Terobos Pintu Perlintasan KA di Jabar, Sembilan Nyawa Melayang
Peristiwa warga tertabrak kereta api terus terjadi di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sembilan nyawa melayang tertabrak kereta api di wilayah Daerah Operasi 2 Bandung, Jawa Barat, sepanjang tahun 2024. Semuanya dipicu pelanggaran di sekitar pelintasan kereta.
Manajer Humas Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ayep Hanapi, di Bandung, Jumat (22/3/2024), mengatakan, lokasi kejadiannya tersebar di beberapa daerah. Selain Kota Bandung, kecelakaan terjadi di Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Purwakarta.
Semua korban meninggal di lokasi kejadian di sekitar pelintasan kereta api. Tiga adalah pejalan kaki dan enam lainnya pesepeda motor.
”Peristiwa ini menunjukkan perilaku tidak disiplin saat melewati pelintasan kereta api masih terus terjadi. Padahal, akibatnya sangat fatal,” kata Ayep.
Ayep menuturkan, setiap masinis pasti akan membunyikan klakson jika mendekati lokasi yang banyak dilintasi pengguna jalan. Hal ini sesuai standar operasi PT KAI.
Ia mengakui, masih terdapat area pelintasan yang belum dilengkapi fasilitas dan dijaga petugas. Saat ini, terdapat 331 pelintasan di wilayah Daop 2 Bandung. Sebanyak 132 pelintasan dijaga petugas, tetapi 199 pelintasan lainnya tanpa penjagaan.
”Selain warga yang tertabrak kereta, ada juga pelanggaran pengendara motor yang menabrak pintu pelintasan di wilayah Daop 2. Perbuatan para pelaku mengakibatkan tiga pintu perlintasan rusak,” tuturnya.
Abdullah Putra Gandhara dari Humas Komunitas Edan Sepur Indonesia Wilayah 2 Bandung mengatakan, bekerja sama dengan PT KAI, pihak kepolisian, dan pemda setempat, pihaknya mencoba menekan pelanggaran di pelintasan kereta. Semua dilakukan karena korban jiwa akibat pelanggaran itu masih terus terjadi.
Abdullah mengatakan, rata-rata terjadi 600 pelanggaran di area pelintasan KA wilayah Daop 2 Bandung. Ratusan pelanggaran ini terjadi setiap hari.
”Kami rutin sosialisasi keselamatan di setidaknya lima titik pelintasan kereta api di Kota Bandung. Kegiatannya empat kali dalam sebulan. Sekali sosialisasi sekitar tiga jam,” ucap Abdullah.