Bantuan bagi penyintas gempa Bawean terus disalurkan. Kebutuhan para pengungsi harus dipastikan terpenuhi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta pemerintah daerah memenuhi kebutuhan para pengungsi yang terdampak gempa bumi di Laut Jawa sebelah barat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pemerintah juga menyiapkan bantuan untuk rekonstruksi rumah warga yang rusak akibat gempa.
Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Tanggap Bencana Pasca Gempa Bumi yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Senin (25/3/2024), di kantor Bupati Gresik.
Acara itu dihadiri Penjabat Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kepala BNPB Letjen Suharyanto, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, serta Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Surabaya Erna Purnawati.
Suharyanto menyatakan, semua kepala daerah dan jajaran di tiap-tiap kabupaten/kota harus melaksanakan penanganan bencana gempa bumi dengan baik. Mereka harus memastikan kebutuhan dasar para penyintas bencana terpenuhi.
”Jangan sampai masyarakat sudah rugi material dan bangunan, ketika di pengungsian tidak terpenuhi dan terbatas. Ini tidak boleh terjadi. Tenda itu paling penting, kemudian kebutuhan spesifik, seperti makanan bayi, pakaian wanita, alat pembersih, popok sekali pakai, pembalut, fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) harus tersedia dengan layak,” kata Suharyanto.
Adhy Karyono menyatakan, pemenuhan kebutuhan logistik bagi para pengungsi, misalnya berupa makanan, obat-obatan, dan peralatan tidur, terus diupayakan. Tim dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah menyiapkan dapur umum, tenda untuk para pengungsi, serta mengerahkan tim medis.
”Siang ini, kapal kembali berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, membawa seluruh bantuan dan personel (menuju Pelabuhan Bawean),” ujar Adhy.
Adhy menambahkan, Pemprov Jatim beserta pihak terkait segera melakukan asesmen di tujuh kabupaten yang terdampak bencana gempa, yakni Gresik, Tuban, Lamongan, Pamekasan, Bojonegoro, Sidoarjo, dan Surabaya. Berdasarkan hasil asesmen sementara, terdapat 2.573 rumah rusak ringan, 1.332 rumah rusak sedang, dan 774 rumah rusak berat.
Selain itu, 91 bangunan sekolah, 5 rumah sakit, 24 gedung perkantoran, serta 183 tempat ibadah dilaporkan rusak. Juga ada satu kandang ternak dan 3 sepeda motor terdampak gempa.
Adhy mengatakan, Pemprov Jatim akan memberikan bantuan stimulan berupa semen dan atap untuk perbaikan rumah serta bangunan milik masyarakat. Pemerintah pusat akan memberikan bantuan renovasi rumah yang rusak akibat gempa.
”Nilai bantuannya bervariasi, untuk kategori rusak berat sebesar Rp 60 juta per rumah, sedangkan kategori rusak sedang Rp 30 juta dan rusak ringan Rp 15 juta,” kata Adhy.
Jangan sampai masyarakat sudah rugi material dan bangunan, ketika di pengungsian tidak terpenuhi dan terbatas.
Secara terpisah, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali Amiruddin mengatakan, setelah terjadi rangkaian gempa itu, PLN memantau secara intensif seluruh infrastruktur kelistrikan, terutama gardu induk dan sistem transmisi. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan detail untuk memastikan tidak ada kerusakan.
”Petugas disiagakan untuk intensif melakukan inspeksi level 1 dan 2 pada GI (gardu induk) dan jaringan di lokasi masing-masing, mendeteksi dengan saksama anomali yang mungkin terjadi setelah getaran gempa yang beruntun, termasuk mewaspadai adanya gempa susulan yang masih mungkin terjadi,” ucap Amiruddin.
Amiruddin menambahkan, petugas memeriksa dengan sangat detail guna memastikan apakah ada perbedaan kondisi sebelum dan sesudah gempa. Mereka juga memeriksa alarm apakah masih berfungsi dengan baik serta mengecek untuk memastikan tidak ada kebocoran pelumas dan gas.
Selain itu, petugas mengecek tingkat kemiringan dan kondisi fondasi peralatan. PLN juga memastikan tidak adanya hotspot atau titik panas pada peralatan.
”Laporan yang kami monitor sejak Jumat hingga pagi ini, sistem transmisi dalam kondisi aman. Ada beberapa yang terindikasi karena dekat dengan lokasi gempa, tapi tidak menunjukkan hal yang serius dan sudah kembali normal. Kondisi peralatan juga berfungsi optimal. Petugas selalu dalam kondisi siaga, untuk memastikan sistem transmisi tetap andal dan sistem kelistrikan di Jawa Timur aman,” jelas Amiruddin.