Tips Mudik di Jalan Tol Cipali agar Tidak Terjebak Macet
Pemudik disarankan mempertimbangkan waktu mudik, menyiapkan fisik dan kendaraan, serta memastikan saldo di kartu tol.
Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali di Jawa Barat kembali menjadi salah satu jalur utama mudik Lebaran 2024. Sekitar 2,1 juta kendaraan akan melintasi jalan bebas hambatan tersebut. Kepadatan pun berpotensi terjadi. Berikut sejumlah tips agar pemudik tidak terjebak macet.
Jalan Tol Cipali membentang 116,7 kilometer dari Km 72 hingga Km 188. Jalan ini melintasi Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Sejak beroperasi 2015, jalur ini memotong jarak sekitar 40 km dari Jakarta ke Cirebon jika dibandingkan jalan arteri.
Tidak heran, jalan yang didominasi medan lurus ini jadi pilihan. Bahkan, Astra Tol Cipali memprediksi sekitar 2,1 juta kendaraan bakal melalui Cipali pada H-10 dan H+10 Lebaran. Jumlah ini meningkat 2,2 persen dibandingkan volume kendaraan periode serupa tahun lalu. Angka ini bahkan melonjak 79,9 persen dari hari biasa.
”Puncak arus lalu lintas di Cipali jatuh pada H-4 Lebaran atau Sabtu (6/4/2024), dengan jumlah kendaraan diprediksi 122.599 unit,” kata Tunjung Hermawanto, Deputi Kepala Divisi Operasi Astra Tol Cipali, di Subang, Kamis (21/3/2024).
Puncak mudik
Selain Sabtu, lonjakan volume kendaraan juga diperkirakan terjadi pada Minggu (7/4/2024) dengan jumlah 112.196 unit dan Jumat (5/4/2024) dengan 105.999 kendaraan. Peningkatan arus lalu lintas mulai terjadi Jumat sore dan malam seiring hari terakhir kerja sebelum libur Lebaran.
Terkait jam keberangkatannya, survei Badan Kajian Transportasi Kementerian Perhubungan mencatat, pemudik dari Jabodetabek umumnya memilih mudik, termasuk via Jalan Tol Cipali, pukul 07.00–10.00. Pilihan waktu berangkat lainnya adalah pukul 04.00–07.00 atau setelah sahur.
Dengan mengetahui data itu, kata Tunjung, pemudik dapat mempertimbangkan waktu mudik. Setelah memastikan hari keberangkatan, pengendara perlu menyiapkan fisik dan kendaraannya dalam kondisi prima. Saldo di kartu tol juga harus mencukupi sesuai tarif di gerbang tol tujuan.
Baca juga: Mudik Lebaran, Waspadai Kepadatan di ”Rest Area” dan Pertemuan Tol Cipali-Cisumdawu
Pemudik dapat mengecek informasi tarif tol di aplikasi My Info Tol. Di platform itu, pengguna dapat memilih gerbang tol asal dan tujuan untuk mengetahui besaran tarifnya. Dari GT Cikampek ke GT Palimanan, misalnya, biayanya Rp 119.000 untuk mobil golongan I.
Aplikasi ini juga berfungsi untuk mengetahui struk tol digital. Di Cipali, tidak ada struk kertas. Pemudik dapat mengunduh struk digital melalui www.astra.tol.co.id. Cukup mengisi nomor kartu elektronik, tanggal, kemudian unduh struknya. Struk itu hanya bisa diakses di area Cipali.
Apabila saldo kartu tol menipis, pemudik dapat mengisinya di minimarket yang tersebar di rest area. Di Cipali terdapat empat area istirahat yang mengarah ke Jawa. Titik itu berada di Km 86 A, Km 102 A, Km 130 A, dan Km 166 A. Di sana tersedia toilet, parkir, hingga kantin.
SPBU dan SPKLU
Bagi pengemudi yang bensinnya menipis, bisa mengisinya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Km 102 dan Km 166. Area istirahat di Km 86 dan Km 130, lanjutnya, akan menyiapkan SPBU modular. Pengguna mobil listrik tidak perlu khawatir saat baterai habis.
Di rest area Km 130 dan Km 101 terdapat stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Pengguna jalan juga masih bisa memanfaatkan empat area istirahat yang mengarah ke Jakarta jika Korps Lalu Lintas Polri menerapkan sistem one way atau satu arah pada waktu tertentu.
Rekayasa ini berlangsung pada 5-9 April dari Km 72 Jalan Tol Cipali hingga Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah. Pada 5-7 April, sistem satu arah diberlakukan pukul 14.00-24.00. Rekayasa serupa berlaku pada 8-9 April pukul 08.00-24.00.
