segmen Cilegon Barat sampai Cilegon Timur berpotensi mengalami banjir. Pompa dan tim tanggap darurat disiapkan untuk mengantisipasi banjir tersebut.
"Di segmen itu sebetulnya bukan banjir rutin, tetapi banjir dengan siklus lima tahunan yang sudah terjadi tahun lalu. Meski demikian, pompa dan tim tanggap darurat tetap disiapkan,” jelasnya.
Cuaca ekstrem juga bisa berampak pada arus lalu-lintas di jalan nasional di kawasan tersebut dengan 12 titik rawan banjir dan 10 titik rawan longsor. Titik rawan banjir antara lain ruas Cikande-Rangkasbitung, Merak-Cilegon, dan Serang-Pandeglang. Sementara titik rawan longsor antara lain beberapa di akses jalan menuju Tol Merak, yakni Jalan SP Labuhan-Saketi, dan Jalan Labuan-Cibaliung.
Untuk mengantisipasi dampaknya, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Banten Wahyu Supriyo Winurseto menjelaskan, mereka akan dibuat delapan posko di sepanjang jalan nasional di Provinsi Banten. Setiap pos dilengkapi alat berat yang bisa digunakan saat terjadi bencana.
Berkaca pada mudik Lebaran sebelumnya, banjir di beberapa titik itu tidak signifikan mengganggu arus mudik. “Kalau hujan tidak terlalu ekstrem, genangannya bisa surut selama 15-20 menit. Banjir akan mengganggu bila terjadi hujan lebat,” kata Wahyu.
Senin siang, Wahyu dan tim sempat menengok perbaikan Jalan Aat-Rusli yang merupakan Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon. Jalan ini menjadi akses bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor menuju Pelabuhan Ciwandan, pelabuhan khusus bagi pemilik kendaraan roda dua untuk menyeberang ke Sumatera selama mudik Lebaran.
Menurut dia, jalan itu tadinya rusak karena sering dilalui kendaraan besar. Pemerintah memperbaiki jalan yang rusak tersebut sepanjang 4,74 kilometer.
Walikota Cilegon Helldy Agustian yang juga ikut melakukan inspeksi, menambahkan, jalan yang sudah diperbaiki itu bakal dilengkapi dengan lampu penerangan. Harapannya, pemudik yang menggunakan sepeda motor bisa lebih aman dan nyaman saat melintas. Baca juga: Masih Ada Kesempatan untuk Dapat Tiket Mudik