Pemudik diminta menjaga batas kecepatan, yakni minimal 60 km per jam dan maksimal 100 km per jam. Saat hujan, laju kecepatan tidak lebih dari 70 km per jam. (Sri Mulyo)
Dengan sistem ini, pengendara dapat memanfaatkan area istirahat di Km 101 B, Km 130 B, dan Km 164 B. Di Km 101 dan Km 164 terdapat SPBU, sedangkan di rest area lainnya akan dibangun SPBU modular.
Pengendara juga dapat beristirahat, makan, atau shalat di seluruh rest area tersebut. Namun, pemudik diharapkan tidak terlalu lama di sana agar mencegah penumpukan.
”Kami mengimbau pengguna jalan untuk bergantian dengan yang lain jika sudah beristirahat sekitar 30 menit,” ujarnya.
Menurut Tunjung, petugas akan bersiaga untuk memastikan alur kendaraan di area istirahat tidak tersendat. Pihaknya juga menyiapkan virtual message sign (VMS) atau perangkat pengendali lalu lintas yang menampilkan informasi kapasitas parkir di area istirahat.
Jika penuh, petugas bakal mengarahkan pemudik ke area istirahat selanjutnya. Selain di Cipali, fasilitas serupa terdapat di rest area Km 207 A di Tol Palimanan–Kanci, yang mengarah ke Jawa Tengah. Saat penerapan one way, tempat istirahat lainnya ada di Km 208 Tol Palikanci.
Kepala Divisi Operasi Astra Tol Cipali Sri Mulyo mengimbau pengendara agar tidak memaksakan masuk ke area istirahat yang penuh. Pemudik bisa keluar di gerbang tol terdekat lalu menuju jalur arteri. Di sana terdapat masjid, tempat makan, hingga SPBU.
Lihat juga: Kecelakaan Bus di Jalan Tol Cipali, 12 Orang Tewas
”Kita ada Gerbang Tol Kertajati Utama dan Bandara (Internasional Jabar Kertajati). Istilahnya, bisa istirahat di sana. Jika ada penumpukan atau antrean panjang di tol, mungkin diarahkan keluar tol,” ungkap Mulyo. Sekitar 5 menit dari GT Kertajati Utama, juga terdapat SPBU Babakan.
Pemudik tidak perlu khawatir membayar lebih karena tidak ada biaya tambahan saat keluar masuk pintu tol. Perhitungan tarif tol berdasarkan jarak tempuh per kilometer. Di sisi lain, pengendara juga dapat menikmati kuliner khas daerah di jalur arteri sebelum masuk tol lagi.
Terlebih di sekitar rest area di Km 166 A, yang rawan terjadi penumpukan. Kemacetan berpotensi terjadi karena kendaraan yang melintas dari arah Bandung via Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan atau Cisumdawu acap kali berhenti di tempat istirahat tersebut.
”Kami sudah membuat persiapan jika terjadi penumpukan di (interchange) Tol Cisumdawu dan Tol Cipali. Kami meminta pengelola Cisumdawu menahan (kendaraan) dengan membuka rest area fungsional,” ujar Mulyo. Tempat itu berada di Km 203 + 400 di jalur ke Jawa Tengah dan Jakarta.
Pihaknya mengimbau pengendara agar mengikuti arahan petugas, seperti tidak berpindah jalur di lokasi yang dilarang. Ia juga meminta pemudik menjaga batas kecepatan, yakni minimal 60 km per jam dan maksimal 100 km per jam. Saat hujan, laju kecepatan tidak lebih dari 70 km per jam.
Secara terpisah, pengamat transportasi dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Sony Sulaksono Wibowo, mengingatkan, mudik aman dan nyaman bergantung pada rekayasa lalu lintas serta kesadaran pengendara, seperti kesiapan pemudik dan kendaraannya.
”Yang paling penting lagi, keselamatan. Waktu berkendara itu maksimal tiga jam. Lebih dari itu, pastikan beristirahat. Minimal 15 menit,” ujarnya. Sony merekomendasikan pemudik agar menikmati perjalanan dengan tidak terpaku hanya di jalan tol, tetapi ke destinasi wisata daerah.
Terakhir, pemudik perlu memantau perkembangan arus lalu lintas di Tol Cipali melalui media sosial X di akun ASTRATolCipali, Instagram (astratolcipali), serta media massa, seperti Kompas.id. Pemudik juga dapat menghubungi nomor Whatsapp Cipali, yakni 08112347600.
Baca juga: Rindu yang Direnggut Maut di Kilometer 72 Tol Cipali